[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Andra Vakenzo Wijaya, seorang ketua geng motor Braves yang dikenal karena sifat ganasnya dan kejam. Andra itu bagaikan seorang dewa kematian di ATLANTIS HIGH SCHOOL. Andra itu tak takut kepada siapa pun kecuali orang tuanya...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ezra menarik Lea sampai didepan toilet wanita kemudian melepaskannya, ia menatap Lea yang dari tadi diam tidak mengeluarkan suara.
"Lo tunggu disini bentar," ujarnya kemudian hendak pergi namun Lea segera menahan tangannya membuatnya kembali menoleh menatap Lea bingung.
Lea akhirnya melepaskan tangannya, "Lo mau kemana?"
Ezra melirik sekilas baju bagian depan Lea yang basah karena terkena siraman Liora tadi. "Mau ambil baju dikoperasi."
Mendengar itu Lea langsung membulatkan matanya, harga baju disekolah ini tidak bisa dibilang murah. Bahkan harga nya cukup untuk uang jajan nya selama sebulan.
"Nggak! Nggak usah!" balas Lea cepat membuat Ezra menatap nya bingung, "Gue punya seragam lagi di dalam tas, dan kayaknya gue bisa pakai itu dulu."
Sebenarnya seragam yang ada di tas nya itu adalah seragam yang Andra kemarin berikan kepadanya, namun Lea tak tau. Andra memberikan itu untuknya atau justru meminjamkannya, ia tadi berniat ingin mengembalikan seragam itu kepada Andra.
Namun melihat kondisinya sekarang, ia membutuhkan seragam lain lagi untuk digunakan. Jadi mungkin dia akan mengembalikannya besok lusa lagi.
Ezra mengangguk, "Gue ambilin, tas lo warna apa?"
"Hah? Enggak usah! Biar gue ambil sendiri, lo bisa pergi dari sini sebelum ada yang lihat." kata Lea sembari menatap ke kanan dan kekiri untuk memastikan keadaan aman dan tidak ada yang melihat mereka.
"Emangnya kenapa kalau ada yang ngelihat?" tanya Ezra dengan mengangkat sebelah alisnya kebingungan.
Lea sedikit melongo mendengar perkataan Ezra, "Lo lupa kalau lo idola ratusan orang disekolah ini? Kalau ada yang lihat kita cuma berdua disini, bisa gue lagi yang kena sama mereka." tuturnya sambil menatap Ezra kesal.
Ezra menghembuskan nafasnya pelan kemudian mengangguk, "Gue tau, tapi nggak bakal ada yang lihat kita disini. Sekarang lo tanya gue, tas lo warna apa. Biar gue yang balik ke kelas lo terus ambilin seragam lo, karena kalau lo yang keluar bisa dipastiin kalau keadaan lo bakal lebih buruk dari yang sekarang."
Lea terdiam sejenak mendengar perkataan Ezra, benar juga sih apa yang diucapkannya. Ia memang sangat ingin mengganti baju nya karena tidak nyaman jika memakai seragam yang basah, ia ingin meminta bantuan temannya namun disini hanya ada Ezra.
