21

254 36 5
                                    


Antagonis Aldosteron,

Hoseok menatap obat itu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, bagaimana tidak, ia yang masih 17 tahun harus berkutat dengan obat obatan yang memiliki dosis tinggi seperti ini,
Hoseok menghela nafas dalam, lalu kembali menaruh obat itu kedalam laci kecil di meja belajarnya,

Hoseok berbaring diranjang, menatap langit langit kamarnya, merenungi nasib,
Hoseok memperhatikan tangan kirinya, bekas jarum infus tertanam 3 hari yang lalu, perutnya berbunyi dari tadi, namun ia tetap diam, karena dirumah ini tak ada makanan sama sekali.

"Aku lapar,"
lirihnya sembari mengelus perutnya yang kurus, ia bangkit dari posisi awal, lalu turun menuju dapur untuk melihat, apakah ada makanan,

"Yoongi hyung benar benar menghabiskan makanan disini? Aah, ayolah,yang benar saja"
protesnya, tentu saja ia melakukan itu tanpa ada Yoongi, ia takut jika Yoongi mendengar itu semua,

"Aku juga lapar, Yoongi hyung tak pernah mengerti aku sama sekali"

Byurr,

Hoseok tersentak kaget ketika air dingin tiba tiba menguyur kepala dan tubuhnya, Hoseok mendongak, dan mendapati Yoongi dengan tatapan mautnya,

"Tak pernah mengerti katanya"
ucap Yoongi dibarengi dengan sebuah kekehan, ia lalu mengambil tali cambuk yang sempat disimpan tadi,

Cetass,
(author ga tau bunyi cambuk)

"Hyung, sakittt"
Teriak Hoseok kesakitan, bagaimana tidak, Yoongi melayangkan tali cambuk di betis Hoseok, Yoongi tersenyum remeh,

"Silahkan bicarakan aku dari belakang lagi,kau tahu? Aku lebih suka orang yang berterus terang dibandingkan orang yang suka berbicara dibelakang"

"Sakit,"
lirih Hoseok mengusap betisnya yang terasa sangat sakit juga perih,

"Perlu aku mandikan lagi? Hm?"
Tanya Yoongi, seraya melipat tangannya didepan dada,
tiba tiba,Hoseok meringis kesakitan sembari meremat dadanya pelan, nafasnya tampak tak teratur, juga disertai beberapa batuk kecil,

"Hyu..ng"
lirih Hoseok yang tampak tak kuat lagi menopang tubuhnya,dadanya kembali terasa sakit, mungkin karena terlambat minum obat,
sakit didadanya kali ini bisa membuatnya melupakan rasa sakit habis dipukul menggunakan cambuk, ia meremat dadanya untuk meminimalisir rasa sakit itu,

Yoongi hanya terdiam melihat Hoseok yang perlahan rebah kesamping, ia masih saja menatap remeh, ia kira Hoseok hanya sekedar bermain main saja padanya,

"Hentikan permainan busuk mu Seokie, aku benci melihat itu,"
ujar Yoongi yang tentu saja tak mendapat jawaban dari Hoseok,

Lelaki itu tergeletak begitu saja, tanpa pergerakan, Yoongi yang mulai panik berusaha membangunkan Hoseok dengan cara menepuk nepuk pipinya, tapi itu percuma,

"Jangan bermain main disaat seperti ini Hoseok, hei, bangun"
teriak Yoongi semakin panik, ia lantas mengangkat Hoseok, menggendong nya ala bridal style, membawa Hoseok ke kamar Yoongi karena kamarnya ada dilantai bawah.

***

Yoongi berusaha mengobati betis Hoseok yang membiru karena cambukan nya tadi,

Terbesit rasa penyesalan pada dirinya, ia dengan ringan tangan mencambuk Hoseok tanpa memikirkan perasaan adik satu satunya itu,
Ia bahkan tak tahu bagaimana rasa sakit yang diderita oleh Hoseok,

"Seokie, kumohon bangun, jangan seperti ini, kau membuatku takut"

Lirih Yoongi dengan mata yang memerah akibat menahan tangis,
tiba tiba, sebuah kenangan manis dengan eomma nya terlintas begitu saja,
membuat Yoongi harus tersenyum seraya meneteskan airmata,

***

Flashback on

"Shh, Eomma, itu menyakitkan,"

Ringis Yoongi ketika kapas yang eommanya pegang menyentuh pipinya lebam akibat bogeman dari tangan Hoseok,

"Appa, Yoongi hyung menyakitiku"

Tangis Hoseok mengadu kepada Appa nya, kedua orangtua mereka hanya bisa menahan diri untuk tertawa diakibatkan oleh kedua anak lelaki mereka ini,

"Hei, siapa yang kau bilang menyakitimu?  Jelas jelas kau yang memukul ku lebih dulu"

"Itu salah, hyung lah yang menendang mainan ku sampai rusak, makanya aku pukul"
jelas Hoseok tak terima, eomma dan appa mereka melihat perdebatan antara bocah berumur 8 dan 9 tahun itu,

"Baiklah, jika kalian berdua tak ingin berdamai, Appa takkan membelikan kalian mainan baru"

"Ya, jika kalian tak ingin berdamai, Eomma tidak akan membuat kimchi dan daging lagi,"

Ancaman dari kedua orangtua itu nampaknya ampuh, kakak beradik itu seketika berpelukan walaupun kejengkelan masih tampak diwajah mereka berdua,

"Yoongi, kau sebagai hyung, harus menjaga Hoseok sepenuh hati, Hoseok juga begitu, sebagai seorang adik, harus menghormati Yoongi hyung,  mengerti?"
tanya eomma mereka dengan lembut, kedua bocah laki laki itu mengangguk serentak,

"Mengerti eomma".

Flashback off

***

"Kumohon, kau harus bangun sekarang,"
Lirih Yoongi kembali, namun tak mendapatkan reaksi apapun dari Hoseok.

***

Agak kesal ya, tapi gapapa deh

Hai hai,
Gimana chapter kali ini? Suka?
Kalo suka jangan lupain vote n comment nya,

Jumpa lagi di chapter depan,

Babayyyy,


Salam, pacar Jhope💞


Source of Happiness  [Selesai]Where stories live. Discover now