Part 3

18 23 7
                                    

Sudah sebulan aku sekolah di sana, banyak perubahan yang ku rasakan disana.

"Dan, nyebat yok." Aja Ibrahim.

"Yok!"

Kita berdua memanjat tembok belakang, membolos dari sekolah, dan pergi ke warung remang-remang yang agak jauh dari sekolah.

Di sana sudah ada beberapa teman baru dari sekolah lain.

"Yo bro, ni Marlboro, Surya nya habis, Mak belum belanja." Ucap Reza, seorang dari sekolah lain yang ikut membolos, membagikan sebuah rokok.

"Mak, Josua 2 ya," ucapku. Mak dia adalah seorang pemilik warung kecil ini. Dia melindungi kami dari beberapa kali petugas sekolah yang mencari kami.

"Oke,"

"Heh, bro katanya sih Daniel habis di gebukin sama anak sekolah SMA xx." Ucap Reza.

"Iya, kita nunggu penjelasan Daniel dulu," ucap Ku.

"Ini Joshua 2,"

"Makasih Mak"

"Brahim, bapakmu nyari kemarin, kesini datangi Mak." Ucap Mak.

"Wah, tumben bapak nyari, biasanya mah masa bodoh sama anaknya yang ini." Ucap Ibrahim terselip rasa gelisah.

"Jangan gitu, Brahim. Bapakmu itu," ucap Mak.

"Mana ada, seorang bapak yang menelantarkan anaknya demi anak Tante girang, haha." Ucapnya dengan tertawa remeh di ujung.

"Hadeh, riweh Mak mikirin kalian ini," ucap Mak dan pergi ke belakang.

"Yo bro,"seorang lelaki dengan perawakan tinggi datang dan merebut rokok dari Reza.

"Daniel, gimana sakit nda?" Tanya Reza.

"Nda, cuman nyeri aja." Jawab Daniel.

"Balas kah?" Tanya Ibrahim.

"Aku sih ikut aja," sambar ku.

"Atur aja," Reza mengeluarkan hp nya, "Daniel, lu gabung geng?"  Tanya nya.

"Iya, haha. Menambah teman aja," jawabnya santai

"Gila ni bocah,"

"Ada syaratnya?" Tanya Ibrahim.

"Ada, tapi keburu ketahuan guru anjing, jadinya ketua geng, ga jadi ngikutin gue, emang anjing!" Kesal Daniel.

"Nanti di jalan baru sepulang sekolah," kata Reza memasukan hpnya.

"Oke, siap siap" ucap Ibrahim menyeringai.

***

Tepat pukul 13.20, waktu sudah lewat dari jam pulang sekolah.

6 orang remaja menuju jalan baru dimana disana sudah ada yang menunggu.

"Yang mana,"

"Weh anjing, apa maksud lu pada mengeroyok temen gue hah!" Lantang Dimas.

"Temen Lo duluan yang mulai,"

"Ck, tuh cewe yang gatal ke gue duluan, lu mukul gue, oh shit muka ganteng gue jadi biru lebam bangsat!" Seru Daniel.

Mereka mulai maju adu pukulan. Dan kata kata kasar.

Daniel dengan rubuh tingginya menerjang menduduki perut sang lawan dan memukul membabi buta.

Bugh, bugh

"Enak aja muka lu masih mulus,"

Bugh, bugh

Seorang dengan membawa cangkul melihat mereka dengan cepat menuju lahan dan memanggil temannya yang lain, dan menuju dimana para remaja itu sedang beradu pukul.

"WOI!" Teriak salah satu petani yang mendapatkan tatapan dari para remaja.

Para remaja itu dengan gesit berlari menjauh.

"Argh sial!" Kesal Daniel.

"Ke warung Acil ayok"

Ke 6 remaja itu pergi menuju warung yang sudah mereka sepakati.

"Aduh! Muka ganteng kalian kenapa?" Tanya Mega anak dari pemilik warung Acil.

"Biasa," ucap Ibrahim.

Mendengar itu Mega langsung masuk ke dalam warung, dan keluar membawa baskom berisi air dingin.

"Ni kompres," ucap Mega.

"Kompresi dong," ucap Daniel dengan nada di imut-imutkan.

Mega menghela nafas dan duduk berhadapan dengan Daniel. Dan mulai mengompres luka lebam Daniel yang lumayan parah.

"Gila sih Daniel anjing, pas dia menerjang, kita kan berhenti mukul liat dia mukulin si Andre, asli sih haha. Liat muka temennya juga gue tambah ngakak. Modal nekat aja kaga bakal bisa ngalahin kita cuy" ucap Reza bangga.

"Eh Dan, ada cewe ni suka sama kamu." Ujar Mega menatap Dani.

"Cantik gak, orang mana?" Tanya Dani.

"Cantik Cok,"

"Bagi wa nya lah," ucap Dani.

Mega mengeluarkan hpnya dan menshare kontak cewe yang dia maksud.

"Anjing! cantik banget, berisi lagi." Ucap Dani dengan tampang mesum.

"Mana liat liat," rebut Ibrahim.

"Iya anjing, kok dia suka sama lu sih!" Sungut Ibrahim tak terima.

"Pesona gue bukan kalengan bos." Ucap Dani dengan menaik turunkan alisnya.

"Huek.., muntah gue dengernya," ucap Dimas.

Setelahnya hanya keheningan yang mengisi.

"Astaghfirullah, habis kelahi dimana kalian anak-anakku." Suara ibu Mega memecahkan.

"Hehe," Dimas cengengesan mendengar suara dari tantenya ini, ya Mega dan Dimas adalah sepupu.

"Tante haus ini, air es dong." Dengan tidak tahu malunya Dimas malah meminta air.

"Besok, sih Reny ini gue pacari," ucap Dani dengan percaya diri.

"Jangan lupa PJ nya lah bro."

"Aman."

***

Cklek

"Dani jam berapa ini kamu pulang, hah!" Seru ayah Dani.

"Main bentar yah,"

"Sudah yah, sudah nanti darah tingginya naik." Ibu Dani mencoba untuk meredam amarah sang suami.

"Pulang malam, masih pakai baju sekolah, bau rokok,  muka bonyok! Mo jadi apa kamu!" Marah ayahnya.

"Orang masih sore juga."

Plak

Ayah Dani menampar Dani, "menjawab kamu! Kamu hahhhh"

"Ayah!" Sang ibu dengan gesit menghampiri suaminya yang memegang dadanya, dan menuntun ke kamar mereka.

"Haish!" Dani kesal mengacak rambutnya. Dan duduk di sofa ruang tamu.

Drrt drrt

"Kenapa Brahim"

"..."

"Besok? Oke"

Pip

Dani bangkit menuju kamarnya dan merebahkan dirinya.

"Reny ya, lumayan tuh cewe." Ujarnya tersenyum mengeluarkan hpnya dan memandang foto gadis.

"Keknya gue jatuh cinta," ujar nya dan menaruh hpnya di dadanya masih dengan tersenyum dan mulai menutup matanya memasuki alam mimpi.

....

(Keknya jadi gak nyambung.




Islammu kunantiWhere stories live. Discover now