Chapter 3

4.5K 312 15
                                    

Miranda memejamkan kedua mata nya saat sudah sampai di Indonesia beberapa menit lalu. Sudah 3 tahun dirinya tidak datang ke sini karena saat liburan Daddy nya melarangnya untuk datang dan menyuruhnya fokus belajar agar mendapatkan nilai bagus.

"Akhirnya aku pulang." gumam nya senang.

"Nona Miranda!" panggil seseorang membuat Miranda menoleh. Pria tua itu berjalan mendekati Miranda.

"Nona sudah sampai. Saya sudah menunggu Non Mira." ucap Ilyas supir yang menjemput nya.

"Iya, Pak. Daddy dan Ester datang?" tanyanya mencari ke sana kemari tetapi tidak ada Daddy dan kakaknya.

"Hm, Pak Peter dan Non Ester sudah menunggu di rumah." jelas Ilyas dan mereka pun bergegas menuju mobil. Sepanjang perjalanan Miranda menikmati udara kota Jakarta. Meski hari ini sangat panas tetapi Miranda merindukan nya. Beberapa menit akhirnya mereka sudah sampai. Miranda keluar dan masuk ke dalam rumah dengan tidak sabar.

"Aku pulang!" teriaknya membuat Peter dan Ester yang sedang duduk tersentak. Dirinya langsung menghambur memeluk Peter dan Ester secara bergantian.

"Mira? Kau kah itu?" tanya Ester terkejut melihat perubahan adiknya itu. Adiknya itu sangat cantik dengan dress selututnya. Rambut lurus dengan warna coklat semakin membuat Ester terkagum.

"Tentu saja Est! Kau pikir aku siapa! Hantu?" kekehnya melihat wajah terkejut Ester.

"Mira, kau pasti lelah, istirahatlah ke kamar." ujar Peter kepada putrinya. Miranda mengangguk karena memang dirinya sangat lelah sekali berjam-jam di dalam pesawat.

"Ya, Dad."

****

"Mira, bangun." suara itu berhasil membuat tidurnya terusik. Miranda membuka matanya dan melihat Ester sudah ada di depan nya.

"Est? Ada apa?" tanya nya bingung karena Ester membangunkan nya.

"Sudah pukul 6 sore. Kau mandilah, lalu ganti pakaianmu dengan yang bagus." ujar Ester membuatnya bingung.

"Mandi? Memangnya kita mau kemana?" tanya nya heran. Apakah mereka akan makan malam bersama?

"Kita akan ke rumah Steve. Hm, sebentarnya 3 hari lagi aku akan bertunangan dengan Steve." beritahu Ester. Tubuhnya menegang kaku mendengar mereka akan bertunangan tetapi sebisa mungkin Miranda bersikap biasa.

"Bisakah aku tidak ikut? Aku lelah sekali." kata Miranda pelan. Seketika Ester terdiam mendengarnya lalu menatap cukup lama kearah adiknya.

"Baiklah." jawab Ester lalu pergi meninggalnya Miranda yang bersandar di ranjangnya.

Miranda pikir sudah siap bertemu dengan Steve tetapi nyata nya dirinya belum siap. Luka itu masih terasa sangat besar saat Steve menolak cinta nya dan memilih Ester. Dering ponsel berbunyi dan nama Betty tertera di layar ponselnya. Miranda langsung mengangkat nya dengan panik sebab dirinya belum mengabari Betty bahw ia sudah sampai.

"Halo."

"Nona sudah sampai?"

"Maaf, aku lupa memberitahu mu. Aku terlalu senang bertemu dengan Daddy dan Ester." sesalnya. Sebenarnya Miranda sedih Betty tidak ikut bersama nya ia sudah menganggap Betty sebagai Mommy nya sendiri tetapi Betty tidak ingin ikut bersama nya karena beberapa alasan.

"Tidak apa-apa Nona. Saya senang Nona Mira sudah sampai."

"Betty. Apa aku bisa menghadapi semua ini?" tanya nya pelan. Hening beberapa saat sampai Betty menjawabnya.

"Tentu. Nona wanita kuat. Nona bisa menghadapi semua ini." nasihat Betty membuat Miranda terdiam.

Ester dan Peter akan bersiap ke dalam mobil tetapi kedatangan Miranda membuat mereka semua terkejut.

The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)Where stories live. Discover now