Chapter 28

1.6K 232 38
                                    

Semilir angin menerpa wajah cantik gadis bermarga Uzumaki, rambut berwarna merah yang mencolok, kumis kucing dengan dua garis, Netra biru yang sangat menggambarkan seorang Uzumaki.

[Name] menyelipkan anak rambutnya kebelakang rambut, dengan memakai baju berwarna krem lalu rok dibawah lutut dengan warna hijau tua dengan corak garis putih.

Hari ini, [Name] duduk diteras ditemani dengan dua buah Onigiri dan satu kotak susu dingin rasa strawberry.

Boruto kemudian datang sembari membawa dua ekor kucing kecil ditangannya, ia menyerahkan kucing yang berwarna putih itu kearah [Name].

Sedangkan dirinya menggendong kucing hitam, ia mengelus-elus kepalanya membuat sang kucing mendengkur.

"Darimana Onii-san mendapatkan ini?" tanya [Name] yang akhirnya membuka suara. Boruto tersenyum manis dan menyentil kalung yang berada di leher si kucing.

"Aku memungutnya, saat pulang dari misi tadi. Aku melihat dua kucing ini berada dikardus yang kotor, karna tidak tega jadi aku memungutnya dan aku juga sempat ke rumah sakit khusus hewan tadi." jawab Boruto panjang.

[Name] mengangguk mengerti, ia mengelus kucing berwarna putih polos itu.

"Hee souka, tapi ini kita beri nama siapa?" tanya [Name] lagi.

Boruto menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Etto, aku tidak pandai memberi nama ttebasa, jadi kau saja yang memberi nama." jawabnya sambil diselingi dengan senyuman manis khas Boruto.

".... Bagaimana kalau--"

"Kushina dan Minato?"

"Itu nama kakek nenek kota bodoh"

Boruto menyengir lebar sedangkan [Name] meliriknya tajam. Gadis itu menghembuskan nafasnya dan melirik sekitar.

"Aku baru sadar, kemana yang lain?" ucapnya membuat Boruto ikut melirik sekitar.

Boruto mengendikkan bahunya dan tiba-tiba menarik tangan [Name].

"Ayo kita jalan-jalan!" ajak Boruto semangat, [Name] menganggukkan kepalanya pelan.


****


K

awaki berjalan dengan santai dan menikmati pemandangan, kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana.

Lelaki bertubuh jangkung itu berhenti berjalan dan melihat anak kembar yang bercanda gurau.

Netranya menatap lekat kedua anak kembar yang sibuk memainkan tembak-menembak.

"Kalau.... Aku menghilangkan Boruto dan Ray,, apa mungkin aku bisa mendapatkan [Name] seutuhnya?" ia bergumam pelan dan menatap fokus gadis dengan rambut merah yang digerai Indah.

[Name] tertawa lepas ketika Boruto memakai topeng monyet, senyuman yang jarang ditunjukkan oleh siapapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Name] tertawa lepas ketika Boruto memakai topeng monyet, senyuman yang jarang ditunjukkan oleh siapapun. Kecuali Ray dan Boruto tentunya.

Kawaki menatapnya lekat dan kemudian menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya.

"Bahkan dia saja tidak pernah menunjukkannya padaku, tapi kenapa dia selalu tertawa saat dekat dengan Ray dan Boruto?"

Kawaki menggeleng pelan saat di kepalanya membisikkan sesuatu.

'Tidak, aku tidak ingin merusak gadis yang kusuka' batin Kawaki yang kemudian berjalan lagi.

Diperjalanan otaknya dipenuhi dengan senyuman [Name].

Ahh candu

Candunya senyuman [Name] membuat dirinya berpikir hanya dirinya seorang yang boleh melihat senyuman itu.

Berhenti disebuah gang sepi, Kawaki menyenderkan tubuhnya dan menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Wajahnya bagai kepiting rebus. Dan telinganya memerah akibat memikirnya hal yang tak seharusnya ia pikirkan.

"Sial, kau harus membayarnya semua. Uzumaki [Name]" ucap Kawaki dengan suara bariton miliknya, ia memegang lehernya, jakunnya naik turun dan maniknya bergetar.

Senyuman aneh tercetak diwajahnya.

"Ahhh,"



****


"Tadaimaa~~" ucap Boruto dan [Name] berbarengan. Hinata kemudian datang menyambut keduanya dan mengelus kepala mereka.

"Kalian darimana saja? Ibu sudah masakkan makanan favorit kalian, ayo makan" ajak Hinata, Boruto dan [Name] saling bertatapan kemudian tersenyum lebar.

"Hai'k Kaa-san!"

"Yeay! Steak beef!"

Mereka kemudian duduk bersebelahan, [Name] lalu mengambil nasi miliknya dan memakannya. Ia menggoyangkan kepalanya senang.

Begitupun dengan Boruto yang memakan daging dengan lahap, Hinata terkekeh pelan melihat anak kembarnya yang memakan masakannya dengan lahap.

Kebahagiaan membuncah ketika [Name] dan Boruto dipertemukan kembali dan melihat anak kembarnya yang ia pikir sudah tiada tapi ternyata masih hidup.

Tangannya terulur mengelus-elus kedua kepala sang anak. Ia mengecup singkat kening Boruto dan [Name].

"A-ahh, Kaa-san jangan cium aku! Aku ini sudah dewasa." ujar Boruto sambil memasukkan daging kedalam mulutnya dengan cemberut.

"Ciumnya nanti saja, habis selesai makan. Baru nanti Ibu boleh mencium aku dan Boruto sepuasnya." balas [Name] dengan mulut penuh.

Hinata terkekeh pelan melihat perbedaan jawaban Boruto dan [Name].

"Hahaha, iya-iya habiskan makanan kalian. Ibu baru saja membeli puding coklat empat, kalian makan berdua, paham? Yang duanya lagi untuk Kawaki dan Himawari" tutur Hinata lembut.

[Name] menganggukkan kepalanya paham sedangkan Boruto hanya mengendikkan bahunya tak peduli.

Sangat akur bukan anak kembar ini?

Berbeda dengan anak kembar yang satunya :)





Tbc...

Hola, pakabar? Baik? Bagus deh kalau baik

Author kambek nih!

Mana tepuk tanganya!!!

Btw author mau ngilang lagi bye

//ngilang tanpa kabar

Boruto Twins! Boruto: Naruto Next Generation Where stories live. Discover now