9

249 41 4
                                    

Double update boss,

I'm sorry kalo makin ngawur

Tandain typo

And...

Happy reading😙

.
.
.
.
.
.
.

Jungkook bosan dirumah, ia sendiri disini, ia sebenarnya ingin minta ditemani oleh Hoseok, tapi ia tahu keadaan Hoseok sekarang,ia hanya bisa berharap,
Yoongi tidak melakukan apapun dengan temannya itu,ia memutuskan untuk pergi ke supermarket menggunakan mobil,tapi ia melihat kejadian yang dialami oleh Hoseok,

***

"Hoseok, kumohon bangun"

isak Jungkook, ia benar benar tak bisa menghentikan tangisnya, sejak setengah jam yang lalu, Hoseok masih belum juga sadar,Jungkook membawa Hoseok ke rumahnya,

"Hoseok, tolong bangun"

"Eungh,a...aku dimana? Argh, d...dadaku,"

Hoseok terbangun dan merasakan ngilu yang teramat sangat pada dada kirinya,

Grep,

Jungkook memeluk Hoseok erat, ia seperti baru saja menemukan harta karun yang sudah lama menghilang.

"Hei, kenapa kau menangis? Seperti anak perempuan saja"
ujar Hoseok dengan nada bercanda, ia tertawa lepas seolah melepaskan rasa sakit yang ia derita, padahal baru saja ia mengeluh soal dadanya,

"Kau membuatku Khawatir Hobi"
Seru Jungkook sembari memukul lengan Hoseok pelan, ia merasa kesal sekaligus gemas dengan perlakuan temannya itu.

***

"Sial, hampir saja kita membunuh Hoseok tadi"

umpat Namjoon sesampainya di taman, ia duduk dikursi taman untuk melepas kepenatannya setelah berlarian, nafas Taehyung terdengar memburu,ia begitu lelah berlari,akhirnya ia duduk disebelah Namjoon, dan membuka maskernya.

"Siapa lelaki itu? Berani beraninya dia menghentikan aksi balas dendam kita"
ujar Taehyung, mash dengan nafas yang tak beraturan,

"Dia adalah Jeon Jungkook, anak dari pemilik perusahaan komputer Jeoncompany," jelas Namjoon,

"Tunggu saja, akan kuhabiskan anak itu"

***

"Kenapa?"
tanya Yoongi singkat ketika ia melihat Jungkook masuk ke rumahnya sembari memapah Hoseok yang tampak sangat lemah, Jungkook tak peduli dengan pertanyaan Yoongi, ia membaringkan Hoseok di sofa, lalu menarik tangan Yoongi menuju taman belakang.

***

"Dengarkan aku, kau jangan pernah memerintahkan Hoseok seperti budak lagi"

"Kenapa? Aku sudah bilang, aku yang berkuasa disini, jadi, hanya aku yang berhak memerintah Hoseok"

"Dia adikmu hyung, dia bukan budak yang bebas kau suruh seperti itu"

"Lalu apa urusanmu memerintah aku seperti ini?"
balas Yoongi,dengan wajah yang sangat santai,

"Dengar, Hoseok itu tidak seceria yang kau kira, dia tidak akan kembali seperti dulu lagi hyung"

"Apa maksudmu?"

"M..maaf, aku tak bisa memberitahumu sekarang"

ujar Jungkook berlari menjauhi Yoongi, Yoongi hanya menatap kepergian Jungkook dengan wajah datar,

"Apa maksud bocah itu?" gumam Yoongi,

***

"Kookie, kau tidak memberitahu Yoongi hyung kan?"
tanya Hoseok dengan wajah panik, ia takut Jungkook mengatakan yang sebenarnya kepada Yoongi,

"Tidak Hobi, kau tenang saja, aku akan tetap merahasiakan ini, selama kau tidak melanggar perintahku"

Senyuman Jungkook tampak memgembang, Hoseok membalas senyum Jungkook dengan senyum manis khas seorang Jung Hoseok.

***

"Kenapa hyumg begitu tega dengan kami? Apa salah eomma juga appa sampai sampai hyung dengan tega mencelakai kami?"
wajah Yoongi kecil tampak memerah akibat menangis,

"m...maafkan aku, aku tidak tahu semua ini akan terjadi," sesal Jin dengan air mata mengalir tak berhenti,

"Hyung, kenapa kau membohongiku? Kau bilang aku akan melihat panda, kenapa aku malah dibawa kerumah sakit hyung???"
mata Hoseok kecil menatap Jin seolah menuntut jawaban yang berarti,

"Seokjin, kenapa kau tega kepada noona?"
tanya nyonya Jung dengan wajah dan juga badan yang penuh luka,

" Kau juga sangat tega kepadaku Jin, ada apa dengan dirimu?" tuan Min datang secara tiba tiba dengan penuh luka

Argh..
"Hah, itu hanya mimpi,"

ujar Jin ketika tersadar dari mimpinya oleh mimpi buruk tersebut, ia lalu kembali berbaring dan menangis sejadi jadinya, ia begitu takut dan juga menyesal telah melakukan hal itu,

Seokjin melirik sekitar, aman, Jimin sudah tidur pastinya, ia membuka laci kecil yang berada dilemarinya, lalu mengeluarkan sebuah silet kecil namun tajam, dan mulai menggoreskan silet itu dipergelangan tangannya,
bukan diurat nadi,karena ia masih takut jika tiba tiba memang tergores lalu ia pergi untuk selama lamanya,

"Semoga ini bisa membantu meringankan kecemasanmu Jin," gumamnya sembari tersenyum.

***

WARNING!!!

Kejadian diatas bukan untuk ditiru

Gimana chapter kali ini?  Makin ngawur ya, oke deh, makasih buat kalian yang masih baca,

Jangan lupa, Vote n Commentnya karena itu gratis ya manteman,

Salam,pacar Jhope💞

Source of Happiness  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang