Bab Lima Belas

62 2 0
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya. 

Kontribusi pembaca sangat berarti bagi penulis, terima kasih. 

Salam,

Chocomellow.

###

Audrey

Jika kau tak suka tinggal ganti ceritanya. Itu ilusimu, kau bebas bercerita tentang apapun. Dan pastikan semuanya berakhir baik.

***

Emily menghabiskan waktunya di sekolah. Gadis itu pulang jam 3 sore, dan bermain sebentar di taman, membuat tugasnya yang seabrek. Kadang Emily menemani Audrey menulis di meja bar dapur. Emily dengan tugasnya, Audrey dengan laptopnya. Pemandangan dua perempuan yang sibuk dengan laptop di depan meja bar sudah menjadi kebiasaan bagi Arkan. Setelah tugas sekolahnya selesai, Emily akan mengurung diri dengan kegiatan remaja di kamar. Menari, menyanyikan lagu BTS, lalu menjererit yang tak tahu karena hal apa. Arkan baru sadar jika Emily berusaha mengurangi porsi makannya. Yang belakangan Arkan ketahui karena Jungkook tidak suka dengan cewek gendut.

Arkan membutuhkan waktu tiga hari untuk bisa mengingat nama bias Emily. Emily sering memutar bola mata seakan Arkan idiot gila yang tak bisa mengingat satu nama. Emily pernah mencak-mencak di depan Arkan karena ia terus menurus memanggil biasnya Jung-jung. Gengsi karena reputasi sebagai lulusan PhD terbaik di pertaruhkan, akhirnya Arkan menghafal nama 'Jungkok' dan member BTS lainnya layaknya mantar sihir.

Arkan pulang lebih cepat dari biasanya. Begitu ia masuk, ia kira speaker dirumahnya pecah. Lagu BTS dan TXT yang seminggu ini biasa dia dengar bergema di seluruh ruangan dengan volume diatas rata-rata.

"Em?" Arkan memanggil Emily, tapi tak ada sahutan. Tentu saja, suaranya kalah dari suara speaker di ruang keluarga. Arkan bergegas ke sumber suara berharap salah satu dari dua perempuan yang menghuni rumahnya sadar dia telah pulang.

Ketika mendapati rumah kosong Arkan kembali berteriak, kali ini memanggil Audrey. "Audrey." Tenggorokan Arkan perih, dia mengumpat karena butuh waktu untuk kembali mengeluarkan suaranya memanggil di antara suara musik yang menggema di rumah. Ia tak tahu apakah musik yang menggema dirumahnya milik BTS atau TXT. Yang pasti salah satunya. Karena Emily sangat menyukai mereka hingga membuatnya geleng-geleng kepala.

" Hei, dimana kalian?"

Arkan mencari remote speaker di antara tumpukan bantal sofa di ruang keluarga. Insting yang mulai terasah sejak mengamati kebiasaan Emily menaruh barang sembarangan. Dia meraih remot speaker, dan mematikan musik yang membuat suaranya tak terdengar, dan gendang telinganya pecah.

"Emily? Audrey?" Arkan kembali berteriak, kali ini ia yakin suaranya terdengar ke seluruh penjuru rumah.

"Kami disini." itu suara Emily. Dia melirik lantai 2, dan bergegas naik. Arkan mendapati Audrey dan Emily sedang berada di ruang olah raga. Terakhir kali, Audrey melarangnya mengurangi porsi makan. Dengan ahli Audrey menawarkan solusi agar Emily mulai olah raga, alih-alih mengurangi porsi makannya. Dan Audrey berhasil. Seminggu sudah, dan Emily rutin berolah raga bersama Audrey. Emily juga ikut lari pagi bersama mereka di hari libur.

Arkan membuka pintu yang sedikit renggang. Mendapati Audrey dalam pose aneh bin ajaibnya. Entahlah, ia tak dapat mendeskripsikannya. Tangannya menumpu di lantai, sementara kakinya melengkung ke udara. Tubuhnya meliuk seperti elastis girl dalam film Mr. Incredibles.

Arkan menonton dengan takjub. Dia terpaku didepan pintu, sementara Emily sibuk menyesap minumannya dan mengistirahatkan diri di ujung ruangan. Bajunya penuh keringat. Gadis itu mengambil ponselnya di lantai dan mulai mengambil foto Audrey. Matanya terlihat berbinar. Mungkin ini salah satu cara Audrey membujuk Emily untuk olah raga. Karena Arkan pernah mendengar Emily ingin belajar yoga. Arkan juga mendengar Audrey merekomendasikan kelas yoga pada adiknya.

The Future Diaries Of AudreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang