STADIUM AKHIR 07

96 71 17
                                    

Rencana Kanaya






Kanaya balik menatap tajam Rafa lalu berucap. "Gue juga nggak sudi kali buat naksir sama Lo."

"Jangan bilang begitu bisa jadi ntar kalian pacaran." Ucap Arkan.

"GUE PACARAN SAMA DIA? OGAH!!!" Rafa dan Kanaya berucap bersamaan membuat Arkan menganga.

"Dibilangin malah ngeyel." Ucap Arkan.

"Karin mending kita sebaiknya pergi dari sini. Disini sangat gerah dan juga ummh..." Ucap Kanaya menggantung ucapannya sembari mengibas ngibaskan tangan di depan hidungnya.

"Gue mencium bau bau nggak enak deh." Lanjut Kanaya.

Kanaya menarik tangan Karin untuk pergi dari sana. Belum lama juga ia dan Karin melangkah suara Rafa sudah membuat gadis itu berhenti.

"Guys kalian tau nggak. Kemarin gue ketemu sama cewek yang di siram pakai air comberan! Hahaha." Rafa tertawa setelahnya, matanya terus saja menatap punggung gadis itu.

Karin merasa bingung dengan sikap Kanaya. Gadis cantik itu menggenggam erat pergelangan tangan Karin karena takut Rafa akan memperlihatkan foto fotonya kepada Arkan dan Randi.

"Serius lo?" Tanya Arkan.

"Terus terus? Wajahnya pasti akan sangat lucu!" Randi ikut tertawa.

"Tapi sayangnya gue nggak mengambil fotonya."

"Bego sih lo." Ucap Arkan.

Kanaya bernafas legah setelah tau bahwa Rafa masih menjaga aibnya jika tidak entah mau ditaruh di mana wajahnya.

"Ahw Nay sakit." Ringis Karin.

"Memangnya Lo tau siapa cewek yang di ceritakan Rafa itu?" Tanya Karin setelah Kanaya melepaskan genggaman tangannya.

Karin meniup niup pergelangan tangannya yang memerah. "Nanti gue ceritain sampai di kelas." Ucap Kanaya lalu pergi dari sana.

"Tunggu gue." Ucap Karin sembari mengejar Kanaya.

Sesampainya di dalam kelas Kanaya langsung melempar tas nya hingga jatuh ke lantai. Siswa/i kelas XI IPA 3 menatap Kanaya bingung. Karin yang baru masuk pun cukup terkejut saat melihat Kanaya begitu emosi.

"Rafa!!! Gue nggak akan biarkan Lo lolos gitu aja! Tunggu saja pembalasan dari gue." Ucap Kanaya dengan setengah berteriak.

"Nay jangan teriak teriak. Lo di liatin tuh." Ucap Karin mengehentikan Kanaya.

Kanaya melihat teman teman kelasnya yang menatap ia dengan bingung. Gadis itu mengambil kembali tas nya lalu duduk di bangku miliknya. Karin duduk di bangku yang ada di hadapan Kanaya, mata gadis itu terus menatap Kanaya yang terlihat sedang menetralkan emosinya.

"Oh iya, semalam Lo mau cerita tentang apa?" Tanya Karin.

Kanaya menatap Karin lalu berucap.

"Lo tau nggak, kemarin Rafa siram gue pake air comberan." Ucap Kanaya yang mampu membuat Karin sontak terkejut.

"Serius? Di-di siram pakai air comberan?" Kanaya mengangguk.

"Pria sialan itu menyuruh anak anak nakal untuk siram gue pake air comberan. Padahal gue lagi refreshing karena banyak bangat tugas."

"Tunggu tunggu, kok Lo bisa ketemu sama Rafa. Memangnya Lo di mana kemarin?"

"Gue kemaren kan habis joging."

"Terus terus."

"Gue nggak tau tu cowok datang kapan dan tiba tiba saja gue di siram kan bikin kesel. Yang buat gue makin kesal itu dia masih sempat sempatnya buat fotoin gue." Ucap Kanaya panjang lebar.

STADIUM AKHIR Where stories live. Discover now