4. Dirty Mind

55.8K 4K 25
                                    

Setelah menunggu selama beberapa saat, Alka datang sambil membawa pakaian Seyna. Lelaki itu segera memberikannya pada Levin.

"Kalian udah boleh balik," kata lelaki itu sambil menatap bergantian pada Alka dan Fedro.

Mereka tanpa kata menurut begitu saja. Lalu, Levin menutup kaca mobil.

"Nih ganti," kata lelaki itu sambil menyerahkan baju pada Seyna.

Tapi yang membuat Seyna bingung, Levin malah mengunci pintu mobilnya, ia pikir lelaki itu akan keluar.

"Di sini?"

"Dimana lagi? Lo bebas ganti baju di sini," kata lelaki itu.

Seyna mengerjap. "Kamu keluar dulu."

Levin yang menatap ke depan jadi menoleh pada gadis di sampingnya. "Gue nggak akan kemana-mana, begitu juga lo. Lo bisa ganti baju gimanapun caranya selama lo masih di dalam mobil," tegas lelaki itu.

Seyna sedikit menciut. Yang benar saja? Ia tak bisa ganti baju di dalam mobil yang mana ada Levin.

"Atau lo mau gue yang gantiin baju lo?" lelaki itu tersenyum miring.

Seyna melotot, ia langsung menggeleng dan berpikir bagaimana mengganti baju di dalam mobil ini. Gadis itu bergerak hendak beralih ke kursi belakang sambil membawa baju. Levin membiarkan sambil memperhatikannya.

"Kamu nggak boleh lihat," kata Seyna setelah berada di kursi belakang, ia melirik ke arah lelaki itu.

Tapi yang dilakukan Levin membuatnya tercengang. Lelaki itu malah memperbaiki arah kaca depan agar bisa melihatnya lewat sana.

"Gue nggak lihat lo, gue lihat kaca, buruan sebelum gue inisiatif bantu ganti," katanya.

Seyna tak bisa membiarkan itu terjadi. Ia membalikan tubuh dan ragu-ragu melepas jaket lelaki itu namun tak sepenuhnya, ia mulai membuka kancing seragam atas. Seyna agak merunduk agar Levin tak dapat begitu jelas melihatnya dari kaca.

Setelah seluruh kancingnya terbuka, Seyna melepas seragam dan mengambil baju ganti. Yang tak disangka adalah Levin meraih dan menarik jaket yang ia gunakan untuk menghalangi tubuhnya hingga tampaklah punggung putih Seyna dari belakang.

"Levin!"

Gadis itu menjerit dan dengan gerakan grasak-grusuk mulai memakai baju ganti. Sementara pelakunya malah tertawa pelan sambil menikmati pemandangan punggung Seyna yang tersaji lewat kaca depan.

Levin menyandar pada kursi, melihat punggung Seyna, ia jadi ingin mengelusnya.

Mungkin lain kali, sekaligus dengan seluruh tubuhnya. Ia tak sabar hari itu tiba.

Seyna selesai dengan baju atas. Tinggal rok saja yang belum diganti. Ia langsung bergeser ke kursi di belakang Levin. Lagi-lagi, lelaki itu mengarahkan kaca ke arahnya.

Untung Seyna bisa lebih mudah mengganti rok. Meski Levin masih sempat melihat setengah paha mulusnya.

"Udah?" tanya lelaki itu setelah melihat Seyna melepas rok yang sebelumnya.

"Udah," jawab lawan bicaranya dengan jutek.

"Pindah ke depan, gue bukan sopir lo." Levin mulai menyalakan mobil.

Setelah melipat rok dan bajunya yang robek, Seyna bergerak ke depan melewati sela-sela kursi. Tapi saat hendak duduk, Levin malah menarik pinggangnya hingga ia oleng ke arah lelaki itu.

Tak berhenti di sana, Levin juga mengecup bibir Seyna. Ia membelai pipi gadis yang saat ini berada di pangkuannya.

"Lo duduk di sini selama perjalanan. Jadi, nyamanin diri lo."

Seyna mengerjapkan kedua mata bulatnya. "Hah?"

***

Jangan lupa vote, komen dan bagikan cerita ini!

See you!

Levin's FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang