BAGIAN ENAMBELAS

70 31 6
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
   
"Fitnah yang berbahaya itu banyak didapat dari seorang perempuan."

↭↭↭

      SYAHLA dan Rasyid terperanjat seketika, kaget mendengar suara pukulan yang besar secara tiba-tiba. Bagaikan kisah seorang polisi yang mendobrak pintu untuk menggeledah rumah yang ditempati mereka yang berbuat tak senonoh, kalau di filmkan.

Tapi tidak, Syahla dan Rasyid tidak melakukan sesuatu yang melenceng. Tapi, apakah berpegangan dengan lawan jenis yang bukan muhrim itu tidak dosa?

Jelas, itu adalah salah satu maksiat tangan. Apalagi jika ditambah dengan saling bertatapan, maka maksiat mata pun akan terjadi. Sedang maksiat itu tak terlepas dari ganjaran dosa, maka dosalah imbalan dari kejadian ini.

"Gimana ilmu mau masuk kalo maksiat terus." cibir Nazifa, memutarkan bola matanya, tak berani menatap korban dari suara pukulannya pada pintu tadi.

Ternyata Nazifa-lah yang mengagetkan mereka, gadis itu memukul pintu kantin kasar secara tiba-tiba, berhasil menyadarkan Rasyid dan Syahla yang tengah terlena dengan sentuhan berujung dosa.

Jujur, sedari tadi Nazifa memperhatikan tingkah mereka berdua dari belakang kantin, menyaksikannya hingga selesai. Dia berani keluar dan angkat bicara ketika perbuatan yang membahayakan telah terjadi.

"Perempuan bisa ngehasilin banyak fitnah, Syid," cetus Nazifa sembari menatap Rasyid singkat.

"Zifa pikir cuman mau ngasih name tag, terus urusannya beres. Ternyata pegang-pegangan dulu."

"Resleting mulut lo Zif. Kalo lo gak tau apa-apa jangan asal nyolot gitu dah." timpal Rasyid, nada suaranya terdengar tidak enak ditangkap telinga.

Sungguh, kejadian ini terdapat unsur 'Ketidaksengajaan'. Rasyid tidak tahu apa-apa soal ini, apalagi Syahla. Walau sempat Rasyid hampir tertarik dengan hawa nafsunya tadi.

Nazifa menyimpan kedua tangannya didepan dadanya, melipatnya dan kemudian melirik kearah Syahla yang terus terdiam, namun terlihat secara pasti tubuh Syahla bergetar hebat.

Gadis itu ketakutan.

"Syahla, kayaknya kamu baru pertama kali disentuh sama laki-laki, ya?" tebaknya. Syahla manggut-manggut, memang benar sepanjang masa hidupnya sejak dia kecil hingga sekarang ia tidak pernah bersentuhan dengan lelaki yang tidak ada hubungan darah dengannya. Walaupun ia pernah hidup dalam keadaan bebas karena agama yang diyakininya kelam, ia tetap apik dalam hal itu.

Percaya atau tidak, falling in love pun she is never felt it.

"Ayah lo kan laki-laki," gusar Rasyid, sesuai fakta namun menyimpang dari yang Nazifa maksud.

"Diem, jangan nyerocos mulu, kayak perempuan." tukas Nazifa sebal.

"Gimana rasanya? Mau lagi?" tambahnya, terdengar serius.

Syahla menggeleng, kedua bola mantanya berkaca-kaca, nampaknya ia ingin meneteskan airmatanya sekarang juga.

"Syahla gak tau apa-apa ukhty." tutur gadis itu dengan suara yang lemah.

NAHNUWhere stories live. Discover now