-2-

826 127 6
                                    

Jamkos adalah waktu yang paling disukai oleh Rose karena dia bisa kelapangan untuk melihat sosok yang disukai olehnya itu.

Seperti biasa, beberapa anak cowok akan melakukan latihan basket dilapangan sekolah makanya para siswi akan berkumpul untuk memberi dukungan.

Begitu juga dengan Rose. Dia sudah berada dilapangan bersama teman temannya.

"Oppa lo ganteng banget si" ujar Joy

"Iyain saja deh" sahut Rose.

"Lo memang adek yang baik deh. Oppa elo latihan saja elo sudah berada disini untuk memberi dukungan" timpal Jihyo.

Rose hanya tersenyum palsu. Tanpa teman temannya tahu, dia berada disana bukan untuk mendukung Jisoo namun dia ingin mendukung Jane, si sosok ketua osis ganteng yang menjadi cowok yang disukai olehnya secara diam diam itu.

"Jisoo Oppa sama Jane oppa itu pendek  tapi kenapa mereka bisa bermain basket si?" Komentar Joy.

Rose sontak mendelik kearah temannya itu. Hey! Dia tidak terima dong doi nya dibilang pendek walaupun itu memang kenyataannya si.

"Tapi mereka memang punya bakat si. Buktinya saja sekolah kita sudah 2 tahun menjadi juara" sahut Jihyo.

"Eh, sudah mau mula tuh!" Ujar Joy heboh.

Mereka bertiga akhirnya fokus menatap latihan basket yang sudah bermula itu.

Rose menggigit bibir bawahnya ketika melihat Jane tersungkur jatuh gara gara didorong oleh pihak lawan "Berani banget tuh cowok dorong masa depan gue! Gue pites juga tuh orang!" Dumel Rose dengan pelan.

"JANE OPPA, SEMANGAT!!" teriak Rose tanpa sadar.

Sontak perhatian teman temannya tertuju kepadanya "Loh, kok elo malah memberi semangat buat Jane Oppa? Kenapa tidak memberi semangat buat Oppa elo?" Tanya Joy curiga.

"Ya kan ketua basket itu Jane Oppa jadi Jane Oppa harus semangat dong agar tim nya bisa menang" sahut Rose beralasan dan untung saja kedua temannya itu mempercayainya.












Latihan basket sudah selesai dan sekarang Jisoo merangkul Jane menghampiri sang adek yang berada di bangku penonton. Joy sama Jihyo sudah tidak ada disana soalnya mereka dipanggil keruang guru.

"Dek, haus nih" ujar Jisoo.

"Nih" Rose menyerahkan sebotol air untuk sang Oppa "Buat Jane Oppa juga ada kok" dengan malu malunya Rose ikut memberikan sebotol air untuk Jane.

Dengan gummy smilenya Jane menerima air pemberian dari Rose "Terima kasih" ujarnya dan langsung meminum air itu "Terima kasih juga karena sudah teriak memberi semangat untuk aku" lanjut Jane membuatkan pipi Rose merona merah.

"Dih, seharusnya kamu memberi semangat buat Oppa, bukan buat si Jane ini" dumel Jisoo.

"Jane Oppa ini ketua tim jadi aku harus menyemangati dia dong agar tim kalian bisa menang" seperti tadi, Rose kembali memberi alasan.

"Alasan" gumam Jisoo yang sudah memahami sang adek.

Jane hanya tersenyum kecil "Jis, gue duluan ya. Gue harus keruangan osis" pamitnya.

"Iya" sahut Jisoo.

"Rose, aku duluan" Jane tersenyum kepada Rose dan dia berganjak pergi dari sana.

"Ganteng banget si tuh orang!!!" Teriak Rose tertahan dengan tangannya yang sudah memukul pundak Jisoo.

Dahlah, Jisoo hanya bisa pasrah saja si. Dia sudah biasa ditabok soalnya.















:
:

"Apa ada yang ingin kalian sampaikan?" Tanya Jane yang berdiri didepan osis yang lain.

"Tidak ada Sunbae" sahut wakil osis 

Jane mengangguk "Ya sudah. Kalau kalian sudah tidak ada apa apa yang ingin disampaikan, kalian bisa kembali kekelas kalian. Dan ingat, pastikan upacara besok pagi tidak ada siswa siswi yang bolos!" Tegasnya diakhir kata.

"Baiklah Sunbae!" Akhirnya para anggota osis berganjak keluar dari ruangan itu.

"Besok ada upacara apa si?" Jisoo tiba tiba muncul dengan watadosnya.

Jane menatap sahabatnya itu dengan datar "Lo nguping?"

"Tidak sengaja kok" sahut Jisoo beralasan.

Jane menghela nafasnya "Besok ada upacara untuk menyambut kedatangan guru yang baru si. Acaranya tidak lama kok tapi semua siswa harus ada di aula besok pagi" jelasnya.

Jisoo mengangguk paham "Tugas elo pasti berat ya. Lo harus memastikan semua siswa tidak bolos" komentarnya.

"Ya makanya gue butuh bantuan elo Jis. Elo cocok jadi pembantu ketos. Kenapa lo tidak ingin menjadi osis si?"

"Urusan gue saja belum gue selesaikan masa gue harus menyelesaikan urusan sekolah" sahut Jisoo santai.

"Terserah lo saja deh" ujar Jane dengan malas.

"By the way, gue memang mencari elo karena gue butuh bantuan elo nih" ujar Jisoo.

Dahi Jane mengernyit "Bantuan apa?"

"Nanti pulsek gue punya urusan. Bisa elo bantu gue menghantar adek gue pulang?" Tanya Jisoo sedikit memelas. Dih, ini akting saja si. Ini semua juga gara gara Rose yang meminta bantuan darinya.

"Memangnya apa urusan elo? Pacar saja elo tidak ada si" cibir Jane.

"Ada dong" sahut Jisoo "Jadi apa elo bisa bantu gue? Kalau tidak bisa gue bakalan ngomong sama Rose untuk pulang jalan kaki saja deh. Duh, kasian sekali adek gue"

"Lo ngomong saja sama dia, nanti pulsek gue tunggu di parkiran" ujar Jane berganjak pergi meninggalkan Jisoo.

"Demi adek" gumam Jisoo bergegas menyusul sahabatnya itu.











  Tekan
   👇

Sincérité de l'amour ✅Where stories live. Discover now