Chapter 8

3.5K 390 37
                                    

Seorang anak kecil berambut hitam pekat dengan mata onxy berjalan kearah gerbang sekolah dengan dasi berwarna merah bertengger.

"[Name]!" Seorang wanita dengan pakaian berseragam guru datang menghampiri [Name].

[Name] menengok kearah wanita itu.

"Kata Pamannya [Name], [Name] tunggu di kelas bu Dylan mau?" Ucap wanita itu yang memakai namanya sendiri.

[Name] mengangguk pelan, ia lalu memegang tangan Dylan dan berjalan berdua.

"Om Alam bakal telat lagi yah" Gumam [Name] sambil menunduk kebawah, Dylan hanya terdiam.

●●●

Tok

Tok

Tok

Pintu kantor guru di ketuk, seorang pria paruh baya berdiri dan membuka pintu itu.

"Maaf saya terlambat, ayo [Name] kita pulang" Ucap pria dengan tubuh tinggi berambut hitam pekerjaan dan mata hijau gelap.

[Name] lalu berdiri dari tempat duduknya dan merentangkan tangannya, pria itu--- Alan berjalan menghampiri [Name] dan menggendong nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Name] lalu berdiri dari tempat duduknya dan merentangkan tangannya, pria itu--- Alan berjalan menghampiri [Name] dan menggendong nya.

Dylan selaku yang menjaga [Name] tadi melirik Alan dengan wajah malas, Alan hanya tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.

"Kami pulang duluan terimakasih bu Dylan" Ucap Alan sambil mengambil tas [Name] dan pergi begitu saja, sedangkan Dylan hanya menghela nafas.

Alan lalu menaruh [Name] di baby car seat, Alan lalu masuk kedalam mobil dan menyalakan mobil hitamnya.

Di sepanjang jalan perjalanan tak ada satupun yang berbicara, baik [Name] maupun Alan, sesekali Alan melirik [Name] yang berada di bangku belakang.

Ia melihat [Name] yang sedari tadi memainkan kaca mobilnya naik turun.

"Gimana sekolahnya?" Tanya Alan basa basi [Name] mengendikkan bahunya.

"Seperti biasanya" Alan lalu berhenti di suatu Restoran, ia lalu membuka pintu mobilnya dan mendekat kearah pintu mobil [Name].

"Selamat datang di KaPeCi silahkan pilih menu nya" Ucap salah satu pelayan yang datang menyambut mereka berdua.

Alan lalu mendudukkan [Name] tepat di depannya, ia lalu duduk dan memilih menu nya.

"[Name] mau ice cream rasa Vanilla sama paha ayam" Celetuk [Name] Alan lalu mengangguk paham. Pelayan itu lalu menulis pesanan milik [Name] dan sesekali melirik Alan.

"Lalu untuk A-ayah nya? Atau paman?" Ucap Pelayan itu gugup melihat ketampanan Alan dan aura misterius milik Alan.

Alan hanya tersenyum.

"Coca cola dingin satu" Pelayan itu lalu mengangguk patuh dan berjalan pergi meninggalkan mereka berdua.

♕♕♕

Alan menaruh [Name] yang tertidur pulas saat pulang tadi.

Cup

Ia mengecup kening [Name] dan pergi keluar tak lupa menutup pintu kamar [Name] dengan pelan.

Alan berjalan menuju kamarnya, kamar yang serba gelap dan di dekat jendelanya terdapat banyak tanaman.

Kringgg kringg

Ia merogoh sakunya, matanya lalu menyipit tajam.

"Halo lan? Bisa kedengarannya kan?"

"Hn"

"Gue udah nemuin panyi asuhan yang ponakan lu tinggalin dulu"

Alan lalu menghela nafasnya, ia mendudukkan dirinya di sofa yang berwarna hitam ia menyenderkan kepalanya.

"Jadi? Apa kamu sudah menemukan siapa yang menculik [Name]" Tanya Alan pada Pria yang menelfon nya.

"Belum, tapi kalo gue boleh jujur ni panti asuhan agak aneh" Ucapnya.

Alan mengerutkan keningnya tak paham.

"Maksud Res? "

"Di panti asuhan ini setiap anak akan menjalani ujian setiap harinya, trus nanti yang nilainya di bawah rata-rata bakal di buang atau gak di bunuh"

Mata Alan terpejam, ia menyenderkan kepalanya senyuman terukir di wajah tampan milik Alan.

"Kau cari tahu tentang asal usul panti asuhan itu, trus kalo dah selsai cepat cari aku" Kata Alan dengan suara beratnya.

"Iya-iya, btw gimana kabar ponakan lu?" Tanya lelaki itu--- Ares tangan kanan Alan.

"Udah mendingan, gak teriak-teriak histeris kayak dulu lagi" Balas Alan yang mengingat kejadian beberapa bulan lalu.

"Mentalnya gimana? Gue takutnya mentalnya jatuh. Kesian masih kecil udah di perkaos sama 11 orang" Tanya Ares lagi.

"Kalo soal itu gue udah antisipasi, [Name] juga udah mulai gak takut lagi ma gue"

"Syukur deh kalo gitu, btw ada yang keluar dari panti asuhan bentar--"

Tutt--

Telepon di matikan secara sepihak, Alan lalu menengok ke langit-langit kamarnya.

"Sist, where do you go?" Gumam Alan sambil memejamkan matanya, bayangan seorang wanita dengan rambut hitam tersenyum lembut.

♤♤♤

"

Hoammm" [Name] menguap ia lalu berjalan menuju kamar mandi yang berada di dekatnya.

Selesai mandi ia berjalan keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah SD miliknya.

"Good morning [Name]" Ucap Alan yang tersenyum kearah nya.

"Good morning too om" Balas [Name] yang berjalan kearah tempat duduknya.

"Semalam gimana mimpinya?" Tanya Alan basa basi, [Name] mengendikkan bahunya.

Alan hanya tersenyum hingga matanya tertutup.

Tbc...

Hehehe gimana nih?

Masa lalu [Name] udah mulai terungkap.

Gimana tentang Alan?

Menurut kalian gimana masa lalu mbak nem??

Kenapa dia bisa di perkaos?





Boruto Twins! Boruto: Naruto Next Generation Where stories live. Discover now