Chapter 8

3.7K 568 29
                                    

Flashback

Samuel berjalan disebuah lorong sepi ia sekarang berada dirumah sakit, nomor kamar yang tertulis 22194.

Tok tok tok

Ia mengetuk pintu kamar itu, lalu membukanya penuh hati-hati.

Seorang lelaki albino menengok kesamping, ia tersenyum lembut lalu melambaikan tangannya.

Samuel berjalan lalu menduduki bangku yang kosong.

"Gimana? Apa udah mendingan?" Tanya Samuel dengan raut khawatir, lelaki itu menggeleng pelan.

"Masih belum, kemoterapi nya belum di jalanin" Jawab Lelaki itu sambil menengok kebelakang Samuel.

"[Name] mana Sam? "

Samuel membungkam seketika, ia tak tahu ingin menjawab apa. Lelaki itu mengangguk paham.

"Ya, aku tahu pasti dia tak ingin datang kesini karna nanti dia mual" Samuel mengepalkan tangannya.

"Kalau dia datang, gak mungkin aku sambut dia sambil tiduran diranjang rumah sakit. Pasti [Name] ngamuk lagi yah pas kamu nyuruh dia kerumah sakit" Lelaki itu Devano mengangguk mengerti.

"Karna aku gak sanggup liat peri kecil ku nangis, apalagi kalau nangis didepan mayat--"

"Lu pasti sembuh" Samuel memotong ucapan Devano, sedangkan Devano hanya terkekeh geli.

Ia lalu mengusap-usap kepala Samuel dengan lembut, wajah pucatnya menampilkan senyuman yang lemah.

"Kalau aku udah meninggal, titip [Name] yah? "

"Walau gak ada ikatan darah yang mengelilingi kita, dia udah gue anggep sebagai adik gue sendiri" Devano melepaskan tangannya dari kepala Samuel.

"Lu tau gak? Waktu itu gue ketemu [Name] pas dia kabur dari rumahnya. Dia duduk ditaman deket minimarket" Devano melirik kesamping.

Langit-langit sore berwarna jingga dan suara bising mobil keluar masuk dari Rumah Sakit.

"Badannya di penuhin sama luka-luka, terus pas gue samperin dia malah ngamuk-ngamuk mana" Ucapnya di akhiri oleh tertawa kecil.

"Dia kira gue anak buahnya Ibunya. Pas gue jelasin dia kalo gue bukan anai buah ibunya eh, dia malah minta ikut kerumah gue"

"Jadi sejak itu gue udah nganggep [Name] sebagai adik gue sendiri" Devano menelan ludahnya, ia lalu tersenyum miris.

"Gue jadi khawatir kalo dia nanti jadi anak pemberontak" Guman Devano yang masih terdengar oleh Samuel.

"Walau sekarang juga itu anak memang pemberontak" Gumamnya lagi.

"Uhuk" Samuel terbelalak, Devano mengeluarkan darah dari mulutnya. Samuel dengan cepat berlari keluar memanggil suster.

***

Samuel meringis melihat Devano yang sedang di periksa oleh Suster, Devano kini memakai selang oksigen.

"[Na... Me]..." Guman Devano, Samuel berjalan kearah Devano lalu ia memegang tangan Devano.

"[Name] mana?" Ucap Devano dengan nada lemah, Samuel yang menahan tangis ia menggigit bibirnya.

"[Name] maaf..." Devano lalu menghembuskan nafas terakhirnya, Samuel yang tidak kuat menahan tangis lalu menangis.

"Maaf maaf maaf maaf maaf maaf" Gumam Samuel disela-sela tangisnya, [Name] berjalan kearah Samuel dan Devano

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf maaf maaf maaf maaf maaf" Gumam Samuel disela-sela tangisnya, [Name] berjalan kearah Samuel dan Devano.

Matanya berubah menjadi kosong, ia menggigit bibirnya lalu memegang tangan yang mulai mendingin.

Flashback off

[Name] membuka matanya dengan cepat, ia lalu melirik sekeliling.

'Itu tadi mimpi apa?' Batin [Name] sambil melihat tangannya. Ia lalu berdiri dan berjalan dengan pelan.

Sringg

[Name] kini di todong(?) oleh shin kecil dengan Kunai besar ditangannya [Name] lalu mengangkat kedua tangannya.

"Heh tenang dulu ngapa! "

"Khi khi khi [Name] Uchiha si bungsu Uchiha" Ucap Shin besar sambil tertawa kecil.

[Name] memandanginya dengan tatapan datar.

"Hei pasang dulu aja noh gigi palsu gak malu apa ma anakmu yang punya gigi rapi shining shymerling spendid" Cibir [Name].

"Hahahaha! Kau memang bukan seperti Uchiha yang lain Uchiha [Name] "

"Wong edan"

"Haha hahaha"

"Cepet mati gih" Cibir [Name] lagi, ia lalu berkacak pinggang lalu menunjuk ke Shin besar menggunakan jari tengahnya.

"Hei kau, kau ini ingin membangkitkan Akatsuki bukan?"

"Benar! "

"Akatsuki dah bubar karna soalnya pemimpin nya dan jadi mayat, terus anggotanya juga dah nyusul ke pemimpin nya"

"A. K. A dah jadi mayat semua anggota Akatsuki" Ucapnya lagi dengan nada datar ia lalu mengendikkan bahunya.

Shin besar mengepalkan tangannya.

"Akatsuki tidak akan mati--"

"Dei botak! Kalaupun Akatsuki di bangkitin lagi gak mungkin si Pain bakal nge rekrut anggota macam kau bodo! Otak dipake ngapa!!" Teriak [Name] dengan kesal.






Tbc...

Dah double up nohh

Seneng gak??





  UCHIHA PRIK BORUTOXREADER  Boruto: Naruto Next GenerationWhere stories live. Discover now