#28

34 5 0
                                    

Seorang perempuan sedang duduk di ranjang rumah sakit, ia mengangkat tangannya sejajar dengan dada setelah solat subuh. Ia berdoa dengan sangat khusyuk, ntah doa apa yang sedang ia mohon-mohonkan kepada sang pencipta alam semesta agar doanya terkabulkan. Selesai berdoa, ia mengambil benda pipinya itu. Ia ingin melihat apakah Lukman membalas pesan. Saat ia buka, ternyata Lukman tak membalas pesannya. Aktifnya saja dua hari yang lalu, itu berarti Lukman juga belum membalas pesan Yasmin yang pernah. Yasmin pun tersenyum, ia ingin mengirim pesan singkat untuk sang suami.

Yasmin🦋🌑
Aku sangat merindukanmu saat ini
⁰⁵'⁵

Selesai Yasmin mengirim pesan singkat itu untuk Lukman, ia pun beralih memainkan salah satu game yang ada di handphonenya. Hitung-hitung sebagai penghilang stress.

°°°°°°

Yasmin duduk seorang diri di atas kursi kayu buatan ayah, perempuan itu masih menatap bulan dan bintang. Seakan-akan ia titip pesan untuk bulan dan bintang sekarang. Sejak sore tadi, ayah memutuskan untuk membawa pulang sang istri ke rumah. Ia akan merawat sang putri dengan saat baik, tak usah khawatir, dokter mengizinkan Yasmin untuk pulang. Yasmin sudah tak apa-apa, hanya saja ingatannya perlahan mulai menghilang.

Di jauh sana, Lukman juga duduk dan menatap bulan dan bintang. Seakan-akan ia juga menitipkan pesan lewat bulan dan bintang untuk sang istri di jauh sebrang saja. Jika bertanya kenapa Lukman tak memegang HP-nya? HP-nya sekarang sedang di sita oleh sang kapten, itu juga demi kebaikan mereka bersama, kok.

"Sekarang apa kabar, sayang?" Ucap Lukman menatap bulan bintang itu.

Yasmin mengambil handphonenya, ia ingin mengirim pesan lagi untuk sang suami di sana.

Yasmin🦋🌑
[Foto]
Man, apakah kau melihat itu?
²¹'³⁰

Isi dalam foto itu biarkan saja Lukman yang melihat nya, kata Yasmin.

Ayah melihat sang putri sedang memeluk lututnya, ayah pun peka. Lelaki paruh baya itu membawakan sang putrinya selimut kesukaan sejak kecil. Setibanya ayah di samping sang putri, ayah langsung memakaikan sang putrinya selimut itu. "Ini tu selimut kesukaan kamu sejak kecil, sang putri." Ucap ayah dengan sangat lembut.

Yasmin menatap ayah bingung, ia pun bersuara. "Ayah, Yasmin tak ingat, tapi ayah harus bantu Yasmin untuk ingat itu, ya?" Ucapan Yasmin membuat hati sang ayah nya seakan-akan di sobek oleh pisau yang tajam.

Ayah pun membalas ucapan sang putrinya dengan senyuman, ia sudah tak sanggup lagi untuk berbicara dengan anaknya itu, ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam dan menyuruh Tante Merry untuk keluar membantu Yasmin bicara di luar.

Setibanya Tante Merry di dekat sang keponakan, Tante Merry pun memegang tangan lentur itu dan berucap. "Sayang, ayah kamu cepat sekali rapuhnya. Jadi, jika kamu tak ingat tentang ayah ucapkan, cukup diam dan membalas dengan senyuman." Pesan Tante Merry untuk sang keponakan. Yasmin pun mengangguk.

Brian yang muncul dari pintu, ia menampilkan wajahnya saja tanpa badannya. Brian berbisik kepada Tante Mer untuk segera masuk dan biarkan Yasmin duduk sana. Brian tahu jika adiknya saat ini mau menatap bulan nya yang sangat indah. Tante Mer pun masuk bersama dengan Brian, Yasmin pun melanjutkan pandangan ke langit.

Hingga malam semakin larut, Yasmin pun memutuskan untuk masuk ke dalam menghangatkan tubuhnya yang sangat menggigil sekarang. Setibanya di dalam, semua orang orang sudah bobo cantik di tempatnya masing-masing, kecuali Amanda. Gadis itu menunggu kakaknya masuk, ia ingin menemani Yasmin tidur. Itu juga karena pesan ayah, ayah sangat khawatir dengan anaknya tetapi malu-malu untuk bilang.

Yasmin pun langsung menyuruh Amanda untuk masuk ke dalam kamar bersama dengan dirinya, di dalam kamar itu tidak berubah sama sekali. Hanya saja sprei yang selalu terganti karena kotor.

°°🦋🦋🦋°°

Ketiga Anak Ayah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang