10.Pluie

866 95 5
                                    








"Jadi kau membunuhnya?"

Si kakek bertanya ,dia menatap bright tepat di mata ,sedangkan yang di tatap sebegitu dinginnya hanya membalas dengan tatapan datar .

"Aku sudah menunggu lama untuk ini"

"Bright,kupikir kau tau alasan mengapa aku tak membunuhnya lebih dulu"

Nada pria paruh baya itu terdengar tajam,ia sedikit marah ,entah apa yang dia rasakan
Dia marah namun membunuh menantunya adalah hal yang ingin ia lakukan sejak dulu

"Kakek tenang saja ,aku melakukannya dengan rapi ,tak ada media yang tau "

Berujar malas ,ia ingin merokok atau meminum anggur di ruangannya sore ini ,tapi harus ia tahan karna kakeknya,

"Tapi yang aku takutkan justru ibumu"

"Ibu tak akan tau"

Bright hanya melihat ketika kakeknya memijat pelipisnya pelan
Sebelum menghela nafas

"Lalu bagaimana dengan Panly,gadis itu masih kecil,"

"Aku tidak membunuhnya ,selebihnya aku tidak peduli begitu perusahaan itu menjadi milikku" ujar bright kemudian melanjutkan

"Aku sudah berbaik hati tidak membunuhnya ,..."

Bright melangkah pergi,tidak ingin membahas ini lagi , namun ia terhenti diambang pintu

"Tapi dia begitu beruntung,,daripada aku dulu "

Bright ingat,tentang rasa sakit yang ia alami dulu,bagaimana sosok yang ia anggap sebagai pahlawan itu akhirnya membuangnya,membuatnya tak lagi percaya pada cinta

Ia ingat bagaimana ibunya berpura pura tegar ketika menguatkannya .
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

"Tau begini aku akan pulang bersama sing to"

Win menggerutu,melihat hujan yang entah mengapa tidak kunjung berhenti,beberapa temannya sudah pulang,
Dan bagian buruknya adalah mobilnya hari ini harus berdiam diri di bengkel

Mau naik taksi pun ia masih harus berjalan agak jauh,
Ia benci pulang dengan keadaan basah

Ia melirik arlojinya
Sudah sangat sore,,ia bahkan belum ke kedai rotinya sore ini

Lalu melirik ponselnya sejenak

Ada pesan dari phi Torn

(Aku berkunjung ke kedai,kamu belum pulang?)

Win cemberut,kenapa phinya tidak mengatakan apapun sebelum datang ,ia kan bisa pulang lebih cepat dan tidak terjebak hujan seperti ini,
Ia selalu antusias ketika phi thorn pulang,

Tadi itu sebenarnya dia sudah akan pulang,,namun singto memintanya untuk membantu merapikan tugas dosen yang akan dikumpulkan besok .

Ia juga ditawari tumpangan pulang ,namun menolak ketika seorang adik tingkat yang manis memintanya untuk membawa peralatan kesehatan yang baru.

Jadinya disini lah dia, pulang terlambat dan terjebak hujan

(Aku terjebak hujan huhu,,bisa tunggu aku sebentar)

Ia mengetikkan balasan pada kakaknya

"Apa aku berjalan dipinggir pinggir ya "

Ia bertanya pada diri sendiri ,sambil meyakinkan diri untuk menerobos hujan
Ia berjalan di pinggir,sengaja melewati deretan pertokohan ,setidaknya atap atap toko itu membantunya sedikit agar tidak sepenuhnya kehujanan .

Liefde ( End )Where stories live. Discover now