37. Ketakutan

20.1K 2K 155
                                    

Tidak ada pembicaraan lagi setelah ucapan Alka terakhir kali. Mereka kembali sibuk pada smartphone masing-masing. Seyna saja tak tahu kenapa ia harus bertahan dengan lelaki itu padahal Alka terlihat sangat tidak menyukainya.

Perempuan itu mengirimkan pesan pada ibunya, menanyakan apakah urusan sang ibu sudah selesai atau belum. Setelah menghela napas, Seyna berdiri. Ia tak perlu izin Alka untuk pergi kemanapun yang ia mau.

Kali ini lelaki itu juga acuh saat sadar Seyna hendak pergi.

Baru saja akan menyebrang ke arah lain. Seyna seperti melihat Novita dan Nara dari arah kejauhan. Ia memicingkan mata untuk memastikan apakah tidak salah lihat. Ternyata memang mereka.

Ia tak jadi menyebrang dan memutuskan menunggu di tempatnya. Setelah beberapa saat, Novita dan Nara sampai di dekatnya.

"Ternyata kalian di sini," ucap bu Novita.

Ia melirik ke arah Alka sekilas. "Ibu kira dia kemana, syukur kalau ternyata nemenin kamu."

Seyna merapatkan bibir. Ia lebih bersyukur jika Alka pergi saja.

"Aku sama Seyna pulang dulu ya. Sekali lagi makasih banyak buat semuanya," ucap Nara.

Novita tersenyum. "Makasih buat apa? Aku nggak lakuin apa-apa. Sebenarnya aku harap kalian bisa di sini lebih lama, nggak perlu buru-buru pulang."

"Aku rasa sebaiknya kami pulang sekarang. Kamu pasti juga sibuk."

"Nggak juga. Tapi yaudah, aku antar kalian sampai depan komplek ya."

"Nggak usah."

"Aku nggak suka ditolak," ucap Novita.

"Astaga." Nara memutar bola matanya.

Kemudian, mereka tertawa pelan. Seyna jadi ikut tersenyum.

"Bentar ya," ucap Novita lalu menatap ke arah Alka yang sedang melangkah menuju parkiran.

"Alka! Sini!" teriaknya padahal jarak mereka tak begitu jauh.

Lelaki itu menoleh. "Apa?"

"Ayo ke depan, nanti Tante pulang naik motor bareng kamu."

Alka mendecak. "Lo ngerepotin."

"Heh!" Novita melotot.

"Ayo, nanti juga dia nyusul," kata wanita itu lalu mulai melangkah.

Nara menggenggam tangan putrinya dan mereka bertiga melangkah beriringan. Di perjalanan, Seyna hanya menyimak obrolan wali kelas dan ibunya. Mereka terlihat sangat akrab. Ia jadi bertanya-tanya mengenai kehidupan ibunya dulu.

Tak butuh waktu lama, mereka sudah keluar dari komplek perumahan. Alka juga benar-benar menyusul meski tak sampai mendekat. Ia hanya berhenti di dekat pos penjaga.

"Ayo ketemu lagi secepatnya," ucap Novita sambil menatap Nara dan Seyna bergantian.

Kemudian, mereka dikejutkan dengan beberapa orang yang menjerit dan refleks menoleh ke arah sumber suara. Seorang anak kecil berdiri di tengah jalan sebab mengambil bolanya yang menggelinding.

Orang-orang terlihat panik dan takut, tapi hanya suara yang terdengar dari mereka. Sementara sebuah mobil sedang melaju ke arah anak itu.

Suara klakson mobil cukup memekakkan telinga.

Lalu, semua terjadi begitu saja dalam sekejap. Seyna mematung melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri.

Seorang wanita mendorong anak itu ke tepi jalan dan ...

BRUKKK!!!

Tabrakan tak bisa dihindarkan.

"Nara!!!" teriak Novita histeris.

Levin's FavoriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang