2

435 53 0
                                    

"Lain kali, jika kau ada masalah, kau cerita saja kepadaku, aku akan jadi pendengar yang baik"

ujar Jungkook yang terlihat telaten mengobati sobekan kecil dibibir Hoseok,
Ia jelas kesal melihat Hoseok yang terus menerus memberontak jikalau ingin dibawa ke ruang kesehatan, alasan nya bahwa dia baik baik saja, Jungkook memang tahu betapa keras dan betapa seringnya Yoongi bersikap kasar kepada Hoseok,jika ia jadi laki laki manis itu, mungkin ia akan memilih untuk tinggal di panti asuhan daripada harus tinggal dengan singa berwujud manusia seperti Yoongi.

"shh.. Shh, ayo lah Jungkook, pelan pelan, itu menyakitkan"

ringis Hoseok ketika Jungkook dengan sengaja menekan kapas tepat di tengah tengah luka nya itu, ia merasa ngilu sekaligus perih karena tangan kiri Jungkook juga menahan pipinya, Jungkook tak tau saja, kalau rasa sakit akibat 2 tamparan keras dari Yoongi mendarat dipipi kirinya itu jauh lebih sakit ketimbang bibirnya yang sobek.

" Hoseok, apa kau tak berkeinginan untuk segera pindah dan tak hidup lagi dengan Yoongi Hyung?  Aku tak sanggup melihat kau terus menerus disakiti seperti ini"
Jungkook mengeluarkan kekesalan nya kepada Hoseok, dan apa reaksi lelaki itu? Ia hanya tersenyum manis, jika Jungkook tak ingat kalau Hoseok adalah teman nya, ia ingin sekali menggampar lelaki itu, bisa bisanya tersenyum disaat seperti ini.

" Aku, hanya ingin hyung bahagia,"

Deg,

Jungkook langsung menghentikan kegiatan nya, sekali lagi, jika dia tak ingat kalau lelaki yang ada dihadapannya ini tak sedang terluka, ia sangat ingin membekap lelaki itu lalu membawa nya pulang untuk tinggal bersamanya.

"Bahagia katamu?  Ya, dia bahagia sedangkan kau hanya terluka Seokie, ayo lah,dimana otak pintar mu itu?  Yang bahkan bisa mengalahkan Namjoon,murid paling pintar disini?  Kenapa kau begitu bodoh berpikir dengan cara itu Yoongi hyung akan berhenti melukaimu? Dimana akal mu Hoseok?"
tangan kekar Jungkook mengepal,ia sangat kesal dengan perlakuan Hoseok, mengapa ia begitu bodoh mengatakan bahwa semua baik baik saja?  Dasar penipu, Hoseok hanya tersenyum lalu beranjak meninggalkan Jungkook yang sedang emosi,

"Hei, ayo lah, kau hanya mempedulikan hidupku yang berantakan, padahal kehidupan mu saja tidak sebaik yang orang pikirkan"
tegas Hoseok saat berada diambang pintu, ia tatap Jungkook dengan tatapan nya yang kelewat santuy, 

" Jangan terlalu mengurusku Jungkook, aku bisa mengatasi ini semua," lalu ia pergi dari ruang kesehatan sekolah itu, Jungkook hanya melamun, kembali mencerna kata kata yang Jungkook ucapkan tadi, "tidak sebaik yang orang pikirkan?",
ya..  Memang kalau dipikir pikir, kehidupan Jungkook itu jauh dari kata kesusahan,
namun, percayalah,Jungkook itu hanya hidup bertemankan uang dan harta, tak ada yang benar benar bisa mencurahkan kasih sayang kepadanya sebesar Hoseok,ya walaupun menyebalkan, Hoseok sangat menyayangi sahabat yang telah ia anggap sebagai adik itu, bahkan untuk kedua orangtua nya,melihat tumbuh kembang Jungkook pun rasanya sangat jarang.

Jungkook juga tak punya teman selain Hoseok, lebih tepatnya, dia yang menutup diri dari orang orang, karena ia sudah beberapa kali mengalami "pertemanan berdasarkan pangkat dan kekayaan",dan ia tak mau ada orang yang berteman dengannya hanya untuk mengincar harta, karena itu ia memilih berteman dengan Hoseok saja,karena ia tahu, Hoseok itu orang nya tulus dan baik, kelewat baik malahan,

"Mungkin itu maksud Hoseok, aku hidup penuh dengan gemerlap kekayaan, namun sedikit pun tak merasakan kasih sayang".

***

"Hoseok, beli kan aku bir"
perintah Yoongi ketus tanpa memikirkan Hoseok yang sedang mengerjakan tugas dari sekolah, Hoseok hanya menatap Yoongi,
Bir? Bukankah itu sesuatu yang mahal?
Harga Minuman itu setara dengan uang jajan Hoseok selama 2 minggu,

"mengapa kau masih disini?Apakah kurang jelas Jung Hoseok?"

teriak Yoongi tepat disamping teliga Hoseok, Hoseok yang ketakutan pun langsung beranjak dan mau tak mau harus memecah tabungannya untuk membeli bir yang hyung nya minta,ia segera memakai hoodie abu abu lalu memakai masker hitam, ia tutup kepalanya dengan tudung hoodie itu,
ia lalu berjalan pelan menyusuri beberapa tapak jalan menuju kedai minuman keras yang memang agak jauh dari rumahnya.

***

"Apa yang kau pikirkan hyung?" tanya Jimin yang tiba tiba datang menghampiri Seokjin yang termenung di balkon kamarnya,
FYI: Jimin itu adalah adik angkat dari Jin setelah kakak nya atau ibu dari Hoseok dan Yoongi meninggal.

"Ah Jimin,mengapa kau kesini?"
Jin malah balik bertanya, ia takut kelihatan gugup jika berhadapan dengan adik angkat nya ini, entah lah,Jimin itu sangat peka dengan keadaan, Jimin tampak melebarkan mata sipit nya itu,ia menatap Jin dengan tatapan penasaran, ia tahu, hyung nya ini sedang tidak baik baik saja.

"sudahlah hyung, kau itu pembohong yang buruk, kenapa kau? Apakah ada masalah dengan kuliah mu? "

Seokjin berdecak kesal ketika ia mendengar Jimin mengejek nya, padahal itu memang kenyataan, Jin tak pandai berbohong bahkan kepada dirinya sekalipun.

***

"ayolah hyung, berhenti memikirkan keponakan mu itu, mereka sudah memiliki hidup baru sekarang"
Jimin mengusap punggung Jin pelan, ia terlihat khawatir dengan Jin yang terus menerus menangis sesegukan,

" i.. Ini semua salah ku jimin, seandainya aku tidak menghasut Hoseok untuk mengajak keluarganya ke kebun binatang, ini semua tak akan terjadi"

Flashback on:

"di kebun binatang itu terdapat banyaaakkk sekali hewan, termasuk panda"
Seokjin yang pada saat itu masih berusia 17 tahun itu tampak menghasut keponakan nya yang baru kelas 4 SD itu,

"apa kau bilang hyung?  Panda? " tanya Hoseok kecil, Jin memang masih terlalu muda jika harus dipanggil paman, jadilah si Hoseok memanggil Hyung,

"pasti panda itu lucu"

"tentu saja, sangat lucu dan bulunya juga sangat lembut"

" aku akan mengajak eomma,appa dan Yoongi hyung ke kebun binatang, apa kau  mau ikut hyung? " tanya Hoseok polos, Seokjin hanya melontarkan smirk ke arah Hoseok,

"aku masih banyak kerjaan"

Flashback off:

"ini semua salah ku Jimin, salah ku" teriak Seokjin makin kencang,Jimin memeluk Seokjin hangat, ia berharap, tangis hyung nya itu reda,

" Hoseok tak bahagia hidup dengan Yoongi,Jimin".

***

Hoseok memasuki kedai minuman keras itu dengan hati hati, bau alkohol seketika menyeruak ketika baru saja menginjakkan kaki di kedai itu, beberapa pasang mata tampak menatap Hoseok dengan tatapan mengintimidasi,

lelaki manis serta pintar itu melihat beberapa hal yang membuatnya tak nyaman, mulai dari orang orang yang sudah mabuk berat, para pelayan seksi yang siap melayani pelanggan, hingga orang orang yang sudah tertidur lelap, lalu pandangannya berhenti di sudut ruangan karena ia melihat seorang lelaki muda yang tengah mabuk berat,

"B.. Bukan kah itu... Jungkook? " ucap nya dalam hati.

Hai hai pacar jhope disini, gimana chapter kali ini?  Sampe sini dulu ya

.
.
.
.
.
.

Babayyyy...
.
.
.
.
.
.

Wait, jangan lupa vote n comment nya karena itu gratis ya manteman..

Source of Happiness  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang