-23-

542 80 0
                                    

Liburan yang seharusnya berjalan dengan lancar itu terpaksa dibatalkan dan sekarang Jane bersama Rose sudah berada di bandara untuk kembali ke Korea setelah mereka mendapat kabar atas apa yang terjadi kepada Jisoo.

"Tenang ya, jangan panik" ujar Jane mengelus punggung tangan Rose.

"Aku takut By" lirih Rose

"Jisoo itu kuat. Dia pasti bertahan untuk orang orang yang dia cintai" ujar Jane.

Tidak butuh waktu yang lama, pengumumam tentang pesawat yang akan dinaiki oleh mereka akhirnya kedengaran. Dengan segera mereka bangkit untuk berjalan memasuki pesawat.














"Om, Tante, maafin aku. Semuanya salah aku" sedari tadi Lisa terus menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi. Matanya sudah sembab menandakan kalau dia terus menangis.

"Tidak apa apa Sayang. Tante mengerti kok. Jisoo melakukan itu semua karena dia ingin melindungi orang yang dia cintai" ujar Dara mengelus kepala Lisa.

Bersamaan dengan itu, seorang Dokter keluar dari ruangan operasi "Tusukannya sudah dijahit dan kondisi Jisoo-ssi sudah stabil. Untuk sekarang dia akan dipindahkan keruang inap" jelas sang Dokter.

Lisa bersama yang lain akhirnya bisa bernafas lega "Terima kasih Dok" ujar Jiyong.

Dokter itu mengangguk dan berpamitan pergi dari sana.












*
*

Jam sudah menunjukkan pukul 2 petang dan sekarang Lisa sudah berada disamping Jisoo yang belum sadarkan dirinya itu.

Kedua orang tua Jisoo sudah pulang untuk mandi dan istirahat karena Lisa yang memaksa mereka. Lagian mereka percaya si Lisa bisa menjaga Jisoo.

"Oppa, bangun" lirih Lisa menggenggam tangan Jisoo.

Seakan mendengar lirihkan itu, Jisoo perlahan lahan membuka matanya "L-Lisa-ya" ujarnya dengan suaranya yang serak.

"Oppa!" Lisa bergegas bangkit "Oppa tidak apa apa? Apa Oppa kesakitan!?" Tanyanya khawatir.

"I'm Jisoo I'm okay" sahut Jisoo

"Aku khawatir tahu!"

Jisoo tersenyum tipis "Cie, pacar aku khawatir" godanya.

Pipi Lisa bersemu merah. Dia bahkan lupa kalau Jisoo sempat memintanya untuk menjadi pacarnya "Oppa nembak aku tidak romantis" ujarnya pura pura protes.

"Ya karena waktu itu aku pikir aku bakalan mati dan aku masih bisa menjadi sebahagian dari hidup kamu walaupun hanya satu detik" jelas Jisoo.

"Jangan ngomong seperti itu ihh! Aku tidak mau ya ditinggal sama Oppa!"

"Benaran tidak mau ditinggal? Ya sudah, sini cium"

Lisa melotot "Maksud Oppa!?"

"Sini, cium pipi aku dong. Nanti aku bakalan cepat sembuh loh"

"Dih, yang ditusuk itu perut Oppa, bukan pipi"

Walaupun protes, Lisa tetap saja membungkuk dan mengecup pipi sang pacar. Dengan senang hati Jisoo membiarkan Lisa mengecup pipinya.

"Bisa bisanya kalian romantis disaat yang seperti ini"

Mereka sontak kaget ketika mendengar suara itu. Ditatapnya kearah pintu ruang inap dan terlihatlah sosok Jane bersama Rose "Kalian!? Bukannya kalian masih di Hawaii?" Kaget Lisa.

"Kita khawatir pas tahu Jisoo Hyung masuk rumah sakit makanya kita langsung kesini" sahut Jane.

"Lah, sejak kapan lo manggil gue Hyung huh?" Timpal Jisoo.

"Sejak lo menjadi abang ipar gue" santai Jane.

"Oppa" Rose menghampiri Jisoo "Oppa kenapa bisa ditusuk huh? Aku khawatir tahu" ujarnya yang hampir menangis itu.

"Hey, Oppa tidak apa apa kok. Jangan khawatir ya" bujuk Jisoo menampilkan senyuman hangatnya.

"Oppa lo menyelamatkan gue dari orang yang ingin melecehkan gue si terus ketusuk deh" jelas Lisa "Maaf ya. Gara gara gue, Oppa elo seperti ini" lanjutnya.

"Tidak apa apa Li. Gue senang karena lo baik baik saja. Lagian gue yakin Oppa gue juga tidak mau melihat orang yang dia cintai terluka si" sahut Rose.

"Ngomong ngomong, kalian sudah jadian nih?" Timpal Jane.

"Iya dong. Nanti gue bakalan nikahin dia" sahut Jisoo.

"Siapa yang mau menikah?"

Mereka kembali menatap kearah pintu ruang inap. Terlihatlah Irene yang menghampiri mereka bersama keluarganya.

"Eonnie!!" Rose beralih memeluk sang Eonnie "Kangen" rengeknya.

"Duh, si bumil kangen Eonnie hurm?" Dengan senang hati Irene membalas pelukan sang adek.

"Gimana keadaan kamu Ji?" Tanya Seulgi.

"Mendingan si. Tapi luka tusukannya masih nyeri" sahut Jisoo.

"Om jangan sakit sakit dong. Nanti aku nangis loh" timpal Yerim sedih.

"Jangan khawatir ya. Om baik baik saja" ujar Jisoo menenangkan ponakannya itu.

"Jadi, siapa yang mau nikah?" Tanya Irene

"Ya aku lah, masa Jane" sahut Jisoo "Kalau Jane mau menikah lagi, yang ada tupainya bakalan ngamuk" lanjutnya membuatkan sang adek mendelik sebal.

"Memangnya kalian sudah siap untuk menikah?" Tanya Irene menatap Jisoo dan Lisa secara bergantian.

"Aku siap si" sahut Jisoo "Lagian sekarang juga aku sudah mula bekerja di perusahan Papa"

"Aku sudah siap tapi aku harus ngomong sama orang tua aku duluan" ujar Lisa.

Irene mengangguk paham "Ji, nanti pas kamu sembuh, kamu harus ketemu sama orang tua Lisa duluan"

"Baiklah Nuna" sahut Jisoo.













  Tekan
    👇

Sincérité de l'amour ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt