Chapter 2

4.9K 632 13
                                    

Lelaki berambut hitam dengan iris Obsidian menatap iris Sapphire blue.

"Menurut lebih Bagus mana?" Tanya [Name] sambil memegang dua baju yang berwarna merah dan kuning.

Ray hanya mengedikkan bahunya lalu mengambil baju berwarna ungu dengan lengan pendek dan mengambil celana berwarna putih polos.

"Ini lebih Bagus" Ucapnya sambil mencocokkan pakaian milik [Name].

Kini mereka langsung kekasir, setelah menjalankan misi yang di berikan oleh Jigen. Mereka memilih menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja di Desa Kirigakure.

"Kau mau belanja apa Ray? "

"Tidak... Pakaian ku masih banyak, lebih baik kita makan di tempat itu saja" Ray menunjuk tempat itu.

[Name] lalu mengangguk lalu ia berjalan sambil menggandeng tangan milik Ray, sedangkan Ray hanya melihat sekeliling.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Nee~"

Ray menaikkan alisnya seolah bertanya, ia menatap [Name] yang sedang melihat kaca yang lumayan besar.

Di karena kan Ray sendiri yang memilih tempat sedangkan [Name] yang memesan makanan, sambil melihat pemandangan laut katanya.

"Lihat, tampak nya mereka semua sedang berjalan-jalan dengan seumuran mereka"

  [Name] menunjukkan lelaki berambut pirang dengan kumis kucing dua dan perempuan berambut hitam dengan berpakaian serba maroon.

Ray hanya mengangguk pelan, ia melirik [Name] yang mungkin sedang berpikir untuk misi berikutnya.

'Gila!! Gue ketemu kembaran gue! Btw kalo liat lebih dekat pasti nambah ganteng' Batin [Name] dengan muka datar.

... Kayaknya percuma deh si Ray nge khawatirin [Name]...

"Ayo "

Alis [Name] berkerut.

"Kemana? "

"Melanjutkan misi yang belum terselesaikan" Ucapnya lalu menggandeng tangan [Name].

"Tapi kan makanan belum habis.. "

"Kau masih lapar? "

"Tidak sih.. "

"Kalau begitu ayo "

[Name] menatap sebal Ray, padahal lagi enak-enak mikir malah di suruh ngelanjutin misi.

Kan sangat anj*ing

Saat berjalan kearah keluar, Sarada seperti tersetrum saat Ray melewati nya.

Dengan cepat Sarada membalikkan badannya, lelaki berambut hitam dengan mata tajam menaikkan alisnya.

"A-ano.." Panggil Sarada membuat [Name] yang berjalan di depannya membalikkan badannya.

"Apa?" Ketus Ray, Sarada menggeleng ntah kenapa seperti ada ikatan batin dengan lelaki yang ada di depannya itu.

"Ada apa Ray?" Tanya [Name] sambil mendekati mereka berdua sedangkan Ray hanya mengendikkan bahunya.

"Sekali lagi ada apa?" Tanya Ray dengan penuh penekanan membuat Sarada tersentak sedangkan [Name] mencubit pinggang lelaki itu.

"Tidak sopan berkata seperti itu" Bisik [Name] tepat di telinga Ray.

"Boleh aku berkenalan dengan kalian?" Tanya Sarada tanpa sadar membuat manusia berbeda gender itu menatap nya bingung.

"Boleh" Ucap [Name] lalu ia mengarahkan tangannya ke Sarada.

"Namaku Red" Ucap [Name] sambil tersenyum, sedangkan Ray lalu membalikkan badannya.

"Hoi tidak sopan kau Dion!" Teriak [Name] lalu berjalan meninggalkan Sarada yang masih termenung.

[Name] lalu menyelaraskan langkah nya dengan Ray, sedangkan Ray memperlambat jalan nya.

"Ada apa?" Tanya Ray dengan muka tak berdosa dan minta di pukul.

"Kau ini di sopan sekali" Gerutu [Name] sedangkan Ray hanya mengendikkan bahunya.

"Padahal kau tahu bahwa dia itu kembaran mu" Gumam [Name] yang lalu Ray menghentikan langkahnya.

Ray mengepalkan tangannya erat, matanya berubah menjadi Saringan bertomoe 3.

"Aku tidak peduli..." Gumam Ray yang lalu mempercepat langkahnya meninggalkan [Name] sendirian.

"Benar... Aku dan Ray hanya lah pemeran sampingan" Gumam [Name] yang lalu mempercepat langkahnya.

•••

[Name] sesekali melirik Ray yang sedang fokus mengetik di komputer miliknya.

Mereka berdua sudah selesai menyelesaikan misinya dan kini mereka berdua pulang ke Ruang Dimensi milik Jigen.

Ya, mereka berdua adalah anak kesayangan Jigen. Dikarenakan mereka berdua sangat kuat.

Sudah puluhan atau ribuan bahkan lebih Jigen memberikan Misi kepada mereka berdua.

Dan mereka menuntaskan Misi itu tanpa adanya kendala.

"Ada apa?" Tanya Ray yang masih fokus kepada Komputer sedangkan [Name] menggeleng pelan.

"Tidak" Balas [Name] singkat membuat Ray hanya mengendikkan bahunya.

Tak ada obrolan apapun, mereka berdua memang suka dengan kesunyian.

Dan di kamar [Name] itu banyak sekali tempelan peredam suara, karna Telinga [Name] itu tajam.

Dan juga tempat untuk menenangkan pikiran, bau Lavender sangat menghiasi kamar [Name].

Membuat Ray berpikir lebih baik tidur disini, ya walaupun sudah lama berteman tapi semua orang mempunyai privacy sendiri bukan?






Tbc...






Boruto Twins! Boruto: Naruto Next Generation Where stories live. Discover now