Chapter 30

7.1K 507 106
                                    

Beberapa Bulan Kemudian.

"Mau kemana Steve? Kau harus banyak istirahat!" ujar Emily khawatir saat melihat putra nya bangun dari ranjang rumah sakit.

"Sekarang aku sudah baik-baik saja Mom." sahut Steve memakai jasnya kembali. Steve tidak ingin berlama-lama di rawat di sini sebab banyak sekali urusan yang harus ia tangani, termasuk mencari Miranda.

Ya, ia masih tetap mencari keberadaan Miranda yang belum di temukan juga. Steve sudah hilang kesabaran dan akan melakukan rencana yang awalnya ia tidak akan pakai tetapi terpaksa ia harus memakai cara itu agar bisa menemukan Miranda.

"Kau bukan robot Steve! Bagaimana bisa kau mengatakan baik-baik saja di saat kau pingsan di kantor!" pekik Emily geram karena putra nya tetap tidak memikirkan kesehatan nya.

Tadi pagi ia di kejutkan dengan kabar bahwa putra nya di larikan ke rumah sakit karena kelelahan. Emily mengerti putra nya menyibukkan diri agar tidak memikirkan Miranda yang belum di temukan sampai sekarang tetapi bukan berarti putra nya mengabaikan kesehatan nya sendiri dengan terus bekerja dan jarang makan.

Steve yang mendengar itu hanya diam saja tidak menjawabnya sebab ia tahu akan berakhir dengan perdebatan karena ia tetap akan pergi. Sedangkan Emily yang melihat keterdiaman putra nya memijat pelipis nya.

"Ada apa?" tanya seseorang yang muncul dari arah pintu. Mereka berdua menoleh dan melihat Victor yang datang bersama Arrabela dan Kenan.

"Seperti biasa. Steve tidak ingin di rawat. Dokter mengatakan dia harus banyak istirahat." keluh Emily. Victor memandang Steve dengan pandangan yang tidak bisa di artikan.

"Biarkan saja Em. Dia harus bertanggung jawab atas kepergian istrinya dengan terus mencari nya."

"Victor!" seru Emily keras menahan kekesalan karena bukan nya membela nya suaminya malah membiarkan Steve pergi. Apa Victor menyayangi Steve? Itu yang ada di benaknya sekarang karena Victor terkesan tidak peduli.

"Apa Em. Kita tahu semakin kita melarangnya dia akan semakin melawan." sahut Victor karena sudah tahu Steve tetap tidak akan mendengarkan nya. Kekerasan kepalanya itu menurun dari Emily yang keras kepala sejak dulu.

"Steve baik-baik saja, Mom. Jangan khawatir. Steve harus pergi karena ada sesuatu yang penting menyangkut Miranda." beritahu Steve dan Emily pun mengangguk lemah.

Steve akan pergi tetapi perkataan Victor membuatnya langkahnya terhenti.

"Semoga berhasil."

******

Saat ini Steve sudah bersama Ryan yang melakukan rencana menemukan Miranda. Steve tahu rencana ini cukup beresiko tetapi dirinya tidak ada pilihan lain selain melakukan rencana ini karena kesabaran nya sudah habis.

"Kau sudah melakukan perintah ku?" tanya Steve dengan sorot mata serius nya. Ryan seketika mengangguk.

"Sudah Pak. Saya juga sudah mengurus semua nya. Pak Steve tidak perlu khawatir." jawab Ryan. Senyum miring tersungging di bibir seksi Steve. Ia tidak sabar menunggu hasil dari rencana nya yang kemungkinan berhasil.

"Bagus. Aku ingin semuanya berjalan sesuai rencana."

*****
Jepang.

"Bayi nya sangat tampan sekali." puji Paola.

Miranda hanya bisa tersenyum hangat karena apa yang di katakan Paola memang benar. Anaknya sangat tampan sekali seperti Steve yang selalu tampan. Miranda memeluk putra nya yang sedang menyusu dengan perasaan harus. Ia masih tidak menyangka sekarang dirinya sudah menjadi Mommy.

Setelah semua kesedihan yang ia alami selama ini sampai akhirnya ia melahirkan bayi tampan dan mengemaskan ini. Miranda tahu hidupnya sekarang hanya untuk anaknya. Miranda yakin Steve sudah bahagia bersama Kathrine dan bayi mereka.

The Jerk CEO [MATEO#2] (Complete)Where stories live. Discover now