Bab Empat

80 8 0
                                    

Hai, balik lagi bersama Chocomellow

Untuk pembaca semua, jangan lupa vote and commentnya ya. Mohon kritik dan saran yang mendukung dari pembaca semua.

Terima kasih

###

Audrey

Jika kau tidak suka katakan tidak. Jika kau suka, tinggal bilang iya. Tak perlu berputar putar. Perasaanmu hanya kamu yang tahu.

***

Pagi. Dan Audrey keluar dari paviliun dengan celana yoganya, jaket lari, dan sepatu larinya. Rambutnya diikat ekor kuda, dan begitu selesai mengunci pintu. Ia sekali lagi memastikan bahwa rambutnya telah diikat dengan kuat. Begitu Audrey melangkah, ia melihat Arkan yang juga keluar dari rumah utama. Lengkap dengan pakaian larinya.

"Lari pagi?" tanya audrey.

"Ya. Kau mau lari kemana? Sudah menentukan trek larimu?"

"Belum, masih mempertimbangkan jika didaerah ini punya taman."

"Kalau begitu ikut aku, kita bisa ke taman di dekat sini. Taman kompleks ini cukup luas. Banyak orang yang berolah raga disana. Ada lapangan tenis dan lapangan basket. Keluarga-keluarga dikompleks ini sering piknik di dekat danau tak jauh dari taman. Kita bisa pulang lewat danau jika kau mau melihatnya. Disana cukup banyak jajanan tradisional."

Arkan mengunci pintu gerbang. Audrey mengikutinya sambil sesekali meregangkan tangannya.

"Apa kau terbiasa lari pagi?" tanya Arkan.

"Hanya weekend, weeekdays lebih sering yoga. Niat bangun pagiku hanya bisa digunakan pada weekend. Sedangkan weekdays beban terberat yang perlu ku angkat adalah kelopak mataku. Jadi aku lebih memilih yoga atau olah raga ruangan, itupun di sore hari. Kau sendiri? Suka olah raga pagi?"

"Aku setiap hari olah raga, mulai pukul 6 pagi. Weekend biasa aku lari pagi atau bersepeda. Sedangkan weekdays biasanya dilakukan di rumah. Di rumah ada ruang khusus untuk olah raga. Jika kau belum tau. Ruang di depan tangga di lantai dua adalah ruang olah raga, disana cukup banyak alat olah raga. Kalau kau mau, kau bisa menggunakannya."

"Dan sekarang aku tahu. Terima kasih sudah mengizinkan, aku akan menggunakannya sebaik mungkin. Jadi apa olah raga yang kau sukai selain dari lari dan bersepda?" tanya Audrey dan berhenti untuk meregangkan kakinya. Arkan juga ikut melakukan pemanasan sambil memperhatikan Audrey di depannya.

"Aku pernah berlatih judo dan taekwondo. Terkadang aku juga bermain tenis atau basket bersama Deo."

"Kau bisa judo dan taekwondo, aku iri dengan orang-orang yang belajar bela diri. Dulu aku pernah ikut belajar silat bersama Joe, tapi tak berhasil. Badanku terlalu kaku untuk bisa silat. Joe juga tak ingin aku berakhir lebam karena terlalu sering jatuh atau dipukuli lawanku. Akhirnya aku berhenti setelah belajar selama sebulan."

"Dan Joe adalah?"

"Dia kakakku," jawab Audrey dan kembali melanjutkan langkah mereka ke arah taman.

"Tapi kau belajar yoga. Yoga juga butuh keluwesan dan kelenturan."

"Aku belajar yoga awalnya untuk mengatur pikiran. Dan itu membantuku lebih luwes dan lentur. Sebelumnya tubuhkan benar-benar kaku. Aku tak berminat olah raga apapun selain renang dan lari. Bahkan dulu aku sempat ikut acara seni sekolah yang mengharuskanku menari. Itu benar-benar penampilan paling buruk sepanjang sejarah." Kekeh Audrey sambil menarik ikat rambutnya dan mengikatkan ulang dengan erat.

Arkan memperhatikan wajah samping Audrey. Hidungnya mancung, dan rambutnya bergoyang dengan indah di setiap langkahnya.

"Ceritakan padaku, apa yang terjadi?"

The Future Diaries Of AudreyWhere stories live. Discover now