20

947 183 59
                                    

Chika menatap Lekat pintu Kaca buram di depan nya. Lalu berganti melirik Ara.

"Masuk Aja. Di sana kamar mandi nya" Ucap Caca.

"Gapapa, aku tungguin kok disini" Ara mengusap Lengan Chika dan tersenyum Simpul.

Setelah Yakin dan Juga Ia sudah Kebelet, Chika berlari kecil, kemudian membuka pintu toilet itu.

Sejenak Chika di nuat terpesona dengan Tampilan Kamar Mandi di rumah ini, seperti di Hotel saja. Mulai dari Interior dan lapisan Dinding nya. Tidak jauh beda dengan tampilan luar rumah.

Tak sengaja, mata Chika menangkap 1 Tas Coklat uang lumayan besar tergeletak di depan meja cermin Kamar mandi ini.

Walau tidak Terlalu jelas, Chika yakin di Dalam Tas itu ada Jas putih dan Boneka. Tidak ingin mengambil pusing, Chika lebih memilih untuk Menyelesaikan niat nya yang akan membuang Air kecil. Sebelum ia ngompol Di celana.

Chika Baru saja Masuk Kedalam kamar mandi itu. Ara melirik Tubuh Tinggi Caca yang juga berdiri di samping nya.

Dan ternyata, Caca juga Melempar Pandang ke Arah nya. Karena Penasaran, dengan Pergerakan Tubuh Caca yang sepertinya Resah, sekaligus mengikis suasana Canggung antara mereka. Ara mencoba mengajak Caca Mengobrol.

"Teh Caca, Ada hubungan Apa sama Kak Shasha? maksud aku, Kalian emang sebatas temen atau ada hubungan lain?"

"Maksud kamu?" Caca di buat Bingung dengan pertanyaan Ara yang menurutnya Ambigu. Apa Ara mengira dirinya dan Shasha Berpacaran? Itu cukup membuat Caca bergidik.

Ara tertawa Kecil, menggaruk pelan alis nya. Kelakuan Ara sekarang membuat Caca Tertawa gemas dengan Mata berkaca-kaca.

"Sebenernya aku Sama Ci Shan— Sha! Ci Shasha Kakak Aku! Hehe" Caca sedikit Kikuk.

Ara mengangguk-anggukan kepalanya tanda paham. "Pantesan, Auranya Sama-sama kayak Bidadari"

"Aku juga dulu punya 2 kakak kandung Perempuan. Katanya Kak Viny sih, Mereka kecelakaan bareng Ayah Ibu aku. Tapi, Sekarang aku udah punya banyak Makak malah di Asrama" Cerita Ara.























Menurut yang Viny Katakan. Orang Tua dan 2 kakaknya Ara Meninggal Ditempat karena Kecelakaan tunggal 9 Tahun lalu. Tubuh mereka Hangus Terbakar kobaran Api dari Mobil yang mereka kendarai tiba-tiba meledak.

Tubuh ke empat orang Itu sudah jadi Abu kala Polisi dan Tim Mengevakuasi. Beruntung, Ara saat itu Memang tidak ikut bersama keluarganya, dia Di rawat di rumah sakit karena terkena DBD.

Setelah keluar dari Rumah sakit. Di umur 5 tahun, status Ara berubah menjadi Yatim-Piatu. Di waktu itu pula ia langsung dikirim oleh pihak rumah Sakit Ke Asrama yang membawanya bertemu dengan Viny, Gaby, Chika juga teman Lain nya.




















Tatapan Ara membidik Tepat ke bola mata Caca, lalu tersenyum simpul,

Menurut Ara, Bentuk Mata Caca terlihat tidak asing. Sayu namun terlihat Tajam dan Cantik.

"Chika. -Dari semua Temen-temen aku di asrama. Cuman Chika yang paling aku butuhin. Aku ngerasa, Kalau Chika tuh emang Orang yang dikirim Tuhan buat nemenin Aku ngelanjutin hidup di dunia ini...

Dan hanya Chika yang Bisa memahami Diri aku. di banding aku sendiri malahan—"

Ara menggantungkan ucapan nya, Lalu tertawa Hambar, "Gak bisa Aku bayangin. Seberapa Takut nya Aku, Sendirian menjalani Hari-hari Tanpa di temenin Bareng Chika"

Ara mengerutkan Kening kala Caca Secara intens kini menatap dirinya dengan Air yang keluar dari pelupuk matanya, Tentu saja Ara Khawatir melihat itu,

"Teh Caca naon Nangis—"

Belum selesai Ara dengan kalimat nya. Sepasang Tangan Panjang Caca membawa tubuh Ara kedekapan nya.

Tidak, Ara tentu saja tidak akan memberontak Karena Caca Memeluknya. Namun Ara hanya dibuat Bingung saja.

Caca semakin menangis hingga air matanya meneteso Kulit Punggung Ara.

Menyadari itu, Kedua telapak Tangan Ara menepuk pelan punggung Caca yang terlapisi Blazer itu.

"Gak usah takut buat nangis. Teh Caca, Punya Hak buat ngeluarin seluruh Air Mata Tanpa Batas Waktu. Kapan Pun dan dimana pun!" Dada Ara juga merasa Sesak mendengar Isakan Caca.

Caca sudah tidak peduli jika kini Kain yang menutupi wajah nya Terbuka dan menggantung di atas lantai.

"Hmm, Maafin Sikap Chika tadi ya kak. Biasalah cewek, Mood nya sering Berubah-ubah. Aku Juga sering Begitu.... Chika Baik Kok anak nya...." Ara memutuskan untuk Meminta Maaf pada Caca. Bisa jadi, Alasan Caca menangis sekarang Karena Tersinggung Perlakuan Chika tadi.

Air Mata Caca sangat Deras Mengalir. Bagai Air Bendungan yang Sudah Tertahan dan Menumpuk di Kantong Matanya begitu Lama, tanpa Pernah di Keluarkan.

Tanpa sadar, Ara memejamkan mata nya dalam pelukan ini. Menikmati setiap isakan Tangis Dan Getaran Tubuh Dari Caca.

Ara merasakan Pelukan Caca Begitu nyaman dan Tidak Asing. Rasanya ia Pernah—bahkan sering menerima dekapan sama layaknya Pelukan yang Caca berikan sekarang

Ara ingat sekarang. Wangi tubuh, kehangatan, dan kenyamanan. Persis Sama seperti Saat ia Memeluk dan di peluk Oleh Chika. Persis sekali. Berusaha keras Ara mencari perbedaan nya, namun tak ada.

Lama mereka Berpelukan Tanpa membuka suara satu sama lain. Hingga tak lama, Ara di buat menegang dan semakin Shock, kala Caca mengeluarkan Suaranya.

"Makasih Araa..."

"Makasih Ara..."

Bersamaan dengan ucapan Caca, Putaran memori beberapa malam lalu bersama Chika seakan memasuki Gambaran Otak Ara sekilas. Nada Suara yang sama persis seperti malam di mana Gracia dan Anin pingsan. Ketika Chika mengucapkan kata Terima Kasih untuk nya.

Meskipun Serak, Suara Caca Kali Ini Benar-benar Terdengar seperti Chika. Ara yakin sekali. Ara kira memang Chika yang memanggil nya dari Kamar Mandi.

Ternyata Bukan, itu memang suara Caca. Suara yang keluar langsung Dari Mulut Wanita blazer itu. tepat di kuping Ara.

Bisakah Ara sebut kalau ia sedang mengalami Dejavu?

Tak jauh dari posisi mereka, Ara Melihat Siluet Tubuh Shasha yang berdiri memandang mereka di Balik Bipet kaca yang membatasi Ruang tamu dan Lorong Pendek menuju Kamar Mandi.

Sayang nya, Perempuan Itu langsung melesat Pergi saat Ara menangkap kehadiran nya.

Satu yang Ara tahu. Shasha juga sedang Menangis.

Ada apa dengan Dua Orang yang menempati rumah ini?





































—TBC— 160323

maljum maljum maljum, gamon makin semangat 🔥

Chance Back?Where stories live. Discover now