19. Kelam

32.2K 2.6K 31
                                    

Istirahat pertama ini, Seyna berada di toilet perempuan. Ia berdiri di dekat wastafel sambil menatap cermin. Tak lama, pintu toilet terbuka menandakan seseorang yang masuk. Dari cermin, Seyna dapat melihat orang itu.

Dia adalah Alelia. Seyna membalikkan tubuh.

"Lo cukup punya keberanian buat minta tolong ke seseorang yang selama ini ngusik lo."

Perempuan itu mengarah padanya. Sebelum saat ini, malam tadi Seyna memberanikan diri untuk mengirimkan pesan pertama kalinya pada Alelia. Ia meminta bantuan gadis itu agar menangani Levin, sebagai gantinya ..., Seyna akan melakukan apapun yang Alelia minta.

Itu alasan keberadaan mereka di sini.

"Aku ..., aku takut sama Levin."

"Lo nggak takut sama gue?"

Seyna menunduk. "Lelaki itu lebih menyeramkan."

Alelia berhenti melangkah, sejenak merasa terhenyak. Ia mengerjap, entah kenapa merasa bisa merasakan perasaan Seyna. Perasaan yang tak asing baginya.

"Jangan! Jangan Pa! Tolong!!!"

Pria itu mulai membuka bajunya. Tak memedulikan jerit pilu gadis kecil yang berada di bawah kungkungannya.

"Hahahaha ayo teriak sesuka kamu! Tidak akan ada yang datang."

Perempuan itu agak terseok. Jantungnya memompa lebih cepat. Alelia memejamkan mata erat sambil memegang kepalanya yang terasa agak sakit.

Sialan, sialan, sialan!

Kenapa ingatan itu melintas sekarang?

Di sisi lain, Seyna mengernyitkan kening melihat Alelia tampak menahan rasa sakit dan hampir terjatuh. Refleks ia mendekat.

"Al-"

"Jangan mendekat!"

Seluruh tubuhnya merinding. Alelia mengambil napas dalam dan mulai menghembuskannya perlahan. Setelah cukup tenang, ia kembali membuka mata.

Masa lalu yang sangat menyebalkan. Kenapa ia tidak amnesia saja? Ah tidak, mungkin ia memang harus tetap mengingat itu. Supaya ia tetap sadar dan waspada. Bagi Alelia, semua laki-laki di sekelilingnya hanya manusia terkutuk yang sangat menjijikkan.

Sayangnya sekali dua kali mereka cukup berguna. Jadi ia harus tetap bertahan hidup di sela mereka. Semua lelaki di sekelilingnya selalu brengsek, ayahnya, ayah tirinya, teman bermain, semua bajingan. Mereka menghancurkan hatinya sampai tak bersisa.

Menumbuhkan sesuatu yang gelap dalam diri Alelia.

Hal lain yang tak terduga adalah ..., perasaannya jadi menyimpang.

"Gue akan bantu lo. Tapi gue mau bayaran yang setimpal. Berhasil atau tidaknya rencana gue, lo harus melakukan apa yang gue mau."

Alelia menatap gadis di depannya. "Aku nggak mau berurusan sama Levin."

"Nggak ada yang mau. Sekali lo jadi incaran dia, lo nggak akan lepas semudah itu. Jadi setuju atau nggak?"

Kalau begitu, jika Alelia gagal, ia bukan hanya tetap berhubungan dengan Levin, tapi juga harus menuruti perempuan ini. Bukankah masalahnya hanya bertambah dua kali lipat?

Tapi Seyna belum tahu apakah nanti Alelia akan gagal atau berhasil.

Suara dari luar terdengar ribut. Seperti ada sesuatu yang terjadi. Bahkan sampai ada gebrakan pada pintu yang membuat mereka tersentak.

"Gue akan berusaha keras. Lo nggak perlu meragukan gue. Lagian kalau gue berhasil bikin dia jauhin lo, gue akan lebih mudah mengikat lo."

Sepertinya hidup Seyna memang tidak ditakdirkan untuk damai barang sejenak saja.

"Cepat, gue nggak punya banyak waktu!"

Seyna menggigit bibir bawah. Ia agak bimbang.

Brak!!!

Suara pintu yang dibuka cukup keras membuat keduanya tersentak kaget dan menoleh ke arah yang sama. Kedua orang yang biasanya menemani Alelia dijambak di masing-masing tangan lelaki itu. Lalu, ia mendorongnya ke lantai sampai tersungkur. Kondisi mereka agak berantakan.

Levin memang tak pandang bulu. Seyna terdiam kaku di tempat, melihat hidung salah satu gadis yang didorong Levin mengeluarkan darah. Mereka sama sekali tak menangis meski terlihat meringis kesakitan.

Tatapan dingin Levin beralih pada Alelia.

"Gue udah bilang jauhin milik gue kan?"

***

Setiap tokoh cerita ini punya motif, meski mungkin ada tokoh yang cuma sekadar mau bersenang-senang di atas penderitaan tokoh lain🤷.

Jadi pengen banyak cuap-cuap tapi suka nyesel kalau terlalu banyak ngetik ginian hufftt

Udah aja ya

See you!

Levin's FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang