Part 14

12 10 4
                                    

"Saudara Dani, ada yang menjenguk." Ucap salah satu penjaga polisi. Dani menghampirinya dan keluar digiring.

"Dan," sapa Dimas.

"Pipi Lo," Daniel menunjuk pipinya sendiri.

"Oh, salah paham di dalam." Ucap Dani enteng.

"Dan, kita bakal bantu Lo." Ucap Riski.

"Terima kasih,"

"Dan," Riski memegang tangan Dani yang bergetar. "Katakan sejujurnya." Pinta Riski.

Dani pun menceritakan bagaimana dia dan Reny selama menjalani hubungan.

"Jadi ini semua perbuatan tunangan Reny?" Tanya Dimas, Dani hanya mengangguk.

"Gimana kedua orang tua gue?" Tanya Dani.

"Bokap Lo belom sadar, Dan.  Nyokap Lo sedikit stress memikirkan kalian." Jelas Daniel.

"Gue titip mereka sebentar, ya. Gue yakin gue bakal lepas." Optimis Dani.

"Tenang aja Dan, kami sudah menjadi detektif gadungan buat Lo, haha." Ucap Dimas mencoba memecahkan suasana.

"Terima kasih banyak," Dani menundukkan kepalanya dan dapat mereka lihat jika tubuh Dani bergetar, menangis.

"Dan.."

"Gue takut terjadi apa-apa sama bokap gue, gue mimpi beliau ninggalin gue dan nyokap." Cerita Dani.

"Dani istighfar, Lo.."

"Jam besuk sudah berakhir." Ucap penjaga.

"Lo harus semangat, kita pergi dulu ya." Pamit Riski.

Mereka bangkit berdiri menatap Dani yang dibawa masuk oleh penjaga, tak lama mereka keluar.

..

Ibrahim dan Reza mencari Tian di rumahnya. Namun tak ada, kata ibunya Tian pergi.

Mereka memutar otak untuk mencari keberadaan Tian.

"Dani pernah cerita gak sih?" Frustasi Reza.

"Lo tau tempat kayak rumah terus di dalamnya kayak markas, haduh kayak apa sih gue jelasin ini." Ibrahim sedikit kesal dengan pelafalan yang keluar dari mulutnya.

"Ayo," ucap Reza. "Gua yang nyetir." Reza membawa motor menuju ke sebuah taman.

"Heh! Kita gak mau jalan-jalan di taman ya." Protes Ibrahim.

"Itu Tian kan." Tunjuk Reza pada laki-laki yang tengah berjalan mengabaikan protes an Ibrahim.

"Weh iya, ayo samperin."

Mereka dengan tergesa menghampiri Tian. Menarik tangan Tian secara cepat dan membawanya ke bangku.

"Woi apa-apaan ini!" Teriak Tian.

"Ehe peace!"

"Kampret lu berdua, apa?"

"Lu tau Dani kena kasus?" Tanya Ibrahim.

"Huh! Kasus apa bangsat! Dani nakal tapi dia nda bakal berani lawan polisi." Kaget Tian.

"Jadi bukan Lo ya,"

"Apanya?" Tian semakin bingung.

"Jelasin Bra," ucap Reza.

"Jadi.."

Ibrahim menceritakan soal kasus yang menimpa Dani.

"Wah gak bener ini, Reny emang sudah kecanduan obat bukan karena depresi. Soal janin itu hasil sperma si Fahril," kesal Tian.

Islammu kunantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang