BAGIAN DUABELAS

78 35 24
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Sebagai tambahan pengetahuan dalam diri, maka perbanyaklah mempelajari hal-hal yang baru."

↭↭↭

     TERNYATA gerak-gerik Rasyid, apa yang terjadi pada Rasyid tadi, semuanya Rusyda amati. Diam-diam saudara kembar layaknya es itu membuntuti kemana si api pergi. Karena Rusyda tahu, alasan Rasyid itu tidak seusai dengan rencananya. Bilangnya apa, tapi ngerjainnya apa, Rusyda sangat paham karakter Rasyid.

Bukan berarti Rasyid pembohong, tapi dia itu gampang goyah dan keras kepala. Niatnya begini, tapi nanti yang dikerjakan malah melenceng dari akal pikir yang sudah direncanakannya.

Rusyda menatap Rasyid tak suka, tatapannya terlihat datar, tapi keliatan kalo Rusyda emang lagi genek ama seseorang.

"Puas zina matanya?"

Rasyid melongok, tak menjawab. Pikirannya kemana-mana setelah Rusyda mengatakan kata 'Zina' kepadanya? Karena dipikirannya zina itu ya hubungan tak layak antara lawan jenis yang belum mahram.

Rusyda paham, melihat raut wajah Rasyid yang kebingungan, pasti si Rasyid lupa.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, mata itu juga berzina, begitupun dengan hati yang juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat sesuatu yang diharamkan. Contohnya lawan jenis yang bukan mahram kita,"

"Zina terbagi menjadi tiga, yang pertama itu zina Al-Laman, yakni bisa terjadi melalui pancaindera,"

"Jenisnya ada tiga, pertama Zina Ain yang dilakukan oleh mata ketika memandang lawan jenis dengan memakai nafsu,"

"Kedua Zina Qalbi yakni zina yang dilakukan hati atau pikiran ketika memikirkan lawan jenis dengan perasaan bahagia,"

"Ketiga Zina Lisan, yaitu zina yang dilakukan lisan ketika membicarakan lawan jenis dengan perasaan senang."

Papar Rusdya panjang lebar, memuraja'ahkan ingatan Rasyid. Ilmu itu penting, jika dilupakan sangat disayangkan. Walau nyatanya..

'The disaster of knowledge is forgetfulness'

'Bencana ilmu itu adalah lupa.'

"Kayak lo gak pernah aja." Rasyid pergi meninggalkan Rusyda yang hanya bisa beristighfar.

"Gue cuman coba ngingetin. Tapi ya gitu, keras kepala."

"Eh?" kedua mata Rusyda terbelalak, ia pun mengejar Rasyid, menghampirinya.

"Cit, balikin," pinta Rusyda tiba-tiba.

"Balikin apaan?"

"Name tag, gue tau name tag cewek itu dicuri lo," celetuk Rusyda apa adanya.

"Dicuri apaan? Udah jelas, gue tuh mau nolongin bukannya nyuri." ralat Rasyid tak terima dirinya dituding pencuri oleh saudaranya sendiri.

"Balikin ke gue," pinta Rusyda dengan nada memaksa.

"Enak aja. Mau apa emang? Mau balikin ke Syahla? Awas ntar zina mata juga lo!" pungkas Rasyid seenaknya, pergi belari menuju perpustakaan.

"Ck."

↭↭↭

Hari telah berganti, tiga hari telah berlalu. Para santri ponpes Riyadhuttamami bersuka ria menyambut hari yang telah mereka tunggu-tunggu.

NAHNUWhere stories live. Discover now