Chapter 13

3.1K 455 6
                                    

"Mah? [Name] salah ya mah? Maafin [Name] mah.. [Name] janji bakal nurutin apa yang mamah mau asal mamah bukain dulu Lemari nya mah" Kata seorang anak kecil sambil mengetuk Lemari dari dalam.

Sudah hampir tiga jam ia terkurung didalam Lemari kecil, gadis kecil itu bernama [Name] [Surename].

Ia berumur 7 tahun, baru saja bulan lalu ia merayakan ulang tahunnya yang ketujuh. Tangan kecilnya mengetuk Lemari dari dalam.

"Mah... Maaf tadi [Name] dapet ujiannya 68, [Name] janji bakal dapet nilai 100 mah,,, tapi keluarin [Name] dong mah... [name] laper, dari siang [Name] belum makan" Ucapnya yang berusaha membujuk sang mama.

Ceklek kriett

Gadis kecil itu menutup matanya menggunakan kedua tangannya, menyesuaikan cahaya yang menerpa dirinya. Ia berkali-kali mengedipkan matanya.

[Name] mendongak keatas, seorang wanita berambut hitam dengan dress serba hitam menatapnya tajam. [Name] lalu memegang kaki wanita itu.

"Mama maafin [Name]" Kata [Name] sambil mendongak melihat wajah wanita itu.

Wanita itu menaikkan alisnya, muncul senyuman licik di bibirnya. Ia lalu berjongkok menyamakan tinggi badan sang anak.

Ia lalu merapihkan dasi merah sang anak dan menghapus debu yang tak terlihat di bahu milik [Name]. Ia lalu tersenyum hingga matanya menyipit.

"Iya, mama maafin kok..." Sebuah senyuman mekar di bibir milik [Name], wanita itu lalu memegang pipi anaknya dan membisikkan sesuatu.

"Tapi kalau gak mau seperti itu lagi... Jangan dapat nilai yang jelek" [Name] menganggukkan kepalanya serius.

"Iya! [Name] bakal belajar yang rajin biar mama sama papa bangga punya [Name]" Ucapnya yang lalu berlari keluar dan pergi kekamarnya.

Muncul seringaian di bibirnya, Netra obsidian nya menatap pergi sang anak.

"Bodoh ya? Aku kan cuma memanfaatkan nya agar bisa dapat warisan keluarga [Surename]" Gumamnya, ia lalu berdiri dan menatap matahari yang mulai terbenam.

"Pffft memang sih buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"

▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓▒▓

Tes tes tes

Cairan kental berwarna merah keluar dari hidung [Name], ia mengelap nya menggunakan tangannya.

"Cape" Gumamnya dengan nada lirih, ia menggembung kan pipinya menatap langit malam.

Malam ini hanya Bulan yang menyinari langit, hanya ada beberapa Bintang yang mungkin bisa ia hitung.

"Pengen deh rasanya bisa dipeluk sama mamah papah, aku iri sama temen-temen, katanya mereka selalu di dongengin sama ayahnya pas mau tidur. Trus di suapin makan sama ibunya" Ucapnya pada dirinya sendiri.

"Aku iri... Aku pengen kayak mereka,,, kok nasib ku beda sih sama mereka" Lirih [Name] sedih, ia lalu meringkuk menyembunyikan wajahnya.

"Ini gak adil, masa mereka seneng terus sedangkan aku cuma bisa disuruh belajar. Aku baru bisa dianggep anak kalo nilainya 100, terus kalo nilainya 60 aku gak di anggep anak"

"Aku sedih gak bisa kayak anak-anak yang lain,, kenapa aku sama mereka beda?"

[NAME] POV

Iri... Aku iri... Kenapa orang lain bisa bahagia sedangkan aku... Lupakan...

Kenapa?

Kenapa orang lain gak bisa ngerasain apa yang [Name] rasakan sekarang?? Kenapa cuma [Name]?

Kenapa?!
























Apa salah berharap mempunyai keluarga yang lengkap?






















Ahh...


























Lupakan...

















Semuanya salahku... Karna aku bodoh jadi mamah sama papah benci sama [Name].

Sesak..

Tetesan air mata mulai jatuh dari mataku, aku menggigit bibir ku.

Perih

Punggung ku perih,, sebelum dimasukkan kedalam Lemari mamah memukulku menggunakan rotan yang ukuran nya lumayan besar

Baju bagian belakang ku basah akibat darah yang tercampur dengan keringat

Sial...

"[Name], kamu tau nggak kemarin ayah sama ibu aku ngajak aku main tau ke taman" Ucap teman [Name] yang duduk disamping [Name].

"Oh ya? Wahh aku jadi iri"

"[Name] kapan jalan-jalan sama mamah papah nya? Kamu belum cerita apapun lohh tentang keluarga kamu" Tanya nya sambil menumpu dagunya menggunakan tangan kanannya.

"Pffft Nia kamu ini belum tau ya? Orang tuanya [Name] itu kan udah nggak peduli sama [Name]" Celetuk anak laki-laki sambil berjalan kearah mereka berdua.

"Nggak kok! Mamah sama papah ntar mau ajak [Name] ke Kyoto!" Sanggah [Name] kesal sambil menggebrak mejanya.

"Wow santai,,, tapi emang kamu yakin orang tua kamu bakal ngajak kamu pergi jalan-jalan?? Ngambil raport aja di ambilin sama pembantu nya" Ucapnya sambil menatap sinis [Name] dari atas hingga bawah"

Uhh menyebalkan,, mengingat ucapan anak laki-laki yang paling aku benci!

Maksudku memangnya salah kalau mengambil Raport dengan salah satu maid ku?!

Tidak kan?!

Tapi...

Apa yang dia ucapkan itu ada benarnya juga...

Ukhh sial aku iri

Apa aku buntingin aja kali ya kucingnya?

[NAME] POV END


Tbc...


  UCHIHA PRIK BORUTOXREADER  Boruto: Naruto Next GenerationWhere stories live. Discover now