#25

43 5 0
                                    

Sebulan telah berlalu, kini Yasmin duduk di atas ranjangnya dan menatap keluar jendela. Ia melihat bintang bintang yang tampil cerah saat ini, cuaca juga baik. Ia mendukung saat ini, membuat Yasmin tak sedih lagi. Bulan dan bintang sangat ini indah di pandang saat hati sedang rapuh, dan itu yang di lakukan Yasmin sekarang. Suara lembut memanggilnya sejak tadi tak ia tanggapi, sejak sore hingga jam delapan ia selalu saja di tempat duduknya yang tak pernah berubah. Suara lembut itupun akhirnya lelah memanggil nama Yasmin, ia pun memutuskan untuk masuk saja ke dalam kamar sang pecinta rembulan itu. Setibanya di dalam kamar Yasmin, Amanda yang pemilik suara lembut itu langsung mendudukkan bokongnya di samping Yasmin. Amanda tau apa yang sedang kakaknya pikiran, Amanda pun memulai bicara duluan.

"Kak, bang Lukman akan baik-baik aja, kok, di sana" ucap Amanda menatap binar mata Yasmin.

Amanda tak mendapat respon dari sang kakak, Amanda pun mulai berjalan menuju jendela. Ja ingin menutup jendela itu agar sang pecinta rembulan itu menanggapinya. Selesai ia menutup jendela, sang pecinta rembulan itu masih saja tak memberikan respon untuknya. Amanda pun lelah, akhirnya ia memanggil ayah untuk melihat anaknya sekarang.

Yasmin mengajak mamah, ayah, Tante Mer, Gilang dan juga Amanda untuk menginap di beberapa hari ini, Yasmin tak enak badan. Makanya Yasmin mengajak orang rumah. Jika mencari David dan Brian, mereka berdua sudah memiliki rumah masing-masing, baru beberapa hari ia pindah ke rumah barunya. Dan sekarang rumah ayah sangat sepi, seperti hati Yasmin sekarang.

Setibanya Amanda di dekat ayah, Amanda langsung ucapakan apa yang ia lihat barusan. "Yah, kak Yasmin seperti orang kesurupan, kak Yasmin engga balas ucapan aku." kata Amanda membuat ayah langsung meninggalkan film dan kopi nya itu. Ia langsung menghampiri anaknya di kamarnya.

Sesampainya ayah di dalam kamar Yasmin, ayah melihat anaknya itu menangis tetapi tak bersuara. Ayah menghampiri Yasmin dan mengelus punggung anaknya, "nak kamu kenapa?" Tanya ayah kepada anaknya.

Yasmin membalikkan badannya dan menatap ayah dengan tatapan kosong, seketika ayah langsung memeluk anaknya itu. Ia tau apa yang sedang anaknya pikiran, "nak, kamu jangan seperti ini, ini pertama kalinya ayah lihat kamu kayak gini, nak." ucap ayah.

Saat Yasmin hendak mengucapkan satu kata untuk ayah, tiba-tiba Yasmin menjatuhkan badannya di atas ranjang. Ayah melihat itu langsung panik, Yasmin tak bersuara apapun saat ini. Wajahnya pucat, air matanya masih menetes tak berhenti. Ayah menyaksikan itu langsung memanggil mamah dan Tante Mer melihat Yasmin yang seperti ini.

Mamah berada di samping Yasmin, wanita paruh baya itu mengelus lembut puncak kepala Yasmin dengan iringan isakan di buatnya. Perlahan mamah berbisik di telinga Yasmin dengan sangat amat pelan, "nak, mamah tau perasaan kamu saat ini. Tapi kamu engga boleh terlarut dalam kesedihan, coba lihat mamah." Ucap mamah tetapi dapat respon sama sekali dari pecinta sang rembulan.

Di luar sana terdengar suara David dan istrinya, ia malam ini memutuskan untuk menginap di rumah Yasmin. Katanya, ia mau menemani adiknya yang sedang kesepian itu. David yang tak tahu diri langsung saja masuk tak memberi salam ataukah ketukan, itu sudah kebiasannya jika ia bertamu ke rumah orang terdekatnya. Zahra hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan suaminya ini. Mereka berdua melihat tak seorang pun di ruang tengah, ia pun langsung masuk ke kamar Yasmin dan melihat keadaan di sana.

David yang tadinya happy seketika lemah, itu karena ia melihat adiknya yang tak berdaya terbaring di atas ranjang. David langsung menghampiri sang pecinta rembulan itu. Mamah menatap David dan berucap, "adik kamu baik-baik aja, sayang." Ucap mamah mengelus rambut David yang sedang memeluk sang adik.

Zahra yang melihat tas yang berisikan alat-alat beserta obat-obatan Yasmin, perempuan itu langsung mengambil tas tersebut. Ia bermaksud untuk memeriksa kondisi Yasmin saat ini. Selesai memeriksa Yasmin, tak ada yang harus di khawatirkan. Hanya saja perempuan itu kurang tidur, makanya ia pingsan. Semua orang mendengar pernyataan Zahra lega.

Semuanya pun meninggalkan Yasmin sendirian di kamar, kecuali Amanda. Mamah berpesan ke Amanda untuk menjaga Yasmin, Amanda dengan senang hati. Ia juga merasa kangen dengan kakak sepupunya itu, karena akhir-akhir ini ia jarang bertemu.

Saat Amanda asik-asiknya bermain handphone, tiba-tiba handphone yang ada di dekatnya berbunyi menampilkan nama Lukman🦋. Seketika Amanda bingung, apa yang harus ia ucapkan ke Lukman saat ini. Yasmin belum sadar juga, Amanda yang mau tak mau ia harus mengangkat telfon itu. Takut nanti Lukman semakin khawatir jika tak dapat kabar dari perempuan nya.

"Hallo, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Tunggu, deh, kok beda?"

"Iya, bang, ini aku Amanda. Kak Yasmin udah tidur dari tadi, makanya aku yang angkat."

Amanda yang tak pernah berbohong seketika berbohong sekarang, ia takut jika Lukman khawatir dan tak fokus kerja.

"Yasudah, kalau gitu, kamu juga harus tidur. Besok kamu sekolah, dek. Titip salam buat Yasmin, dek." Ucapnya di akhiri dengan salam.

Amanda pun lega, akhirnya ia memutuskan untuk tidur. Ia tak mau telat ke sekolah, ia mau balas dendam ke Intan ke sasar itu, besok.

°°°°°°

Ayam berkokok di pagi hari membuat sang pencinta rembulan di buat bangun karenanya. Ia perlahan membangunkan badannya tetapi tak kuat, seluruh badannya terasa di injak dengan seseorang. Amanda tersadarkan karena gerak Yasmin, Amanda pun membantu Yasmin untuk berdasarkan di penyadaran kasur.

"Apa yang terjadi semalam, dek?" Tanya Yasmin.

"Kakak pingsan." Jawab Amanda.

Amanda memutuskan untuk bersiap-siap ke sekolah, Gilang sekarang masih tertidur syantik di atas sofa, ia tidur bersama David. Tante Mer, Zahra dam juga mamah sedang berada di dapur. Ia sedang sibuk memasak untuk semua orang.

Pecinta rembulan itu meraih benda pipinya di sampingnya, ia ingin melihat apakah suaminya mengirimkan pesan. Dan ternyata benar, Lukman mengirimkan pesan untuk istrinya.

Lukman🦋
[Foto]
Jika hati ini bisa di belah, mungkin kamu melihat di dalamnya ada dirimu di sana.
²²'³⁰

Yasmin tersenyum dan membalas pesan itu.

Yasmin🦋🌑
[Foto]
Tak terbelah pun aku sudah tau.
⁰⁶'⁰⁷

Tak ada semenit, Lukman langsung membalas pesan yang di kirim oleh sang istri.

Lukman🦋
Kabarnya gimana, sayang? Sehat, kan?
⁰⁶'⁰⁷

Yasmin🦋🌑
Alhamdulillah, di sana baik-baik aja, kan?
⁰⁶'⁰⁸

Lukman🦋
Alhamdulillah, kalau gitu kamu mandi, ya. Kalau udah mandi, makan, trus kamu harus semangat kerjanya.
⁰⁶'⁰⁹

Yasmin tak mengirimkan pesan lagi untuk sang suami, ia berjalan menuju ruang tamu dengan tubuh yang masih terasa sakit. Ia menguatkan dirinya agar ia cepat sembuh, saat tiba di ruang tamu, Yasmin melihat David, Gilang, dan juga ayah masih tidur syantik. Yasmin yang jail langsung mengelus telapak kaki adik dan kakaknya, seketika mereka berdua bangun. Mereka pun pasrah, jika saja Yasmin tak sakit, mungkin mereka berdua mengejar Yasmin hingga perempuan Lukman itu ngos-ngosan.

Keharmonisan rumah tercipta lagi, itu karena Brian dan istrinya datang ke rumah adiknya. Seketika itu kembali membuat judul baru di pagi hari.

Brian yang tak mandi sebelum ke rumah Yasmin, laki-laki itu hanya memakai sarung dan baju kaos di tubuhnya. Di rumah Yasmin untung memiliki kamar mandi dua, jika satu, Brian akan berteriak agar Amanda mandi dengan cepat.

Meski memiliki dua kamar mandi, tetapi tetap teriak. David yang tai nya sudah di ujung berteriak mengetuk kedua pintu kamar mandi itu, ia sudah tak tahan lagi. Tetapi kedua manusia itu seakan-akan tak mendengar ketukan dari David. Seketika tingkah laku David membuat seisi rumah tertawa, Yasmin yang juga melihat itu juga ikut tertawa.

°°🦋🦋🦋°°

Jika kamu bertemu orang yang pas buat kamu, kamu akan merasakan kenyamanan di dalam diri kamu.

Ketiga Anak Ayah (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang