-7-

512 78 4
                                    

Hari demi hari berlalu dan Rose bersama  Lisa sudah lulus dari sekolah dan mereka menyusul Jisoo dan Jane yang sudah lama berkuliah di sebuah kampus.

Ini adalah hal yang paling ditunggu tunggu oleh Rose soalnya dia akan kembali bertemu sama sosok sang pujaan hati.

Tanpa Rose tahu, ini juga hari yang ditunggu tunggu oleh Jane soalnya dia juga akan bertemu sama sosok Lisa yang masih menjadi cewek incarannya.

"Akhirnya kita bareng lagi ya" ujar Jisoo merangkul Jane.

"Jane Oppa pasti senang bukan?" Tanya Lisa berniat untuk menggoda Jane.

"Senang dong soalnya kalian kuliah disini juga" sahut Jane.

"Bilang saja Oppa senang karena bisa bersama Rose lagi" Lisa kembali menggoda membuatkan Rose langsung mencubitnya. Jane pula hanya tersenyum kaku.

"Jisoo Oppa, kita berada di jurusan yang sama bukan? Apa Oppa bisa menemani aku ke kelas aku?" Tanya Lisa.

"Ah, iya. Ayo" sahut Jisoo.

"Bye Roje, gue duluan ya" pamit Lisa menarik Jisoo pergi dari sana.

Jane menatap kepergian mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia sadar kalau Jisoo adalah sahabatnya namun dia tidak bisa menahan rasa kesalnya itu.

"Oppa kenapa?" Tanya Rose menyadari raut wajah Jane.

"Ah, tidak apa apa" sahut Jane tersenyum tipis "Aku kekelas duluan ya" pamitnya berganjak pergi meninggalkan Rose yang menatapnya bingung.



















Kelas pertama sudah berakhir dan sekarang kedua sahabat itu lagi bersantai dikantin untuk menikmati makan siang mereka "Hari pertama saja sudah ribet" gerutu Lisa.

"Memangnya elo ngapain?" Tanya Rose.

"Tadi bu Jess minta gue siapin tugasan" adu Lisa "Menyebalkan banget si" lanjutnya menggerutu.

Rose terkekeh kecil "Yang sabar saja deh. Elo sendiri yang memilih untuk kuliah di jurusan music bukan?"

Lisa menghela nafasnya "Iya juga si. Tapi kenapa elo tidak ikut masuk jurusan music? Bukannya elo cinta banget sama music?"

"Kakek gue dulu pengacara dan gue bangga banget sama dia. Sekarang gue sudah bertekad kalau gue ingin mengikuti jejak langkah kakek gue makanya gue memutuskan untuk kuliah di jurusan hukum" jelas Rose.

Lisa mengangguk paham "Ngomong ngomong, apa elo masih ingat sama kejadian di sekolah dulu?"

"Kejadian yang mana?"

"Ada bunga sama chocolate di loker gue setiap pagi"

"Ah, majja" sahut Rose "Sekarang lo pasti tidak akan mendapatkan bunga sama chocolate itu lagi"

Lisa mempoutkan bibirnya "Kira kira siapa ya yang mengirim bunga sama chocolate itu?"

"Penggemar elo kali" sahut Rose. Sejujurnya, dulu ketika Lisa pertama kali mendapat bunga dan chocolate, dia beranggapan kalau semua itu adalah dari Jane namun dia berusaha menepis pemikirannya itu. Dia seakan berusaha untuk menolak fakta.

"Lisa-ssi" seorang siswa menghampiri mereka.

"Hurm?" Sahut Lisa

"Ini ada titipan untuk kamu"

Lisa mengambil pemberian dari siswa itu "Terima kasih"

Siswa itu mengangguk dan berganjak pergi dari sana.

"Bunga sama chocolate?!" Kaget Lisa

"Siapa si yang mengirim semua ini?" Bingung Rose "Apa jangan jangan dari Jane Oppa?"

"Lo gila?!" Seru Lisa "Tidak mungkin lah. Dia sukanya sama elo, bukan gue"

"Apa elo tidak sadar kalau elo sudah tidak mendapatkan bunga sama chocolate setelah Jane Oppa sudah tidak bersekolah lagi?" Tanya Rose.

"Ah, tidak mungkin" sangkal Lisa "Lagian Oppa elo juga sudah tidak bersekolah sama seperti Jane Oppa" lanjutnya.

"Jadi elo mau bilang kalau bunga sama chocolate itu dari Oppa gue?" Tanya Rose

Lisa tersenyum malu "Ya anggap saja seperti itu"

"Jangan bilang kalau elo suka sama Oppa gue?!" Tebak Rose menatap Lisa dengan mata melotot.

Lisa terkekeh kecil "Lo harus siap untuk memanggil gue kakak ipar elo"

"Halu jirrrr!"

Dengan santainya Lisa mencolek dagu Rose "Hai adek ipar"

"Geli Lalisa!!" Kesal Rose dibalas suara tawa Lisa. Duh, Lisa memang suka bikin si Rose darah tinggi.

Tanpa mereka sadar, ada sosok Jane yang menatap mereka dari jauh. Dia tidak bisa mendengar apa yang dilontarkan oleh kedua yeoja itu namun dia ikut tersenyum ketika melihat senyuman Lisa. Ah, yeoja incarannya itu benar benar menggemaskan.

"Ngelihat apaan bro?" Tanya Jisoo tiba tiba muncul disamping Jane. Dia ikut menatap kearah yang ditatap oleh sahabatnya itu "Cie, lihatin adek gue huh" godanya.

"Tidak ya" bantah Jane.

"Jujur saja deh. Gue tidak masalah kok kalau elo ingin menjadi adek ipar gue. Gue pasti akan menjadi abang ipar yang baik untuk elo" ujar Jisoo percaya diri.

"Terserah lo saja deh" sahut Jane berganjak pergi meninggalkan Jisoo.

"Dih, gue ditinggal. Untung saja elo calon adek ipar gue" gumam Jisoo bergegas menyusul Jane.















  Tekan
   👇

Sincérité de l'amour ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang