STADIUM AKHIR 17

57 45 3
                                    

Cemburu?





Kanaya berlari mengelilingi pos saat selesai memukul bola. Ghea melemparkan bola pada Kanaya yang masih berlari namun sayang Kanaya dengan lincah menghindari bola tersebut. Bola yang di lempar Ghea tadi berhasil mendarat pada Susi dan tanpa berfikir panjang lagi Susi langsung melemparkan bola tersebut pada Kanaya dan alih alih Kanaya berhasil menghindar.

Rafa melangkah menuju lapangan, pria itu memegang sebuah botol Aqua dan mendudukkan dirinya di salah satu bangku yang ada di tepi lapangan. Matanya menatap fokus ke arah gadis yang tengah berusaha berlari sembari menghindari lemparan bola dari pihak lawan.

Dengan usaha yang gigih Kanaya berhasil kembali ke ruang bebas. Gadis itu tersenyum bahagia saat ia berhasil mengelilingi pos untuk kembali ke ruang bebas.

"Gila Nay, Lo kok bisa sih menghindar seperti itu?" Tanya Alda.

"Iya padahal tadi lemparan gue udah hampir kena." Ucap Ghea.

"Emang nggak salah sih kalau Kanaya itu jadi kapten kita." Kini Amel ikut nimbrung.

Kanaya memberikan senyumnya kepada teman temannya itu.

"Kalian juga bisa kayak gue kok." Ucap Kanaya yang tidak ingin mendapatkan pujian lebih banyak lagi.

"Eh Nay, ada Rafa tuh." Ucap Dinda saat melihat kapten basket itu masih setia duduk di sana.

Kanaya menoleh menatap ke arah bangku yang di duduki Rafa. Gadis itu tersenyum lalu balik menatap teman temannya.

"Latihan hari ini cukup sampai di sini, besok jangan lupa lanjut lagi." Ucap Kanaya.

"Cieee udah baikan ya sekarang?" Goda Susi.

"Serius Nay udah baikan sama Rafa?" Tanya Aisya.

Kanaya hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari teman temannya.  "Wih kayaknya bentar lagi kita akan dengar kabar mereka jadian." Ucap Ghea membuat Kanaya langsung memukul lengannya.

"Aaahw, sakit Nay." Ringis Ghea.

"Makanya kalau ngomong itu jangan asal ceplas-ceplos." Protes Kanaya sementara Ghea hanya menyengir kuda.

"Udah sono temuin gebetannya kasian loh udah nungguin lama." Lagi lagi Amel ikut menggoda Kanaya.

"Kalian apaan sih. Jangan ngomong yang macem macem."

Kanaya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan ceplas-ceplos dari teman temannya, gadis itu melangkah meninggalkan anggotanya dari pada dia harus mendengarkan ucapan ucapan tidak jelas dari mereka.

"Hi." Sapa Kanaya kepada pria yang masih setia duduk di bangku tadi.

"Hi." Balas Rafa.

"Nungguin siapa?" Tanya Kanaya basa basi.

"Nungguin Lo."

Kanaya mendudukkan dirinya di samping Rafa, sejurus kemudian pria itu langsung menyodorkan sebotol Aqua kepada Kanaya.

"Makasih." Ucap Kanaya sembari menerima minuman tersebut.

"Udah lama?"

"Belum lama." Kanaya hanya mengangguk anggukan kepalanya dan sedetik kemudian gadis itu langsung meminum Aqua yang di berikan Rafa tadi.

"Capek?" Tanya Rafa yang langsung mendapatkan anggukkan dari Kanaya.

"Gue punya sesuatu buat Lo." Kanaya menatap Rafa sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Apa?"

"Ada di kelas."

"Kelas gue?"

"Iya, yakali di kelas gue."

STADIUM AKHIR Where stories live. Discover now