sembilan

427 92 3
                                    

sembilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sembilan

"Sebenarnya, dewasa bukanlah saat di mana kita bisa memutuskan segala sesuatunya sendirian, tanpa perlu saran dan bantuan dari orang lain Namun, saat di mana kita bisa menerima saran, bantuan, serta kritikan dari orang lain dengan hati lapang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya, dewasa bukanlah saat di mana kita bisa memutuskan segala sesuatunya sendirian, tanpa perlu saran dan bantuan dari orang lain Namun, saat di mana kita bisa menerima saran, bantuan, serta kritikan dari orang lain dengan hati lapang."

***

Christopher tesenyum mengejek Cia yang tengah bersembunyi dari brothers squad dengan menutup wajah dengan rambut panjangnya. "Jadi?" tanya Christopher pada Cia seakan mengabaikan tindakan Cia yang sedang sibuk menaruh rambut panjangnya di depan wajah..

"Apa? Jadi apanya?" tanya Cia dengan bisikan. Ia menatap Christopher dengan alis yang hampir menyatu karena kening yang berkerut dalam.

"Mau jadi istri kakak atau selamanya tidak punya kesempatan untuk menikah?" tanya Christopher dengan santai. Ia menatap Cia penuh dengan raut kemenangan, "Kak Chris gak yakin laki-laki lain akan mampu diikuti terus-menerus saat kencan. Lagipula, belum tentu satu atau dua tahun ke depan mereka memperbolehkan kamu untuk mulai berpacaran dan menikah dengan orang lain yang kamu harapkan."

"Apa Kak Chris gak bisa kasih Cia pilihan lain? Seperti pacaran saja, mungkin? Tidak langsung menikah?" tanya Cia masih dengan bisikan. Ia menurunkan posisi duduknya sedikit agar kursi yang sedang didudukinya dapat menenggelamkan tubuhnya meskipun sedikit.

"Maksudmu?" pancing Christopher. Ia ingin agar Cia menjelaskan secara rinci, bukan membuatnya menebak-nebak sendiri apa yang diinginkan oleh Cia.

"Aduh! Kak Chris benar-benar pintar gak, sih? Kok aku jadi gak percaya sama omongan Kak Marvel kalau Kak Chris selalu juara satu?! Terus kakak ngomongnya jangan santai dan keras gitu dong, nanti didengar brothers squad gimana?" balas Cia dengan kening berkerut. Cia hanya dapat berbisik pada Christopher agar brothers squad tidak dapat mendengar percakapan mereka. Telinga brothers squad sangat tajam di saat penting seperti ini.

"Jadi, apa maumu?" Christopher memajukan tubuhnya mendekati Cia. Christopher ikut berbisik sesuai dengan keinginan Cia.

"Gak bisa kalau cuman pura-pura pacaran lalu putus, gitu? Kan bisa pakai alasan kalau kita akhirnya gak cocok," jawab Cia sambil sesekali melirik brothers squad melalui ujung mata.

Help me, Chris!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang