#26 Butterfly

38 4 0
                                    

Seorang gadis berjalan sendiri di tepi jalan raya dengan hujan lebat membasahi di sekujur tubuhnya. Tetapi gadis itu tak merasakan dingin sama sekali, ia tak menggunakan jaket ataupun yang lain, ia hanya penggunaan baju berwarna putih selutut dengan rambut yang di biarkan begitu saja tanpa menggunakan pengikat nya. Matahari tak terlihat lagi, perlahan-lahan ia menenggelamkan dirinya karena ia malu dengan awan gelap yang menurunkan airnya. Hari juga sudah mulai gelap, tetapi gadis itu masih saja berjalan. Hingga ia sampai di tempat tujuan, danau.

Yasmin duduk di atas rerumputan yang sudah basah karena hujan, ia melihat danau dan mengukir senyum nya. Yasmin memeluk lututnya agar tubuhnya tak menggigil, tetapi usahanya tak berhasil.

Yasmin menutup matanya perlahan dan membayangkan jika Lukman berada di sampingnya, pasti Lukman tak tega melihat istrinya kedinginan seperti ini. Saat Yasmin membuka matanya, tiba-tiba penglihatan mulai memburam, yang ia lihat sekarang seorang laki-laki berdiri di hadapannya dan laki-laki tersebut mengulurkan tangannya ke depan. Dan setelah itu, Yasmin pun pingsan.

Hujan mulai redah, terdengar azan Maghrib di mesjid dekat danau. Yasmin samar-samar mendengar azan itu tetapi tak kuat membangunkan dirinya sendiri saat ini.

Amanda jalan kaki bersama kedua sahabatnya, mereka habis kerja kelompok di salah satu cafe dekat danau. Saat Amanda melirik ke arah danau, ia melihat ada seseorang yang terbaring di sana. Ia pun memberanikan dirinya untuk mengecek siapakah dia. Setibanya di dekat sang perempuan, saat Amanda menggeser rambut panjang tersebut, ia kaget bukan main. Itu adalah Yasmin, kakaknya yang sejak sore belum pulang ke rumah. Kata mamah.

Amanda langsung menelfon David dan Gilang untuk menjemput nya di sini menggunakan mobil, Amanda yang melihat tubuh mungil itu langsung memberikannya jaket. Ia tau jika Yasmin sedang kedinginan sekarang. Setibanya David dan Gilang di sana, mereka berdua langsung mengangkat tubuh Yasmin itu masuk ke dalam mobil. Amanda, Fauzi dan Gladisa juga ikut masuk dalam mobil. Mereka mau membawa Yasmin ke rumah sakit, ia takut jika Yasmin kenapa-kenapa. Setibanya di rumah sakit, Yasmin langsung di bawa ke ruang UGD.

Setelah di periksa oleh sang dokter, ternyata Yasmin dinyatakan kena gejala Alzheimer. Atau yang paling umumnya adalah gangguan daya ingat. Kondisi ini bisa menyebabkan pengidapnya menjadi pelupa, bahkan sering melupakan hal-hal baru saja terjadi pada dirinya. Mendengar pernyataan dari sang dokter, David yang tadinya hanya senyam-senyum seketika tak sanggup berdiri. Gilang, Amanda, Fauzi dan juga Gladisa tak menyangka ini terjadi.

David menjatuhkan dirinya di lantai, ia menangis sejadi-jadinya saat ini. Ia tak sangka adiknya terkena gejala ini. Ia tak sanggup lagi untuk mengetik nama ayah di HP-nya, Amanda pun mengambil hp itu dan menelfon ayah untuk memberitahu kabar ini. Setelah menelfon ayah, Amanda membatu David untuk duduk di kursi.

Hanya beberapa menit saja, ayah dan yang lain sudah sampai di rumah sakit dengan keadaan menangis. Apalagi mamah, wanita paruh baya itu langsung masuk ke dalam kamar rawat Yasmin dan memeluk putri nya itu.

"Nak, ini mamah." Ucap mamah mengelus puncak kepala Yasmin.

Mamah tak dapat respon dari sang anak, mamah pun bersuara lagi. "Nak, kamu dengar mamah, kan?" Tanya mamah.

Dan yang ketiga kalinya mamah bersuara, Yasmin masih menutup matanya rapat-rapat. Seakan-akan perempuan itu tak mau melihat orang-orang yang ada di dekatnya meneteskan air matanya. Ayah mendekati mamah dan berucap, "mah, biarkan putri kita istirahat dulu." Ucap ayah menarik tangan mamah untuk keluar ruangan.

Di luar, terlihat dokter yang sedang berbicara dengan Tante Mer. Entah apa yang mereka bicarakan, ayah pun menghampiri dokter dan Tante Mer di luar. Dan ternyata.

"Yasmin sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah masuk satu Minggu. Ibu harus jaga dan merawat Yasmin, itu karena kandungan Yasmin saat ini lemah." Mendengar pernyataan dokter, ayah senang tetapi juga memikirkan kondisi sang anak. Ayah hanya tersenyum dan menatap punggung sang dokter semakin jauh.

Ayah belum bisa mengabarkan ini untuk sang menantu, nanti saja bila ada waktu. Bukan ia merahasiakan, tetapi ayah hanya memikirkan Lukman nanti jika mendengar kabar ini tak konsentrasi bekerja. Ayah hanya memberi tahu kabar ini ke Jessica dan suaminya, ayah berpesan untuknya tak memberi tahu Lukman dulu. Dan ayah juga berpesan untuk semua orang untuk tak memberi tau kabar ini ke Lukman, biar waktu saja yang memberi tahu lelaki itu.

°°🦋🦋🦋°°

Ketiga Anak Ayah (Ending)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant