BAGIAN SEPULUH

71 35 7
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Suatu amanah yang kita terima harus bisa kita jalankan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan kita. Karena itu adalah suatu bentuk kepercayaan seseorang kepada kita."

↭↭↭

"Belajar untuk mengetahui hal-hal baru itu tidak harus menunggu waktu berapa lama kita hidup, namun dari kita lahir dan tiba ke dunia ini pun banyak hal yang harus kita ketahui, dan tentu itu akan menjadi sebuah pengalaman terbaik untuk kita dimasa nanti."

↭↭↭

      "TUH!"

Sahut Rusyda menunjuk kepada Syahla yang tampak kesusahan membawa kopernya.

Untung tidak membawa barang segudang, karena satu koper saja Syahla sudah kewalahan.

Ketiga laki-laki itu terdiam memperhatikan Syahla yang hendak berjalan kebingungan sendirian seakan-akan sedang mencari sesuatu.

Dengan sigap Naufal merebut kembali kertas yang ia berikan tadi kepada Rasyid, dan kemudian ia menghampiri Syahla duluan.

"Assalamualaikum, ukhty." sapa Naufal ramah.

Syahla tercekat, bukannya menjawab salam tapi ia perhatikan Naufal dengan lekat.

Seperti ada sesuatu yang mengganjal, begitu pun dengan yang Naufal rasakan saat ini.

Kedua rupa mereka dari pandangan masing-masing seperti tak asing lagi bagi mereka.

"Ukhty?" sahut Naufal menyadarkan Syahla yang terus menatapnya fokus.

"Ah, iya." Syahla terkekeh pelan.

"Maaf, nama ukhty siapa, ya? Saya mau tulis untuk keterangan kelengkapan barang-barang ukhty di kertas ini." jelas Naufal memberitahu maksud tujuannya menghampiri gadis itu.

"Syahla." jawab Syahla apa adanya.

Naufal dibuat kaget, ia pun menatap Syahla serius.

"Syahla.. Apa?" tanyanya.

"Apa bener yang sedari tadi gue pikirin?" batin Naufal berucap.

"Syahla Raudhattunnisa."

Lagi lagi Syahla memberikan namanya yang belum pasti:v.

Mendengar itu, Naufal menghela napasnya pelan. Ternyata bukan perempuan ini lah yang ia cari selama ini.

Mungkin hanya rupa yang cukup sama saja.

"Oh.. Syahla Raudhattunnisa." Naufal ingin menuliskan nama itu di kertasnya, baru saja ia menulis 'Syahla' namun dengan secara tiba-tiba Syahla menghentikan tindakan Naufal ini.

"Astagfirullah, tunggu." ujar Syahla, berhasil menghentikan tingkah lelaki itu.

Naufal mendelik, memandang Syahla bingung.

"Kenapa?"

"Syahla lupa, tadi kata kakak santri yang kerja disana, nama Syahla ngikutin sesuai akta kelahiran."

"Emangnya namanya siapa?" Naufal hendak menghapus nama yang telah ia tulis.

"Syahla Rachella Leona." ucap Syahla.

Mendengar ucapan gadis itu, Naufal refleks menghentikan tingkahnya dan menatap Syahla kaget.

"Lo Lala?" Naufal tersenyum lebar.

NAHNUWhere stories live. Discover now