Chapter 22

3.8K 330 54
                                    

Saat ini Miranda sudah sampai di Indonesia karena ia memutuskan untuk pulang setelah tahu bahwa ia hamil. Miranda juga menolak di antarkan oleh Hun atau siapapun yang Steve perintahkan menemani nya. Miranda merasakan kesedihan karena Steve tetap tidak menjemput nya. Miranda juga sengaja berbohong kepada Hun bahwa ia hanya kelelahan saja maka dari itu di larikan ke rumah sakit.

Miranda ingin Steve datang karena ia sakit bukan karena bayi yang ia kandung. Miranda yakin Steve akan datang kalau tahu ia di lari kan ke rumah sakit karena sedang hamil tetapi saat ia hanya kelelahan saja Steve tidak datangm. Dia hanya menelpon nya untuk memarahi nya saja karena ia tetap tidak ingin kembali dengan Hun.

"Nona sudah sampai." tegur supir taksi kepada Miranda yang sedang melamun. Miranda langsung memberikan uang kepada supir itu dan berjalan menuju rumahnya.

"Nona Mira sudah pulang ternyata." Sari membantu membawa koper-koper majikan. Miranda hanya tersenyum tipis.

"Selama aku pergi apa yang di lakukan Steve, Bi?" tanya Miranda penasaran dengan apa yang pria itu lakukan selama di rumah. Sumi terdiam seketika sebelum menjawab pertanyaan Miranda.

"Tidak ada Nyonya. Tuan Steve seperti biasa saja bekerja dan pulang sore." jawab Sari membuat Miranda sedikit aneh sebab ia melihat Sumi yang terlihat gugup.

Kenapa dengan dia? Apa dia menyembunyikan sesuatu?

"Sari. Katakan yang sejujurnya." tuntut Miranda membuat Sumi semakin tegang.

"Saya sudah mengatakan sejujurnya Nyonya." jawab Sumi cepat. Miranda tahu ada yang Sari sembunyian tetapi Sari pasti tahu mengatakan kepadanya.

"Baiklah. Saya ingin istirahat." Miranda pergi meninggalkan Sari yang seketika menarik nafasnya panjang.

"Maafkan saya Nyonya."

*****

Saat ini Steve sedang berada di apartemen miliknya karena sejujurnya Steve tidak bekerja setelah pulang dari Jepang. Bagaimana bisa ia akan bekerja di saat Daddy nya pasti akan menanyakan kenapa ia bisa pulang.

Tidak mungkin Steve mengatakan bahwa dirinya pergi sendirian meninggalkan Miranda. Tentu saja Daddy dan Mommy nya akan mengamuk kalau sampai tahu itu. Steve memejamkan kedua mata nya yang terasa berat sekali karena rasa lelah menjaga Kathrine selama di rumah sakit. Tubuh Kathrine sangat lemah karena kandungan nya jadi wanita itu harus menjaga kesehatan nya.

Terkadang Kathrine meminta nya datang ke Apartemen nya entah membawa makanan atau takut sendirian. Steve pernah menolaknya tetapi saat Kathrine membawa bayi yang dia kandung rasanya Steve tak tega. Steve selalu membayangkan saat Mommy nya menghadapi kesulitan seperti ini di saat Daddy nya tidak ada bersamaan nya. Jadi Steve menuruti keinginan Kathrine entah itu bayi nya atau bayi Javi ia tak tega.

Dering ponselnya menyala dan langsung saja Steve mengangkat nya karena itu dari Hun anak buahnya yang menjaga Miranda selama di Jepang.

"Akhirnya Pak Steve menjawabnya." lega Hun.

"Kenapa? Miranda tetap tidak ingin pulang?" tanya Steve menghela nafasnya karena Miranda tetap saja tidak ingin pulang padahal kesehatan nya sedang tidak baik di sana.

"Maaf Pak. Saya sudah menelpon Pak Steve dari tadi pagi tetapi Ponsel anda tidak aktif. Saya ingin mengabari bahwa Nona Miranda sudah terbang ke Indonsia. Mungkin sekarang sudah sam.." perkataan Hun terpotong karena umpatan Steve.

"Sial! Kau tidak becus bekerja!" sembur Steve murka lalu menutup telpon nya.

Sial sial sial!

Miranda sudah kembali dan kemungkinan wanita itu sudah sampai di rumah. Miranda pasti tahu bahwa ia tidak pulang ke rumah. Tanpa banyak kata Steve langsung mengambil kunci mobilnya menuju rumahnya. 1 jam berlalu akhirnya Steve sudah sampai di rumah.

The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)Where stories live. Discover now