#33 meminta doa yang sama di setiap solat

22 4 0
                                    

Laki-laki bersarung putih, dan berkopiah sedang menjadi imam untuk sang kakak dan juga adiknya. Ia adalah Gilang, ini baru pertamakali nya menjadi imam untuk solat. Itu karena Yasmin yang menyuruhnya, laki-laki itupun mendengar apa kata sang kakak.

Sujud pertama rakaat terakhir, Yasmin masih bisa menahan bendungan itu. Tetapi pada sujud terakhir di rakaat terakhir, ia tak bisa menahannya lagi. Ia meneteskan demi setetes air matanya hingga membasahi sajadah punya miliknya.

'assalamualaikum warahmatullah'

'assalamualaikum warahmatullah'

Salam terakhir, Yasmin masih saja menurunkan butiran-butiran air matanya. Hingga membuat Amanda tak bisa apa-apa, gadis itu hanya menatap kakaknya yang sedang bersedih.

Yasmin mengangkat tangannya sejajar dengan dadanya, ia ingin berdoa kepada sang pencipta alam semesta ini. Ia tak mempermasalahkan siapa yang melihatnya sekarang, yang ia pikirkan hanya doanya segera di kabulkan.

"Ya Allah, aku kembali lagi dengan doa yang sama. Aku mohon kepadamu untuk selamatkan suami hamba di sana, dan bantu aku untuk mengingat semuanya." Doa Yasmin sekarang tak begitu panjang, ia hanya mendoakan untuk suaminya yang ada di sana.

Selesai solat dan berdoa kepada sang pencipta, Yasmin memanggil nama adiknya. Ia ingin adiknya mencium tangannya itu, andai Gilang lebih tua dari Yasmin, pasti Yasmin yang mencium tangan Gilang itu. Tetapi Yasmin yang tua, makanya Gilang yang mencium tangan kakaknya. Jika Amanda, gadis itu mencium tangan abangnya.

Perempuan Lukman sedang duduk di ujung ranjang, ia menatap ponselnya dengan tatapan bahagia. Ntah apa yang ia tatap, hingga wajahnya seperti memerah layaknya bunga mawar. Amanda melihat kakaknya seperti itu, gadis itu kepo. Ia mendekati Yasmin, ia mau melihat apa yang sedang Yasmin tatap. Dan saat Amanda tiba di samping kakaknya, ternyata Yasmin sedang menatap pesan singkat yang ia kirim ke suaminya.

Yasmin🌑🦋
I love you
⁰⁵'⁴⁸


Amanda melihat pesan itu seketika mengembangkan hidungnya, ia bingung dengan perempuan yang ada di sampingnya ini. Baru pesan segitu, bapernya minta ampun.

Amanda meninggalkan Yasmin yang masih duduk di ujung ranjang, ia memutuskan untuk membersihkan badannya terlebih dahulu.

Keadaan di rumah ayah tak bisa di jelaskan, ada yang mencari kaos kaki, ada yang cari baju seragam, ada yang cari kunci motor. Pokonya di pagi hari ini di rumah ayah, semuanya pada sibuk tanya ini itu. Kedua anak ayah menginap di rumah ayah, makanya pagi ini sangat sibuk. Mereka berdua tak enak hati meninggalkan ayah di rumah, makanya ia meninggalkan rumahnya sendiri hanya untuk menemani ayah dan juga mamah di rumah.

"Ra, sepatu aku mana?"

"Sya, kaos kaki yang kamu keringin semalam udah kering belom?"

"Ra, ikat pinggang aku mana?"

"Ra, kamu di mana, sih?"

"Sya, kok engga jawab, sih? Aku buru-buru nih, nanti David duluan masuk kamar mandi dari pada aku." Ucap Brian yang mencari istrinya.

Nasya memasang wajahnya pasrah nya di dapur, ia berjalan ke dekat suaminya. Ia memegang kaos kaki untuk ia kasih ke suaminya.

"Kaos kaki semalam belum kering, kamu pakai ini aja, ya?!" Ucap Nasya.

Setelah Brian mendapat kaos kaki, ia langsung berlari ke arah kamar mandi. Ia tak mau jika David yang masuk duluan, tetapi usahanya tak membuahkan hasil. David lebih dulu masuk, Brian pun memutar bola matanya malas.

"Dek, udah mandi?" Teriakan Yasmin di depan rumah yang sedang menyiram tanamannya.

"Kak, minta uang." Ucap Gilang menghampiri Yasmin yang sudah siap ke kampus.

"Ambil di dompet kakak ya, dek." Balas Yasmin tanpa melihat adiknya sama sekali.

Gilang langsung saja masuk ke dalam kamar kakak itu, ia tak macam-macam. Ia hanya mengambil selembar uang seratus ribu rupiah dan keluar dan mencium punggung tangan manis kakaknya itu.

"Hati-hati, dek. Jangan ngebut ngebut." Pesan Yasmin untuk adiknya itu.

Amanda yang masih berada di kamar mandi, gadis itu sepertinya tak mempermasalahkan dirinya akan telat. Beda dengan Gilang, semenjak ia sudah kuliah, ia tak ingin telat lagi.

Yasmin yang sudah siap-siap, tetapi Amanda masih mandi cantik. Perempuan Lukman itu langsung mengetuk pintu kamar mandi, ia memberikan adiknya isyarat untuk segera keluar dari sana.

"Dek, kalau mandi engga usah lama. Nanti kamu telat." Ucapnya yang selesai mengetuk pintu kamar mandi.

Beberapa menit Yasmin menunggu di teras rumah, akhirnya Amanda keluar dengan seragam lengkapnya.

"Lain kali kalau mandi engga usah lama ya, dek." Ucap Yasmin berjalan ke arah mobil.

"Iya, kakak." Balas Amanda mengikuti kakaknya dari belakang.

Di kampus, Gilang terlihat beda dari hari-hari yang berlalu. Dulu, jika ia sudah sampai di kampus, pasti laki-laki itu akan heboh di dalam kelas. Tetapi saat ini berbeda, ia nampaknya sedikit pendiam. Ntah apa masalahnya, tak tau jugalah.

"Lo kenapa, Gil? Sakit?" Tanya salah satu teman Gilang.

"Gua engga apa-apa." Balas singkat Gilang.

"Engga kenapa-kenapa, apa?" Ucapan itu membuat Gilang menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya.

"Kepo banget sih, Lo, Jak" Ucap Gilang.

Nama temannya Gilang itu Jaki. Sebenarnya namanya Jaya Karim. Tetapi Gilang menyingkatnya menjadi jaki, Jaya Karim.

°°🦋🦋🦋°°

Ketiga Anak Ayah (Ending)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt