Bagian 06 [Rumah Tak Berbentuk]

244 187 111
                                    

Enjoy! reading 🖤

“𝑲𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒎𝒂𝒕; 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒏𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒏𝒈𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒖. 𝑲𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒔𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏”

🐨•🐨•🐨

Setelah kepergian Deandra yang mengantarkan ia pulang entah apa yang membuat Deandra harus buru-buru pulang bahkan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, hanya berlalu saja tanpa berpamitan. Ada apa dengan laki-laki itu? Apakah sedang ada urusan mendadak, itu aneh bagi Andira.

"Tu orang kenapa si?" gumam Andira kebingungan dengan sikap Deandra.

"Dia marah karna gue make baju pendek atau gimana si?"

"Andira udah deh gausah kegeeran mungkin dia buru-buru karna ada urusan mendadak."

Memikirkan itu saja sudah membuat kepala Andira terasa akan pecah, ia tidak tahu kenapa harus cape-cape memikirkan ini.

Saat tengah asik duduk dibagian pembatas balkon tiba-tiba suara ponsel bergetar dari milik Andira tiba-tiba berbunyi membuat lamunan dari Andira buyar dengan cepat ia merogoh ponselnya.

Drettt!

Alya Is Calling...

📞: "HAI MALAM ANDIRA CANTIK!" teriak Alya dari sebrang sana membuat Andira langsung mendadak menjauhkan telponnya dari telinganya.

📞: "Ihh jangan teriak dong, sakit ni telinga gue Alya." omel Andira

📞: "Iya, iya maafiin gue ya udah teriak."

📞: "Ada apaan lo nelpon gue? Gabut lo?"

📞: "Gue cuman pengen tau keadaan lo aja, gimana keadaan lo sekarang?"

📞: "Alhamdulillah Ly gue udah baik-baik aja, maaf ya gue belum balas chat lo, gue sibuk tadi seharian ditoko."

📞: "Iya sans aja kali, gue seneng denger lo baik-baik aja. Oh ya, btw besok mau berangkat sekolah bareng gak?"

📞: "Gue ga bisa janji, tapi kalo jadi gue chat aja gimana?"

📞: "Oke deh, udah ya gue tutup dulu telponnya sampai jumpa besok Dir."

📞: "Iya Alya." jawab Andira

Tutt...

Sambungan telpon dari keduanya sudah terputus, Andira kembali mengantongi ponselnya. Sesaat kemudian ia kembali termenung diatas balkon.

Ia tidak peduli lagi dengan angin Malam yang menerpa tubuhnya, dingin Malam ini sangat jauh berbeda, dinginnya menusuk sampai ke dalam tulang.

Sikap Deandra sungguh membuat dirinya pusing, tiba-tiba berubah dalam sekejap.

Apakah sikap laki-laki memang begini? Seharusnya ia tidak perlu heran lagi dengan sifat laki-laki dijaman sekarang, mereka gampang sekali membuat hati perempuan luluh lalu dalam sekejap bisa saja membuat perempuan itu kebingungan.

ANDIRA IS MINE [Complete + Proses Revisi]Where stories live. Discover now