Part 1

45 35 22
                                    

.
.
.

Aku seorang pemuda yang mencoba untuk memperbaiki diri, mencoba untuk lebih dekat dengan penciptaku.

Seorang pemuda yang teringin kembali menjadi sosok yang selalu menaati agama, mencintai rasul nya dan menjadikan akhirat tujuan utama.

Pagi ini pukul 03.00, aku bangun untuk menunaikan ibadah tahajud yang tak semua orang bisa melakukannya, menahan kantuk ku yang menyerang, berusaha membuka mataku yang kian terasa memberat.

Berjalan mengambil wudhu, kubasuh air segar dini hari ke kaki terlebih dahulu agar tidak terkejut seketika aku merasakan aliran udara yang keluar dari pori pori.

Dengan bismillah kubasuh tanganku dengan niat, kubasuh mukaku, kepalaku, tanganku dan kakiku. Layaknya wudhu pada umumnya.

Aku menghadap kiblat dan berdoa setelah wudhu, berjalan ke arah ruang sholat, ku hampar sajadah dan mulai sholat tahajud. Tak banyak rakaat yang ku kerjakan dan ditambah witir, untuk rasa syukur atas hidupku.

Ku baca Alquran dan mempelajari maknanya menangis setiap teringat akan dosa masa laluku.

"Ya Allah yang maha pengampun ampuni dosaku pada masa lampau, bimbing aku pertemukan aku dengan seorang yang sangat mencintai engkau ya Allah."

Kututup Al-Qur'an ku dan membersihkan, merapikan sajadah ku, mendengarkan lantunan ayat Alquran dari masjid membuatku menatap ke arah jam dinding, ternyata sebentar lagi subuh.

Berjalan menuju pintu, kubuka perlahan takut anggota keluargaku bangun, berjalan perlahan menuju masjid dengan sholawat dan sesekali istighfar saat melintasi jalanan sepi.

Ku lintasi area pos ronda.

"Mas Dani, mau ke masjid." Suara menyapaku ternyata suara seorang pemuda dengan menggunakan gamis dan peci.

"Iya Jar, bareng?" Tanyaku pada Fajar teman masa kecilku.

"Ayok."

Kami berjalan beriringan menuju masjid, dalam diam.

"Mas Dani, apa yang membuat mas Dani berubah? Aku benar-benar tak menyangka dengan perubahan ini." Ucapnya, dengan memandang ku lekat.

Aku tersenyum mengingat masa yang benar-benar seakan membuatku merasa di titik rendah.

"Aku akan menceritakan nanti, mari berjalan dengan tenang." Ucapku tenang.

Tbc

Islammu kunantiWhere stories live. Discover now