18

682 167 26
                                    

Perlahan Shasha Mengunyah Potongan Pie Apel itu. Merasa Ada yang aneh, Ia malah memuntahkannya.

"Pait banget. Kalian gak usah di lanjutin makan nya. Sini piring kalian" Shasha Mengambil satu persatu Piring dari tangan 3 orang lain nya.

Chika meminum Air kemasan yang Shasha sediakan. membenarkan bahwa Pancake ini Memang Pahit.

"Kamu sih Ca. kok bisa kegosongan Manggang Adonan Pie nya?" Ujar Shasha

"Lah kok gue? Salah sendiri Cici nyuruh Gue bikin Kue, gue mana paham bikin begituan!" Balas Caca sinis.

"Bukan nya ada Panduan nya ya teh, Kok masih tetep gak ngerti juga?" Sahut Chika agak ketus.

"Enak Kok! Meskipun gagal, yang penting Teh Caca Udah berani mencoba. Nanti kan, bisa di jadiin pengalaman. bisa dikira-kira kalau mau bikin lagi" Sambar Ara, tersenyum Manis ke arah Caca.

"Gagal mah gagal Aja Ra. Kalo jadi pait begitu, berarti kan kelamaan Di panggangan. Artinya Teh Caca yang emang Gak niat dan setengah-setengah buat nya" Chika Masih sibuk menyedot air minum agar Rasa pahit di mulutnya hilang.

"Ya kan Pait nya juga pait makanan. Bukan pait kehidupan. Kamu kok kayak nya jadi Sensian banget sama teh Caca" Ara di buat bingung dengan perubahan sikap Chika.

"Tau ah Ra!" Chika membuang mukanya dari hadapan Ara.

Shasha sedari tadi menahan Tawa melihat perdebatan dua orang itu. Mengambil kembali sebungkus Roti Tawar dari dalam laci meja,

"Jangan berantem dong. Kalian suka roti selai Coklat kan pasti. Di jamin yang ini gak bakal zonk!"

Sepasang Bola mata Cokelat Caca Sedikit berair. Tanpa sepengetahuan siapapun, Di balik Cadar nya, Senyuman Khas Caca yang membuat Candu Terukir.

















2 Mobil Hitam Datang dan berhenti Di halaman depan Asrama. Eli yang saat itu sedang duduk bersantai di teras ditemani setoples Biskuit Keju, merasa bingung. Dilihatnya kini jam Dinding masih menunjukan pukul 12 siang. Bukankah Jadwal mereka pergi Jam setengah 3 nanti, tapi kenapa Mobil yang menjemput mereka sudah datang?

Tanpa banyak berpikir, Eli berlari masuk kedalam untuk memberitahukannya pada Shani mengenai kedatangan Dua Mobil itu.

"Haa! Cepet banget? Kan janjian nya jam setengah 3" Shani mengerutkan Kening karena Bingung.

Shani bersama Eli pun menghampiri para Sopir Mobil itu.

Di sisi lain, Sisca Sibuk menggosok Baju untuk di pakai nya nanti sambil menonton Drama Thailand.

Tiba-tiba saja layar hp nya menghitam, dan menampilkan panggilan masuk dari Gaby.

"Kak Gaby? Kenapa Nih, tumben nelfon aku"

"Mau nelfon Shani, gak di angkat. Makanya ke kamu aja"

"Ada apa kak? Kok suara kak Gaby geter gitu?" Ada sedikit perasaan khawatir di hati Sisca.

"Aku tadi nyuruh Supir Perusahaan buat jemput kalian. Dan harusnya mereka udah sampe sih sekarang"

Kening sisca mengerut, "Loh, bukan nya setengah 3 nanti kan kak?"

"Rencana nya sih gitu. Sebelum Ada kejadian lain yang mengubah nya"

"Kejadian Apa kak?" Sisca semakin dibuat penasaran.

"Tolong sampein ke anak-anak lain ya. Terutama Shani—"

"Iya kak, iya. Aku harus ngomongin apa ke mereka?" Sisca tidak sabaran. Tangan nya melepas colokan setrikaan dari stop kontak.

"Vin– kak Viny masuk rumah sakit!"

Bola mata Sisca langsung membulat, Sangat kaget mendengar Kabar ini, "Masuk rumah sakit?! Kak Viny kenapa kak?!"

"Nanti aku jelasin. Sekarang kamu siap siap. Kalian harus pergi sekarang kerumah sakit!"

Gaby mematikan Sambungan Telfon sepihak.
































Tangan Sisca bergetar. Dadanya pun berdegup kencang. Ia sangat khawatir dengan keadaan Viny sekarang.

Kemudian, Sisca berlari keluar kamar nya. Dan menemuka Shani yang sepertinya akan Masuk ke dalam kamar.

"Ci Shani—" perkataan Sisca menggantung kala melihat Shani yang menangis dan tampak kebingungan.

"Kamu–udah mandi kan? gak usah Ganti baju. Kamu langsung masuk ke mobil. Kita pergi sekarang! Kak Viny Koma di rumah sakit!" Seru Shani, suaranya bergetar.

"Koma?!" Sisca dibuat semakin tidak percaya dengan kabar lain nya.

Sisca mengedarkan pandangan nya ke seluruh Ruangan asrama Ini. Para penghuni asrama terlihat panik dan terburu-buru keluar masuk kamar kemudian berjalan keluar asrama. Beberapa ada yang menangis.

Tanpa berpikir lagi, Sisca kembali ke kamarnya, meraih Cardigan dan Dompet. Membiarkan pakaian yang belum selesai ia gosok tergeletak begitu saja di atas meja. Lalu keluar menyusul yang lain.

"Semuanya udah kan?" Teriak Gracia di mobilnya.

"Teh Feni, Indah, Ci Shani, Oniel, Anin, Aku" Gumam Gracia menghitung Orang yang satu Mobil dengan nya.

"Berarti sisanya 7 orang di mobil belakang!" Yakin Gracia. Ia beralih untuk memberi ketenangan pada Shani yang sekarang Menangis paling deras dari yang lain.

Mobil di belakang. Ada Eli yang sibuk menghitung Teman-teman asrama di Mobil yang mereka tumpangi.

"Ber-Lima aja nih mobil kita. Berenam sih tambah pak supir" Ujar Adel.

"Mobil di depan kebanyakan tuh yang naik!" Seru Azizi.

"Gimana dong? Masa' kita teriakin mobilnya udah jalan juga" sambung Eli.

"Kasian mobil depan, pasti keberatan" Ucap Christy di tengah kesedihan nya.

Sisca mengelap air matanya dengan tisu, "Udah lah biarin aja. Daripada ribet nanti. yang penting sekarang kita Harus sampai ke rumah sakit secepat nya!"



























TBC 271022

bbrp hari ini, lg ovt kalo gue kena gula darah🙃 ya belum meriksa sih, cmn pemikiran buruk gue aja:) tp semoga enggak deh, sehat selalu tubuh ku ini🥲

enjoy reading guis😚










Chance Back?Where stories live. Discover now