Chapter 13

2.8K 397 11
                                    

Gadis dengan ikat rambut twintail itu menatap wanita yang berada di depannya

Badannya bergetar ketakutan ketika mendengar suara tembakan peluru dan bau anyir darah.

Wanita itu mengelus pipi [Name], badannya penuh dengan bekas luka dan muncratan darah dimana-mana.

"[Name]" gadis itu menengok kearah sang mamah yang memanggilnya.

"Mamah mau pergi dulu ya" Ucapnya membuat [Name] seketika membeku, tangannya terulur mengelus Puncak kepala sang anak.

"Jangan cari mamah ya, mamah janji mamah bakal balik buat kamu kok sayang" katanya yang lalu mengecup singkat kening sang anak dan pergi meninggalkan nya.

"Mamah pergi dulu yah" [Name] berjalan pelan menyusul sang mamah.

"Mah..."

"Mamah jangan mah!" Pekik [Name] panik yang mulai berlari mengejar mamah.

"Mamah jangan tinggalin [Name] mah! [Name] janji bakal jadi apapun yang mamah mau jangan tinggalin [Name] pokoknya" Gumamnya yang memeluk pinggang sang mamah.

Plakk

[Name] seketika membeku, ia mendongak keatas melihat reaksi mamah yang menampar wajahnya.

"[Name] [Surename]! Jangan membantah perkataan mamah mu ini!" Bentak--- Rikka dengan kencang yang lalu mendorong [Name].

[Name] menatap tak percaya Rikka, tangan kecil memegang kaki Rikka

"Kamu itu seharusnya gak la---"

"I-iya maaf, seharusnya [Name] nggak lahir. Kalo aja [Name] nggak lahir mamah sama papah pasti bahagia"

"Tapi tolong mah... Jangan tinggalin [Name] sendirian, [Name] salah soalnya [Name] lahir"

"[Name] gak becus jadi anak" Rikka membeku ketika dengar perkataan sang anak.

"Coba aja [Name] lahir jadi laki-laki, [Name] mungkin bisa nge banggain mamah sama papah"

"[Name] mau turutin kemauan mamah sama papah--- ukh" Cairan bening menetes dari mata [Name].

"[Name] minta maaf kalo selama ini [Name] nakal, jangan tinggalin [Name] sendirian mah... Ini permintaan [Name] yang terakhir kalinya"

"[Name] janji bakal gak bakal minta apapun"

Tangan Rikka bergetar, tangannya terulur memegang dagu sang anak lalu memcium kedua pipi sang anak.

"Mamah nggak pernah menyesal punya anak hebat kayak kamu sayang, tapi mamah minta tolong. Biarin mamah pergi sebentar yah?"

"Mamah ngomong kayak gitu persis omongannya kayak papah, tapi tau-taunya papah udah nggak pernah balik kerumah kan? Mamah mau ninggalin [Name]" Gumamnya dengan suara kecil.

Tes

Tes

Tes

"Hiks... [Name] mau nya sama Papah Mamah! Bukan mau sama Om Alan atau apapun!! [Name] mau kita bertiga kayak dulu lagi!!!" Pekik [Name] kencang sambil meremas ujung roknya.

"[Name] [Surename]! Jangan egois!"






















































Boruto Twins! Boruto: Naruto Next Generation Donde viven las historias. Descúbrelo ahora