4

314 49 11
                                    

"Hyung, kau mau kemana pagi pagi buta seperti ini? "
Tanya Jimin yang agak heran melihat Jin berkemas barang di pagi minggu ini, biasanya, hyung nya itu hanya akan duduk di sofa atau di kasur, namun hari ini, ia tampak tergesa gesa,

"ah, jimin-shi, aku akan ke rumah Yoongi dan Hoseok pagi ini, kemungkinan sore nanti aku akan pulang" jawab Jin tanpa menoleh,

"baiklah, aku akan pergi, jaga rumah sampai aku kembali"
lanjutnya sembari berlari menuju pintu utama, Jimin hanya mengangguk pelan, lantas, ia duduk di sofa rumah mewah itu,
" sebenarnya, siapa dan bagaimana rupa Yoongi serta Hoseok itu" gumam nya.

***

"Hyung,bangun,aku sudah buatkan kopi sama roti"
ujar Hoseok pelan sembari mengetuk pelan pintu kamar Yoongi, tak lama, Yoongi membuka pintu itu dengan wajah khas baru bangun tidur, ia menatap Hoseok sebentar lalu berlalu dari hadapan adiknya itu,

"hei, bersihkan gudang atas, kau tak sedang melakukan apa apa kan? Cepat bersihkan itu, awas kalau aku lihat tidak bersih"
perintah Yoongi tiba tiba, Hoseok langsung mengangguk lalu berlari menuju anak tangga rumahnya itu,

"dasar, anak bodoh, gudang itu terlalu kotor untuk kau bersihkan sendiri" ucap Yoongi dengan smirk di bibirnya.

***

"Ya tuhan, sudah berapa lama ini tidak dibersihkan?"

keluh Hoseok ketika melihat gudang atas rumahnya itu,
debu dan sarang laba laba ada dimana mana, barang barang yang sudah tak tertata lagi,sungguh membuat jiwa pembersihnya meronta ronta,
ia dengan sigap mengambil kemoceng dan sapu lalu dengan cepat menghilangkan debu debu,tak lama, nafas nya tiba tiba memburu,membuat dada nya sakit, ia lalu memukul dadanya pelan,

"hei, jangan sekarang,"

***
1 jam berlalu,
Hoseok sudah membersihkan gudang itu dengan telaten, ia tersenyum puas karena melihat gudang itu sudah rapi seperti sediakala, lelaki berlesung pipi itu lantas berjalan menuju anak tangga untuk kembali kebawah,ia belum sarapan tadi, baru 2 anak tangga ia pijak, dadanya kembali sakit, lelaki itu duduk sebentar untuk meredakan sakit yang ia rasa,

"aku bilang jangan sekarang" lirihnya,

" Hoseok, kau dimana? Ayo sarapan, " teriak Jungkook dari bawah, ia baru bangun dan melihat Hoseok tak ada dikamar,

"a.. aku datang Kookie" teriaknya, padahal dada nya masih sakit, tapi ia tetap memaksa untuk turun.

***

" Hoseok, sudah berapa lama kau tak membersihkan taman?"
tanya Yoongi dengan tatapan tajam, menatap ke arah Hoseok yang sedang mencuci tangan siap siap untuk sarapan, Jungkook hanya melihat Yoongi dengan tatapan penuh tanya,apa lagi ini,

"bersihkan taman dulu, baru boleh sarapan"
perintah Yoongi tanpa ekspresi,seolah olah sedang bicara dengan tukang kebun Jungkook langsung menggebrak meja, tak terima dengan perintah Yoongi barusan,

"ayolah Yoongi hyung, Hoseok itu lapar, biarkan ia sarapan dulu"

"siapa kau berhak memerintah? Aku yang berkuasa disini, jadi aku yang berhak memerintak Hoseok"
Gertak Yoongi dengan lantang, Jungkook lalu mendengus kesal, Hoseok itu adiknya, bukan budak.

"tak apa Kookie, aku akan bersihkan taman dulu" jawab Hoseok sembari tersenyum,ia langsung mengambil sarung tangan karet dan keluar menuju arah taman belakang rumah,

"hyung, Hoseok itu adikmu, bukan budak ataupun pelayan," Jungkook menatap Yoongi dingin, yang hanya dibalas oleh sebuah smirk,

"sekalipun dia adikku, dia juga lah yang menyebabkan orangtua ku mati"
Balas Yoongi tak kalah dingin, ia beranjak meninggalkan Jungkook yang sedang terpaku, tentu saja denga smirk andalan nya.

***

"Ya Tuhan,sampai kapan aku harus tersiksa dengan keadaan ini?"

rintih Hoseok dengan air mata yang tertahan, sakit yang sedari tadi menjalar di tubuhnya sungguh menyiksa, belum lagi panas terik matahari yang sudah mulai tinggi,
Ia benar benar tak tahan lagi,

"Eomma, Appa, maafkan aku, karena aku lah kalian tiada, seharusnya, aku saja yang mati, bukan kalian"
air mata mengalir dari mata lelaki itu, ia sudah berusaha menahannya dari tadi, tapi ia tak sekuat itu.

"Yoongi hyung sering menangis karena rindu kalian, maafkan aku" rintih nya, rasa sakit pada dada nya semakin menjadi, membuat ia mau tak mau harus masuk ke rumah,

"kenapa kau masuk?  Pekerjaan mu belum selesai Seokie" ujar Yoongi dengan wajah datar menatap ke arah Hoseok yang mulai tampak meringis kesakitan,

"h...hyung, izin kan aku masuk dulu,rasanya aku tak enak badan" ujarnya terbata bata,

"hah?  Baru segitu saja kau sudah menyerah,"

"h...hyung, k...kumohon, izinkan aku m....masuk" mohon Hoseok dengan nafasnya yang terengah, tangannya meremat kuat dadanya, ia berusaha mengatur nafas untuk mengurangi sesak,ia memeluk kaki Yoongi dengan teramat sangat erat.
Sementara, Yoongi hanya melihat ke arah lain tanpa melihat kondisi Hoseok,

"kau yang sudah membuat Eomma dan Appa pergi Hoseok, jika saja kau tidak ada, ini semua mungkin takkan terjadi," Yoongi melanjutkan ucapan nya, tanpa mendengar panggilan Hoseok yang hampir kehilangan kesadaran,

Yoongi merasa, pelukan Hoseok dikakinya itu semakin merenggang, entah kemauan dari mana, ia melihat ke arah bawah, dan mendapati Hoseok yang sudah terkulai dengan bibir yang pucat, dan juga nafas yang memburu,

"H...hoseok?  Kau tak apa? Ayolah, jangan bercanda"ujarnya sembari menepuk nepuk pelan pipi adiknya itu, namun itu percuma,

"J...jungkook! Tolong aku" teriaknya panik.

Wah, kira kira uri sunshine kenapa ya?  Jangan lupa vote n comment nya biar author cepet up,

Salam, pacar nya Jhope.

Source of Happiness  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang