Nasib Anak Kost

563 64 10
                                    

Pagi terlihat cerah. Burung-burung berkicauan, angin berhembus sepai-sepoi. Namun pagi yang cerah itu berkebalikan untuk seorang remaja lelaki beranjak dewasa dengan rambut hitam pekat yang acak-acakan. Kentara sekali rambut itu baru saja di acak-acak oleh yang empunya.

"Bagaimana ini? Bagaimana ini?!" desahan penuh nada frustasi keluar dari bibir tipisnya. Tangannya dengan gemetar mengelus kertas berpermukaan halus yang menempel cantik di dinding. Kalender.

Brak!

Pintu bercat cokelat yang sudah sedikit mengelupas itu di dorong kasar hingga membuat seseorang yang berada di dalam terlonjak kaget. "Bro, tanding PS yuk."

Chanyeol-remaja laki-laki di dalam- hanya bisa mengelus dada lantas memasang wajah garang.
"Baek, sekali lagi kau mendobrak pintuku dengan 'halus' seperti tadi, ucapkan selamat tinggal pada pspmu!"

Baekhyun sang pelaku pendobrakan hanya memutar mata. Meletakkan laptop penuh plaster di atas meja. "Ya ya terserah lo aja." Baekhyun menyandarkan bokong indahnya di bantalan sofa yang empuk. Mencari posisi ternyaman. Chanyeol hanya bisa mendengus kesal.

"Lo kenapa sih? Daritadi tegang begitu? Habis nonton yang 'iya iya' ya?" Baekhyun kembali bertanya. Menekan tombol power pada laptop usang tapi berharga baginya karena itu satu-satunya barang mahal yang dia punya.

"Baek, kau tau sekarang tanggal berapa?"

"30, kenapa?" jawab Baekhyun kalem. Chanyeol membulatkan matanya dan dengan nada hiperbolis mulai berkoar.

"Lo gak tau bencana apa yang akan melanda kita sebentar lagi, Baek? Tanggal 30, bentar lagi awal bulan. Kalau awal bulan berarti pertanda kematian bagi dompet. Sebentar lagi kita pasti ditagih biaya sewa kostan ini!"

"Oh." Hanya itu. Respon Baekhyun hanya sebatas oh saja. Membuat Chanyeol gondok seketika. Tak segan-segan melemparkan bantal sofa ke wajah Baekhyun.

"Yaudah sih tinggal bayar aja. Lo uring-uringan pasti lagi gak punya duit ya? Ngerjain tugas aja numpang wifi gue mulu." Tanya sekaligus ejek Baekhyun dengan wajah minta ditabok. Chanyeol tertawa sumbang sekaligus sakit hati.

"Bendahara gue belum transfer nih. Gue harus gimana? Mana dosen tua Bangka berkepala pelontos itu udah kasih warning kalo tugas buat summary novel yang tebelnya nauzubillah gak dikumpulin, gak bisa ikut UAS." Chanyeol mengacak-acak rambutnya yang bebas ketombe. Memasang wajah frustasi.

"Mau pinjam? Tapi ada bunganya 90%." Seketika Baekhyun langsung mengambil langkah seribu sebelum menerima semburan lahar panas dari Chanyeol. Meninggalkan Chanyeol yang masih uring-uringan.

.
.
.

Hari berlalu dengan begitu cepat. Tiba-tiba sudah tanggal satu. Tanggal keramat untuk Chanyeol. Chanyeol merenung di dalam kamar kostannya. Dia galau, dia gundah, dia pundung menunggu semburan dahsyat dari ibu kost yang sebentar lagi pasti menagih biaya sewanya. Gimana nih? Mana dollarnya sudah ludes ngerjain laporan yang dikasih dosen berkepala pelontos di kampusnya. Ibu pemilik kostan ini cantik dan ramah sih, tapi kalau menyangkut uang dia bisa berubah buas. Chanyeol juga sudah menunggak 2 bulan. Mau kasih alasan apa lagi dia? Tadi aja ingin keramas tapi shamponya habis dia isi air. Kehidupan mahasiswa yang ngekost itu berat, kawan.

Tok tok tok

Spontan Chanyeol melompat ke atas sofa karena kaget mendengar pintu kostannya di ketuk.

'Mati gue, itu pasti ibu kostan deh. Bukain apa gak ya?'

Ditengah perang batin antara keluar apa tidak, pintunya masih senantiasa diketuk. Pasrah, akhirnya Chanyeol berjalan lesu membukakan pintu. Tangannya gemetar memegang kenop pintu. Begitu pintu terbuka Chanyeol terkesima, dia terpukau oleh seseorang yang berdiri dan tersenyum ke arahnya.

•Oneshoot Series• [M] Season 2✔️Where stories live. Discover now