Chapter 15

4.4K 287 27
                                    

"Maaf, karena aku kau dan Daddy mu bertengkar. Kau juga tidak merayakan ulang tahun Mommy mu karena mengantarku pulang. Sekali lagi maaf." Miranda menunduk sedih mengingat pertengkaran Steve dengan Daddy nya tadi. Apalagi Steve memutuskan tidak bergabung untuk merayakan ulang tahun Mommy nya karena mengantarnya pulang itu membuatnya semakin sedih dan merasa sangat bersalah.

"Kau tidak perlu memikirkan soal tadi. Daddy memang seperti itu." jelas Steve membuat Miranda mengangkat wajah nya memandang Steve.

"Daddy mu memang mengatakan kebenaran Steve. Aku tidak pantas bersama mu. Aku juga tidak bisa seperti Ester yang sempurna. Aku hanya Miranda yang tidak bisa apa-apa." perkataan Miranda jelas saja membuat Steve kesal bahkan dirinya memukul setir sampai Miranda terkejut.

"Ester dan Ester! Kenapa kalian selalu membawa nama Ester! Aku bahkan sudah tidak memikirnya nya lagi tetapi kenapa kalian selalu membawa nama nya!" geram Steve sudah bosan nama Ester terus saja di sebut.

"Bukan seperti itu Steve. Kami tahu kau berbohong. Kau pasti memikirkan Ester karena kau masih sangat mencintainya. Kau hanya sedang marah karena Ester bertemu dengan Javi." jawab Miranda langsung.

"Kalau aku hanya marah karena Ester bertemu dengan Javi harusnya aku melakukan hal yang sama dengan mu. Kau bertemu dengan Javi di belakangku." kata Steve dengan wajah datarnya.

"Itu berbeda! Aku bertemu dengan nya di tempat umum dan itu juga membahas pekerjaan. Tidak lebih." elak Miranda tidak terima di samakan.

"Mulai sekarang jangan bertemu dengan nya lagi. Ini perintah dari calon suamimu. Mira.." perkataan Steve membuat wajahnya memanas.

Calon suami?

Rasanya mendengar Steve mengatakan itu membuat getaran berbeda di hatinya tetapi sebisa mungkin ia tidak menunjukkan nya karena ini bukan waktunya merasakan hal seperti ini.

"Kenapa kita jadi membahas aku dan Javi? Ini tentang kau dan Ester, Steve" protes Miranda.

"Ester adalah masalalu ku. Sekarang kau adalah calon istriku jadi berhenti membahas orang lain di antara kita." tekan Steve. Miranda menatap Steve dengan tatapan dalam nya.

"Kau yakin ingin menjadikan ku istrimu? Kau tidak akan menyesal?" tanya Miranda mendapat delikan tajam dari Steve.

"Menyesal tidak ada dalam hidupku. Jadi, hentikan bertanya hal bodoh itu, Miranda. Kau mengerti?" kata Steve menoleh kearah Miranda.

Miranda mengangguk paham tapi saat kedua mata mereka saling bersitatap perlahan tapi pasti Steve mendekatkan wajahnya kearah Miranda. Seketika ia meneguk ludahnya saat wajah Steve semakin dekat kearahnya dan tahu apa yang akan Steve lakukan. Miranda menutup mata nya saat hembusan nafas Steve terasa di wajahnya nya.

"Steve, Mira? Kalian di dalam?" sontak saja Miranda mendorong Steve saat mendengar ketukan di kaca mobil Steve. Seketika Miranda panik melihat Steve yang terbentung kaca karena dorongan nya.

"Steve! Aku tidak sengaja. Maaf." cicit Miranda takut melihat wajah Steve yang menahan kemarahan. Dirinya tidak bermaksud mendorong Steve, ia terlalu terkejut mendengar ketukan di jendela dan suara dari Daddy nya saat mereka akan....

"Keluarlah." Steve memalingkan wajahnya menatap lurus ke depan.

"Tapi..." Miranda ragu untuk keluar.

"Keluarlah. Temui Daddy mu, Miranda." tekan Steve dingin tanpa menoleh kearahnya. Miranda merasa sangat bersalah karena mendorong Steve sampai pria itu sangat marah terlihat dari wajahnya yang mengeras.

"Hmm, Steve!" panggil Miranda. Steve menolah dan langsung saja Miranda mendaratkan kecupan manis di bibir Steve.

"Maaf dan terima kasih." Miranda langsung keluar tidak berani menatap Steve karena sungguh ia sangt malu sekali karena mencium Steve! Dirinya mencium Steve! Entah darimana ia mendapat keberanian mencium Steve lebih dulu tetapi tadi yang ada di pikiran nya adalah agar Steve tidak marah karena terlalu sering mereka bertengkar hanya karena hal kecil.

The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin