-25-

600 96 4
                                    

Perut Rose sudah mula kelihatan karena kandungannya sudah memasuki usia 8 bulan. Dia selalu mengalami ngidam dan Jane yang memang suami yang baik itu langsung menuruti keinginan sang istri.

Sekarang, jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan Rose berada sendirian di mansion. Jane sudah berangkat bekerja. Buat pengetahuan semua juga, Jane sudah lulus kuliah dengan nilai yang terbaik dan sekarang dia sudah sepenuhnya fokus bekerja di perusahan peninggalan sang Mama.

"Cantik sekali" gumam Rose menatap baju baju bayi yang sudah dibelinya itu. Dia sudah tidak sabar menunggu anaknya itu lahir.

Ding dong~

Dahi Rose mengernyit. Siapa yang bertamu? Apa itu teman temannya?

Ceklekk

Raut wajahnya yang tadinya penasaran itu langsung berubah menjadi kaget ketika melihat sosok yang berdiri didepan pintu "Suzy-ssi"

"Hey, tidak sopan sekali. Aku ini Mama Jane" ujar Suzy

"Ah, maaf Ma" ujar Rose. Dia kaku untuk memanggil Suzy dengan panggilan Mama soalnya Suzy hampir seumuran dengannya "Ayo masuk Ma"

Dengan santainya Suzy berjalan memasuki mansion itu. Dia berganjak duduk disofa dengan kaki yang disilangkan "Dimana Jane?"

"Jane Oppa lagi kerja" sahut Rose "Aku siapin minum duluan ya"

"Tidak perlu. Saya kesini sebentar saja" ujar Suzy "Duduk. Ada yang perlu kita bicara"

Rose langsung duduk. Jujur saja dia penasaran saat ini. Lagian siapa si yang tidak penasaran kalau tiba tiba didatangi oleh tetamu yang tidak pernah diduga? Ini pertama kalinya Suzy kesana karena selama ini Suzy ataupun Papa nya Jane itu tidak pernah mengunjungi mereka bahkan bertanya kabar juga tidak.

"Ada apa Ma?"

"Jujur saja sama saya, saya yakin itu bukan anak Jane" ujar Suzy melirik perut Rose.

"Maksud Mama apa!?" Tanya Rose kesal

Suzy tersenyum sinis "Kamu mau menikah sama Jane karena harta peninggalan Mama kandung Jane saja bukan? Dan saya yakin itu memang bukan anak Jane. Kamu hanya mempergunakan Jane"

"Apa Mama pikir aku cewek matre!? Aku tidak butuh harta Jane! Aku menikah sama Jane karena aku tulus mencintai dia dan aku memang hamil anak dia!"

"Tinggalkan Jane. Dia anak yang baik. Tidak cocok bersama kamu"

"Apa Mama pikir aku tidak tahu kalau Mama menikah sama Papa Jane juga gara gara harta Papa Jane?"

Suzy menatap Rose dengan kesal. Apa yang dikatakan oleh Rose itu ada benarnya. Sekarang dia tahu kalau Jane lebih kaya dari suaminya itu makanya dia meminta Rose untuk meninggalkan Jane agar dia bisa mengambil harta Jane.

"Jaga omongan kamu!" Sentak Suzy.

"Kenapa aku harus menjaga omongan aku!? Apa semua yang aku katakan itu ada benarnya?" Sahut Rose.

Plakkkk

Suzy yang terlalu kesal langsung menampar Rose dengan kencang membuatkan wanita itu meringis sakit.

"Kamu sama Jane tidak akan pernah bahagia!" Ujar Suzy sebelum berlalu pergi dari sana.

Rose mula terisak. Mungkin gara gara hormon ibu hamil, dia mula merasa ketakutan. Gimana kalau Suzy benaran memisahkan dia dengan Jane? Apa yang harus dia lakukan? Dia tidak ingin kehilangan Jane.

"Aku pulang!" Teriak Jane yang berjalan memasuki mansionnya itu.

"Hiks Oppa" Rose menghampiri Jane dan memeluk suaminya itu.

"Rosie!? Kenapa!?" Panik Jane.

Rose terus terisak didalam dakapan sang suami. Dia bahkan mencengkram jas yang dipakai suaminya itu.

"Hey, kenapa hurm?" Jane beralih menangkup kedua pipi Rose. Matanya memicing ketika melihat pipi sang istri yang sedikit bengkak itu "Ini pipi kamu kenapa!?"

"Hiks ditampar" sahut Rose sesenggukan.

"Siapa yang sudah berani menampar kamu!?"

"Hiks Mama tiri kamu"

Mata Jane melotot "Suzy!? Dia kesini!?"

Bak anak kecil, Rose mengangguk dan menceritakan segalanya yang terjadi.

"Hiks ini memang anak kamu. Tolong percaya sama aku" isak Rose.

"Sayang, dengarin aku" Jane menghapus air mata Rose menggunakan jempolnya "Aku percaya kalau ini anak aku. Aku bahkan tidak pernah ragu. Jangan dengarin omongan wanita tidak jelas itu ya. Aku mencintai kamu sama anak kita"

"Janji ya jangan tinggalin aku"

"Aku janji"
















Jane menatap wajah polos istrinya yang lagi tidur disampingnya itu. Dia punya sedikit masalah diperusahan namun setelah melihat wajah sang istri, masalahnya seakan hilang bahkan dia merasa tenang.

Cup

Dikecupnya dahi Rose sekilas sebelum berganjak turun dari kasur. Dia menyambar ponselnya dan berlalu keluar dari kamar.

"Pa"

"Apa? Tumben kamu menelfon Papa?"

"Aku tidak mau basa basi. Mendingan Papa ngomong sama istri Papa untuk tidak mengganggu istri aku! Tadi dia kesini dan menampar Rose"

"Kamu jangan menuduh Suzy seperti itu Jane! Tidak mungkin Suzy menampar istri kamu"

Jane menghela nafasnya dengan kasar "Jadi Papa mau bilang kalau Rose berbohong!? Ck, aku lebih percaya sama dia daripada kalian! Pokoknya Papa jaga saja istri Papa itu! Kalau dia kembali menyakiti istri aku, aku tidak segan segan untuk mengambil kembali saham perusahan aku dan Papa harus ingat kalau rumah yang ditinggali sama Papa itu atas nama aku! Aku bisa bikin Papa tinggal di jalanan bersama istri Papa itu! Aku tidak main main sama ucapan aku!"

Tut

Jane langsung mematikan panggilan itu tanpa mendengar balasan dari sang Papa. Apa yang dikatakan olehnya itu memang ada benarnya. Selama ini, semua kekayaan yang digunakan oleh Jungha itu adalah milik Mama kandung Jane yang sekarang sudah menjadi milik Jane.














  Tekan
    👇

Sincérité de l'amour ✅जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें