Jangan lupa vote and comment nya ya
terima kasih
###
Arkan
Sungguh, penghiburan yang terbaik di dapat dari orang yang tepat. Kau tak bisa menggantinya dengan satu juta orang yang memujimu.
***
Terpukau. Itu yang sekarang ia rasakan. Audrey didepannya, mengatakan ia bangga padanya. Keputusan yang dianggap semua orang salah, dianggap tepat olehnya. Mata Audrey yang penuh ke kaguman, senyum bahagia diwajahnya, lesung pipi kecil imutnya. Dia terpukau dengan tatapan kagum Audrey padanya dan cara perempuan itu memujinya tanpa niat lain. Kata itu seperti sihir sederhana, membuat beban berat dihatinya terasa lebih ringan. Kapan ia merasakan dipuji begitu membahagiakan? Ia selalu menerima pujian yang memberatkan dari orang lain. Arkan mengerjap. Ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Tidak, sejak tuntutan orang tuanya tak lagi bisa ia penuhi. Ia benci harus menuruti kemauan orang tuanya yang tidak ada habisnya. Ia benci harus berpura-pura baik dan sempurna didepan semua orang yang mengenal orang tuanya.
Masa remajanya dihabiskan untuk menuruti semua kemauan mereka. Jika ia tak berhasil dan tak sesuai dengan tuntutan mereka, mereka marah dan saling menyalahkan satu sama lain. Saling berdebat dan adu mulut. Arkan muak dengan orang tuanya. Bagi ia dan adik-adiknya orang tua mereka selalu menuntut tanpa mau memberi. Arkan tak pernah ingat apakah ia pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Seingatnya ia tinggal dan diasuh oleh pembantu mereka. Hingga orang tua mereka bercerai dan Arkan serta adik-adiknya cukup mampu untuk mengambil keputusan sendiri dalam hidup mereka.
Orang tua Arkan jelas bukan tipe orang tua penyayang. Mereka selalu sibuk. Menyelamatkan nyawa banyak orang lebih penting dibandingkan berkumpul bersama keluarga. Mamanya, tipe perempuan perfeksionis sejati. Baik karir, pernikahan, anak, hingga strata sosialnya haruslah sempurna. Sehingga Arkan dan adik-adiknya di tuntut untuk terus mencapai kesempurnaan yang diinginkannya. Dia juga orang yang paranoid. Apalagi dengan trek record papa yang dulunya suka main wanita. Akhirnya Papa kalah bersaing dalam pertempuran 'siapa paling hebat' yang mereka selenggarakan diam-diam. Menyebabkan retaknya hubungan kedua orang tuanya. Tiga tahun sejak papa dan mamanya pisah ranjang, menyebarkan perang dingin di rumah. Sebagai anak pertama, ia harus menjadi perantara keduanya, melindungi adik-adiknya dari kekacauan orang tuanya. Itulah alasan ia mulai memberontak dengan mengambil jurusan yang tidak diinginkan orang tuanya, dan pergi jauh dari mereka.
Arkan selalu diliputi rasa kesal, sinis, marah dan kecewa. Tapi tidak dengan terpukau. Ini perasaan baru yang ia kenal dari Audrey.
"Pasti berat, tapi kau melaluinya. Bagaimana dengan sekarang? Apa orang tuamu mengakui keberhasilanmu?"
Arkan berdeham. "Itu memang berat." Namun, itu keputusan yang tak pernah ia sesali. Arkan terdiam sebentar. "Tidak secara langsung. Mereka hanya diam. Sejak kedua orang tuaku bercerai aku lebih merasa bebas. Mereka tak lagi mencampuri urusanku."
"Orang tuamu bercerai?" Audrey menegakkan kepalanya. Wanita itu terlihat terkejut.
Arkan menaikan alisnya. "Informasi ini tidak ada tersebar di kantor?" Audrey menggeleng dengan nada geli Arkan. "Tidak, aku tak pernah mendengar kalau orang tuamu sudah bercerai."
"Menimbang kau tak mengetahuinya, berarti karyawan kantor juga tak tahu masalah ini."
"Kenapa kau berfikir seperti itu?"
"Kau itu ratu gosip. Coba bilang padaku, informasi apa saja yang tak kau tahu di kantor?"
Audrey mendengus, dia sadar dia sering mengobrol dan bergosip dengan karyawan kantor. Sehingga dia tahu apa saja yang terjadi di kantor. Arkan sering melihat dia mengobrol hingga lupa waktu dengan karyawan kantor. Audrey tak bisa membela diri, dia memang salah. Setidaknya citra ratu gosip di mata Arkan sudah merupakan hal positif, dibandingkan admin lambeturah. Itu lebih menggelikan. Sekarang dia sadar apa yang dipikirkan karyawan lain tentangnya. Mungkinkah mereka juga mengira ia tukang gosip? Dia malu dengan kenyataan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Future Diaries Of Audrey
RomanceAudrey sangat mencintai romantisme. Dia penulis. Dan impiannya adalah mendapatkan kesempatan merasakan romantisme, cinta sejati, dan hidup bahagia selamanya. Kali ini, Audrey diberi kesempatan untuk menulis novel yang di mimpikannya. Meskipun ia har...