Chapter 16

2.4K 385 16
                                    

RAY POV

Setelah sekian beberapa chapter aku tidak ditampilkan akhirnya aku ditampilkan..

Aku menatap piring didepanku dengan tatapan kosong, aku hanya memakannya tidak sampai habis

Biasanya kalau [name] disini, [name] akan memarahiku karna aku tidak memakannya sampai habis

Sekarang kalaupun aku memakannya sampai habis..., memangnya kau akan datang menemuiku??

Biasanya kau akan memujiku kalau aku memakan sayuran sampai habis. Sekarang kalau aku memakan sayuran sampai habis apa kau akan datang [name]?

Aku hanya ingin bertemu denganmu [name]...

Kamu satu-satunya cahaya ku..

Matahari ku dikala duniaku redup... Tapi... Memangnya Bulan dan Matahari bisa bersatu??

Karna...































Tidaklah mungkin bagi Matahari mendapatkan Bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya..

Jadi... Sangat tidak mungkin aku mendapatkannya bukan?

Tapi.., aku berharap suatu hari nanti kamu akan mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku [Name]

Karna aku sering membuat mu menangis..

"Kau menyisakan makanan lagi"

...

Cih pria itu.

Sebenarnya dia siapa sih? Ntah datang darimana dia slalu datang saat aku mau makan maupun sesudah makan.

Bikin jengkel aja

"Kenapa kamu menyisakan makanannya? Apa kau tak tahu bagaimana Sarada sudah susah payah membuat makanan itu agar kau tidak bosan dengan makanan penjara"

Aku menaikkan alis sebelah, gadis berambut hitam pendek itu namanya Sarada.

"Dia adikmu, Sarada dan kamu hanya beda beberapa menit saja"

Ahhh mulai..

"Kau lahir terlebih dahulu lalu setelah kau Sarada lahir" dia selalu menceritakan hal itu, dan selalu menyebut nama Sarada.

Aku tahu dia adikku, tapi... Aneh rasanya mengakui orang asing yang tiba-tiba datang lalu mengaku sebagai keluarga ku.

Aku tahu aku salah...

"Hei, kapan aku bertemu dengan [Name]" pria itu terdiam.

"Aku tanya--"

"Dia sedang dirawat di Rumah Sakit Konoha. Jangan ganti topik" ketus pria.

RAY POV OFF






.

.

.

.

.

"[Name], ayah mau pergi dulu ya sebentar" ucap pria berjas sambil menenteng tas.

[Name] mendongak keatas.

"Papah mau kemana? [Name] mau ikut boleh?" pria itu tersenyum tipis, ia lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak.

"Ayah cuma pergi sebentar" katanya sambil mengelus-elus kepala [Name].

Boruto Twins! Boruto: Naruto Next Generation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang