Bagian 27

137 80 114
                                    

                                        🌼•🌼•🌼

Di pagi hari yang nan sejuk ini bertepatan dimana sekarang adalah hari jum'at atau biasa yang disebut orang-orang adalah hari dimana banyaknya berkah. Ngomong-ngomong soal pertandingan nanti? hari ini adalah jadwal mereka berlatih dance untuk penampilan diacara pembukaan basket yang bertanding dengan sekolah tetangga mereka, pertandingan seperti ini memang biasa dilakukan oleh kedua belah pihak sekolah seperti memang sudah tradisi sekolah mereka yang kebetulan bertetanggaan jadi, untuk menampilkan yang terbaik diawal acara nanti mau tidak mau tim dance harus lebih giat lagi berlatih karena nantinya bukan soal latihan yang akan dipersoalkan melainkan adalah pertunjukkan yang sempurna nantinya akan ditunjukkan kepada sekolah tetangga mereka pokoknya harus terlihat menawan. Gadis mungil yang tengah merias dirinya didepan kaca itu mulai bergerak dari tempat duduknya cukup bagi gadis itu untuk memoles wajahnya kini saatnya dirinya harus turun kebawah mungkin saja Marcel sudah menunggu dirinya bersiap.

"Nak... itu ada teman kamu udah jemput loh dia ada didepan pagar tuh." Beritahu Sinta sambil berteriak, jika tidak berteriak maka sang anak tidak akan mendengar apalagi posisi Sinta berada dilantai bawah, sedang menyiapkan sarapan untuk sang suaminya.

Andira yang mendengar itu cukup kebingungan apa kata Sinta, temannya menjemput? siapa yang menjemput dirinya? bukankah hari ini dirinya tidak ada janji berangkat bareng dengan salah satu sahabatnya itu, baiklah lebih baik turun kebawah saja. "Lah siapa ya? masa 2 curut ntuh si yang jemput gue kan gak mungkin banget mendadak gini jemputnya."

"Eh turun juga princess papah." Sambut Marcel kala melihat sang anak sudah turun dari lantai atas, penampilan sang anak itu terlihat begitu sangat cantik sekali dengan balutan seragam yang dilapisi dengan jaket rajut, sangat cocok!

"Iya pah, hm mamah, papah aku izin gak ikut sarapan ya, udah telat nih." Bohong Andira dengan beralasan takut telat sebenarnya bukan itu, ada saja alasan Andira kali ini memilih untuk berbohong.

"Kamu gak akan telat sayang, lagian ini baru jam berapa coba masih pagi." Mata Marcel melirik kearah arlojinya hitam miliknya itu.

"Aku ada kelas tambahan pah jadi harus datang lebih pagi."

"Oh gitu ya?"

"Jadi? bolehkan gak ikut sarapan? kali ini aja kok gak ikutan sarapan."

Sinta mendengar itu hanya bisa menganggukkan kepalanya saja. "Boleh kok tapi, ingat! nanti disekolah kamu harus sarapan dikantin ya! biar badan kamu gak lemes! ingat kamu itu punya maag kamu gak boleh telat makan!"

"Iya siap mamah, aku janji gak akan telat makan kok aku bakal sarapan dikantin nanti."

"Okay..."

"Nanti papah jemput gak?" Tanya Marcel sembari menyeruput kopi yang sudah disiapkan oleh sang istri, kopi itu pahit tapi ketika melihat senyuman Sinta mendadak kopi itu menjadi sangat manis hingga membuat Marcel hampir diabetes, bercanda ya! papah lagi coba-coba gombalan yang diajari sama Deandra, xixi.

"Umm, gausah pah nanti aku bisa pulang sama sahabat aku atau naik taksi aja."

"Beneran? yaudah."

"Iya pah, kalo gitu aku pamit buat berangkat kesekolah ya pah, mah."

Marcel dan Sinta hanya mengangguk saja, sebelum benar-benar pergi meninggalkan rumahnya untuk menuju kesekolah Andira terlebih dahulu akan mencium tangan orang tuanya itu, hal itu memang sudah menjadi kebiasaan Andira bukan hanya Andira saja tapi orang lain juga. Setelah bersaliman kepada orang tuanya Andira langsung berlari keluar rumahnya sembari menenteng tas sekolahnya yang berisi buku pelajaran dan lain-lainnya. Hal pertama yang Andira lihat ketika sampai didepan pagar rumah adalah owh... ternyata yang dimaksud teman oleh sang mamah adalah Deandra, cowo itu tengah duduk diatas motornya dengan gaya yang sangat cool sambil tangan sebelahnya memainkan ponsel. Namun, disaat Andira datang dengan buru-buru Deandra memasukkan ponselnya itu kedalam saku jaketnya

ANDIRA IS MINE [Complete + Proses Revisi]Where stories live. Discover now