17

236 38 2
                                    


"Arrggh, sakit"

Rintih Hoseok pelan, dadanya kali ini benar benar sakit, tapi ia tak mungkin membatalkan pertemuannya dengan Seokjin, karena ia sangat merindukan pria itu, walau baru bertemu kemarin,

"Kenapa harus sakit sekarang? Aku ingin bertemu Jin hyung,"

"Hoseok, kau pergi sendiri,"

teriak Yoongi lalu terdengar sepeda motor yang dibunyikan, Hoseok menghela nafas, lagi lagi Yoongi membuatnya agak kesal, andai saja Yoongi tahu tentang sakit yang ia alami,
Tapi mungkin Yoongi pun tidak akan peduli dengan keadaannya,kecuali jika Hoseok mati,

"Ya Tuhan, bagaimana ini?"
gumam Hoseok didalam hati, ia tetap memaksakan diri untuk mengganti baju yang ia kenakan menjadi sebuah sweater, kemudian sebuah syal yang ia lilitkan dilehernya,
ia berkaca wajahnya sendiri dan kemudian agak tersentak,

"Kenapa wajahku jadi sepucat ini?"

Tanyanya pada diri sendiri, ia mengerutu kesal, kemudian menggertak meja untuk melampiaskan kekesalannya,

"Kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang mengalami penyakit ini?"

Teriaknya, ia kesal, ia benci dengan semua kenyataan ini, kenapa semua hal buruk harus menimpanya?
Apa salahnya sampai hampir semua orang membencinya?

Hoseok meraih ponsel pintarnya yang berada diatas nakas, baru saja ia menghidupkan ponsel itu,
dari aplikasi instagram terdapat notifikasi yang menyebut akunnya dalam sebuah komentar

TaehyungV menyebut anda dalam sebuah komentar : Entahlah, dasar pembawa sial

Hoseok tersenyum kecut melihat komentar yang Taehyung lontarkan,
Rasa hatinya ingin marah dan tak terima,
namun apa yang dikatakan Taehyung benar, ia adalah pembawa sial,karenanya lah Jungkook tidak memiliki banyak teman,

"Baiklah, aku tidak akan bergantung pada Kookie lagi mulai besok"

Ia membuka pintu kamar, sembari menghela nafas lelah,

"Semoga saja kau tidak pingsan ditengah jalan Seokie".

***

"Mana Hoseok?"
tanya Jin ketika Yoongi baru saja memarkirkan sepeda motornya di area parkir, Jin jelas heran karena biasanya Yoongi datang bersama Hoseok, tapi kali ini tidak,

"Tadi Hoseok bersiap sangat lama, jadi aku tinggal saja"

jawab Yoongi santai, Jin menghela nafas, ia sudah hafal dengan sifat keponakannya yang satu ini,
Jimin yang sedari tadi berdiri disamping Jin, mengulurkan tangannya kepada Yoongi untuk berkenalan,

"Salam kenal, aku Park Jimin"

"Aku Yoongi"

Jimin menatap Yoongi lekat lekat, ia seperti pernah melihat lelaki berpipi bulat ini, tapi ia lupa dimana.

"Kau, berasal dari Gwangju bukan?"

Tanya Jimin yang dibalas dengan sebuah anggukan oleh Yoongi,

"Kau dari Gwangju?" tanya Yoongi kembali,

" Tidak, aku asli Daegu, tapi aku diadopsi oleh orangtua Jin hyung menjadi putra mereka sejak umurku 12 Tahun, dan sejak eomma meninggal aku menetap di Seoul bersama Jin hyung"

"12 Tahun?"
tanya Yoongi meyakinkan, ia tidak pernah tahu jika ia juga memiliki paman selain Jin,ia melirik Jin sekilas,
Lalu bertanya kepada pamannya yang berusia 24 tahun itu,

"Jin hyung, aku tidak tahu nenek pernah memgadopsi putra lagi, berarti dia adalah pamanku? Sama sepertimu?"
tanya Yoongi dengan wajah yang polos, entahlah, lelaki berusia 18 tahun itu selalu terlihat kekanak kanakan jika sudah berhadapan dengan seorang Kim Seokjin,

Jin hanya mengangguk sebagai pertanda jawaban dari pertanyaan Yoongi.

***

Sudah sekitar 15 menit mereka menunggu diarea taman, menanti kedatangan Hoseok yang tak kunjung sampai,
Yoongi menendang nendang udara karena bosan, ia memutuskan untuk menghubungi Hoseok, namun adik satu satunya itu tak kunjung mengangkat panggilannya,

"Dimana bocah sialan itu?"
Gumam Yoongi dalam hati, ia geram, seharusnya ia tadi menunggu Hoseok,

***

" S...Sakit, to..tolong aku,"

Hoseok tergeletak dilantai,ketika ia ingin menuruni tangga dari kamarnya yang berada dilantai atas, nafasnya tiba tiba sesak dan penglihatannya kabur,
ia tak bisa fokus menuruni tangga, berujung jatuh dan terguling sampai lantai bawah, kepala kirinya terbentur lantai keramik keras,hingga mengeluarkan darah yang semakin lama semakin deras keluarnya.

Dadanya yang semakin sakit membuatnya tak berdaya untuk kembali berdiri,ditambah pula dengan kepalanya yang sakit, penglihatan nya yang semula normal lama kelamaan mulai mengabur,

ia bergegas merogoh kantong bajunya dengan susah payah untuk mengeluarkan ponsel genggamnya,ia menekan sebuah nomor.

Satu detik, dua detik, tiga detik,

Sambungan telepon itu pun akhirnya tersambung, dada yang semakin sesak
membuat Hoseok tidak bisa berbicara banyak,

"J...Jungkook, to...tolong__"

Ponsel itu terputus bersamaan dengan tangan Hoseok yang terkulai lemah, dari kepala kirinya mengeluarkan banyak darah, sedangkan dari hidungnya mengeluarkan darah yang mengalir perlahan.

***

"J...Jungkook, to...tolong"
Sambungan telepon terputus secara tiba tiba, Jungkook menatap layar ponsel nya yang kembali ke beranda awal, ia merasa sedikit khawatir dengan Hoseok,

karena pada dasarnya,Hoseok itu tidak suka meminta tolong bantuan orang lain kecuali saat ia benar benar butuh pertolongan,
tapi Jungkook sedang ada acara kumpul keluarga sekarang, ia khawatir dengan sahabatnya itu, ia tak mungkin meninggalkan acara ini,

Jungkook pun hanya bisa meremas ponselnya sembari bergumam dalam hati, semoga sahabatnya itu baik baik saja.

***

Wah wah,

Ni story makin hari makin sepi keknya😌

Yuk bisa yuk, ramein,

Ini doang yang baru bisa author up, moga suka ya...

Jangan lupa tandain typo, vote n comment!

Babayyyyy,



Salam, pacar Jhope💞


Source of Happiness  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang