BAGIAN LIMABELAS

80 31 12
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Hakekatnya, dua hal yang bisa mengahalang seseorang untuk bertakwa, pertama Syahwat atau Hawa Nafsu, dan yang kedua Syaitan"
 
↭↭↭


        RASYID menghentikan langkahnya, mengendap-endap memasuki area perempuan, tepatnya di kantin putri. Matanya menyapu seluruh sudut tempat sekitarnya. Mencari sosok yang terus menghantui pikirannya.

"Mana, ya?"

"Gue mah udah baik-baik mau ngebalikin ini, tapi orang yang gue baikin nolak kebaikan gue." tuturnya sendiri.

"Kalo ingkar janji, awas aja."

-Flashback On-

"Syahla!" teriak Rasyid, keluar dari masjid. Berlari mengejar gadis yang tengah berjalan sendirian tertinggal paling belakang.

Syahla menoleh, mencari pemanggil.

Ia mengangkat alisnya, bingung. Siapa yang memanggilnya?

Melihat Rasyid yang berlari menghampirinya, apa mungkin dialah yang memanggil namanya tadi?

Raut wajahnya menjadi heran, keningnya berkerut.

"Itu siapa?" batinnya.

"Akhirnya, gue bisa nyuci mata lagi." celetuk Rasyid, menghadap gadis itu dengan senyuman yang tak pudar-pudar.

Syahla tak bergeming, takut.

"Sa.. Saya pergi duluan, assalamualaikum." pamit Syahla kaku, pergi meninggalkan Rasyid yang dibuat kecewa.

"Eh tunggu!"

Syahla menghentikan langkahnya, namun tak berani membalikan tubuhnya.

Jujur, ia tak tahu pasti siapa yang memanggilnya. Ia hanya tahu, ada seseorang yang rupanya tak jauh beda dengan Rusyda. Dan memang, ia lebih mengenal nama Rusdya, jadi ia berpikir orang itu adalah Rusdya.

Ia malu untuk menghadap lelaki itu.

"Entar habis ke kamar, temuin gue di area kantin putri jam dua." jelas Rasyid dengan sedikit berteriak.

Takut kurang jelas. Apalagi jarak mereka kali ini cukup jauh, mengingat Syahla yang belum apa-apa sudah menghindar duluan.

Syahla manggut-manggut, langsung pergi berlari kecil. Rasyid tersenyum kecil melihatnya.

"Ngegemesin."

-Flashback Off-

"Assalamualaikum." seseorang berdiri tepat dibelakang Rasyid.

Rasyid tersenyum, suara yang ia dengar adalah suara perempuan. Tak mencernanya dengan baik, Rasyid langsung berpikir itu adalah seseorang yang tengah dinantikannya sejak tadi.

Saking setianya menunggu, pendengarannya pun bisa ngelantur kemana-mana.

"Syah-"

"La?"

Rasyid melihat orang itu kaget. Berlainan dengan ekspektasinya.

NAHNUWhere stories live. Discover now