Bagian 32

147 95 333
                                    

                                      🍥•🍥•🍥

2 jam kemudian...

"Gimana ceritanya kamu bisa kaya gini nak? ceritaiin ke mamah." Desak Sinta seraya mengusap rambut Andira pelan.

Andira memijit pelipisnya dengan pelan kala langsung diberikan pertanyaan oleh sang mamah, padahal ia baru saja siuman.

"Mah, jangan ditanyaiin dulu anaknya kan Andira baru aja siuman." Tegur Marcel

"Emmm mamah cuman khawatir doang pah sama keadaan anak kita."

"Udah nanti kita tanyaiin Andira, dia butuh waktu buat cerita."

"Mamah itu cuman pengen tau pah siapa yang udah berani-beraninya bikin anak kita celaka sampe masuk rumah sakit."

"Iya, papah tau kok papah juga sama kaya mamah tapi entar kita coba nanya ke Deandra aja ya."

"Iyaudah pah."

"Kita pulang dulu aja ya, kita harus bersih-bersih dulu sama istirahat dirumah."

"Tapi kan siapa yang jagaiin Andira disini pah kalo kita pulang?"

"Nanti kita minta tolong sama Deandra buat sementara waktu jagaiin Andira dirumah sakit."

Sinta mengangguk lalu keduanya kembali masuk kedalam ruang inap Andira. Anak mereka kembali tertidur lagi setelah beberapa menit baru saja siuman maklum efek obat membuat gadis tersebut kembali menutup matanya.

"Kamu cepat sembuh ya nak, mamah sama papah harus pulang, tenang aja kamu gak akan sendirian disini Deandra bakal jagaiin kamu sayang." Sinta mengusap pelan pipi sang anak yang sedang tertidur.

"Ayo mah kita harus pulang." Marcel menarik tangan sang istri untuk segera meninggalkan ruangan Andira.

Marcel dan Sinta melenggang pergi menuju keluar dari ruangan Andira.

                                     🍥•🍥•🍥

Andira mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan mata dengan cahaya yang menerpa matanya. Ia sadar jika ia sedang berada dirumah sakit bukankah ruangan bernuansa putih itu sudah pasti identik dengan rumah sakit. Andira merasakan tangannya digenggam oleh seseorang, segera ia tengok milik siapa tangan itu dan tentu saja tangan itu milik pria manis yang tengah tertidur.

"Kamu nungguiin aku sadar ya? eumm berapa lama aku tidur?" Gumam Andira sembari terkekeh pelan kala melihat Deandra tertidur.

Andira pelan-pelan melepaskan genggaman Deandra pada tangannya, tangan ia beralih memberikan usapan halus ke surai hitam Deandra agar pacarnya itu semakin nyenyak tidur. Namun, bukannya tertidur nyenyak malahan tindakkan Andira seperti itu malah membuat tidur Deandra terganggu.

"Eungh! lo, lo serius udah bangun?"

"Biasa aja kali mukanya." Terkekeh pelan kala melihat wajah terkejut Deandra.

"Maksud gue sejak kapan, gimana keadaan lo? ada yang sakit gak?"

"Baru aja, aku baik-baik aja kok."

ANDIRA IS MINE [Complete + Proses Revisi]Where stories live. Discover now