#2 toko ayah

210 16 0
                                    

Pagi yang cerah ayah dan ketiga anaknya sedang bersiap-siap untuk lari. Itu rutinitas mereka setiap hari Minggu. Pagi ini, Yasmin mau ikut dengan saudaranya untuk lari. Karena, rumah sudah bersih hanya saja sedikit debu yang terlihat.

"Yah, lari nya sudah bisa di mulai?" Tanya Yasmin yang sedang memperbaiki tali sepatu nya.

"Iya! Start nya di rumah, finis nya di depan rumah pak Harto" balas ayah.

"Tumben engga sampai rumah Mpok Nori? Biasanya sampai sana" tanya David ke ayah.

"Ayah malas ke sana, nanti Mpok Nori tanya ini itu" sambung ayah yang sudah siap.

Selesai itu, mereka berempat pun mulai lari-lari kecil. Tapi ayah buat peraturan, siapa yang sampai nya belakang akan mendapatkan hadiah kecil. Mau tak mau mereka harus berlomba untuk sampai dengan rumah pak Harto. Sesampainya di sana, ternya yang paling terlambat sampai adalah Yasmin. Yasmin pun di suruh sama ayah untuk skot jump. Selesai itu mereka semua pun beristirahat sambil mengambil minuman dingin di warung pak Harto.

Pak Harto punya warung jajanan seperti, kerupuk, minuman dingin, dan masih banyak lainnya.

Jarak rumah pak Harto dari rumah ayah hanya selisih sepuluh rumah saja. Itu tidak terlalu jauh. Jika ayah mengambil sampai rumah Mpok Nori, dari rumah ayah sampai rumah Mpok Nori sekitar tiga puluh lebih rumah.

"Yasudah, kita pulang sekarang. Ayah ada janji sama teman ayah" ucap ayah yang baru saja berdiri.

"Jadi... Kita bertiga engga jadi jaga toko dong?" Tanya Brian bahagia.

"Siapa bilang?! Ayah sama mama mau keluar. Tetapi, kalian bertiga harus jaga toko sampai jam enam lewat" ucap ayah yang tak mau di bantah.

"Pasrah deh!" Ucap mereka bertiga bersamaan.

Selesai lari tadi, mereka langsung pulang dan bergantian masuk kamar mandi untuk mencuci badan nya. Karena, badannya di penuhi keringat yang bau.

Selesai mandi, jam sudah menunjukkan pukul satu pas. Mereka bertiga pun berjalan kaki menuju toko ayah. Rumah ke rumah tidak terlalu jauh hanya lima rumah yang menjadi penghalang.

"Jalan kaki panas juga yah!" Ucap Yasmin menutup kepalanya dengan jaket.

Emang panas lah! Ini siang, matahari ada di di atas kepala. Ini tuh suruhan nya Brian untuk jalan kaki. Katanya, kalau jalan kaki kita bisa sehat. Ini tidak sehat lagi, ini malah bisa buat kita tambah sakit.

Sesampainya di toko, mereka bertiga langsung membuka pintu toko. Karena, setiap ayah pulang ayah menutup toko. Toko ayah bernama 'toko bangunan bapak Cahyadi' Cahyadi nama kakek mereka bertiga. Jadi itu ayah memakai nama bapaknya sendiri untuk nama toko.

"Ternya toko ayah luas juga!" Ucap David kagum melihat toko ayahnya yang luas dan lengkap.

"Iya! Aku juga baru sadar, kak. Toko ayah sudah seluas ini" balas Brian.

Barang di toko tertata dengan rapi, dabu saja tidak ada di dalam toko itu. Jika toko bangunan pada umumnya pasti sangat berdebu, tetapi toko ayah berbeda. Toko ayah berwarna, bersih, dan juga rapi.

Saat sedang duduk-duduk, pembeli datang satu persatu ke toko untuk membeli barang yang mereka butuhkan.

"Dek, ada tripleks?" Tanya pembeli ke Yasmin.

Yasmin sebagai kasir dan kakak-kakaknya sebagai pengangkat barang ke motor atau mobil pembeli.

"Ada pak, silahkan ke sana, lihat dulu. Kakak saya ada di sana kok" balas Yasmin dengan lembut dan sopan. Selain bisa jadi dokter, Yasmin juga bisa menjadi seorang kasir.

Ketiga Anak Ayah (Ending)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ