-26-✅

970 89 4
                                    

Sejak kejadian Jane mengancam Papanya itu, Suzy tidak lagi mengganggu Rose bahkan sekarang usia kandungan Rose sudah memasuki 9 bulan.

Sekarang, Jane lagi memijit kaki istrinya yang bengkak itu "Apa ada sesuatu yang kamu mau makan?" Tanya Jane

"Tidak ada" sahut Rose

"Tumben?" Bingung Jane.

"Sepertinya Baby Kim sudah siap untuk keluar. Perut aku tidak nyaman" ujar Rose.

Mata Jane melotot "Perut kamu sakit!?"

"Sedikit"

"Kita kerumah sakit sekarang ya"

Melihat raut wajah panik sang suami membuatkan Rose hanya mengangguk. Dengan segera Jane membantu Rose turun dari kasur dan dia menuntun istrinya menuju kemobil. Mereka tidak perlu pusing memikirkan kelengkapan calon bayi karena semuanya sudah Jane siapkan didalam jok belakang mobil.












Setibanya di rumah sakit, Rose harus dipindahkan keruang inap. Dia masih harus menunggu pembukaannya yang masih belum lengkap itu.

Jane pula setia disamping Rose dengan tangannya yang menggenggam tangan sang istri "Keluarga kamu sudah on the way kesini. Mereka juga khawatir sama kamu"

Rose menggenggam tangan Jane dengan erat "Aku takut" adunya.

"It's okay. Semuanya bakalan baik baik saja. Aku tahu kamu kuat. Terus berjuang ya. Aku akan menemani kamu"

"Benaran?"

"Iya sayang" sahut Jane mengecup dahi sang istri yang sudah berkeringat itu.

Ceklekk

Mereka menatap pintu ruangan yang dibuka itu. Terlihatlah Jiyong, Dara bersama Jisoo dan Lisa yang menghampiri mereka.

"Mama" panggil Rose.

"Anak Mama harus kuat ya" ujar Dara mengelus kepala Rose.

"Aku takut Ma" adu Rose.

"Jangan takut. Ada suami kamu yang akan menemani kamu bukan? Mama yakin anak Mama ini kuat. Bertahanlah untuk suami dan anak kamu ini" nasihat Dara diangguki oleh Rose.

"Rasanya seakan mimpi ya. Sahabat gue bakalan melahirkan" ujar Lisa membuatkan Rose terkekeh kecil.

"Lo juga harus segera menyusul gue Lis"

"Nanti deh" sahut Lisa







Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore dan Rose akhirnya dibawa masuk keruangan persalinan.

Seperti janjinya, Jane ikut masuk untuk menemani sang istri yang akan berjuang itu. Keluarga mereka hanya menunggu diluar dengan terus berdoa untuk keselamatan si ibu dan calon bayi.

Perjuangan Rose benar benar membuatkan Jane hampir menangis. Calon ayah itu hanya mampu menggenggam tangan sang istri dengan terus memberikan kata kata semangat.

Akhirnya, setelah hampir 2 jam berjuang, lahirlah seorang bayi perempuan yang cukup sehat. Bayi itu dibersihkan dan langsung dibawa kepada sang Mommy.

"Hey, don't cry" ujar Jane menghapus air mata sang istri.

"Aku terharu By" ujar Rose menatap sang anak yang berada di gendongannya.

"Aku bangga sama kamu" ujar Jane mengecup dahi sang istri.













5 bulan kemudian~

Baby Kim kini sudah berusia 5 bulan dan wajahnya persis seperti Jane ketika masih bayi.

Jenniefer Kim yang bisa dipanggil Jennie, itulah nama anak mereka. Perpaduan Jane dan Rose membuatkan Jennie mempunyai pipi gembul yang cukup menggemaskan.

"Unchhh, gemoy sekali anak Daddy" sedari tadi Jane terus mengecup pipi gembul sang anak membuatkan anaknya itu terus tersenyum.

Ding dong~

"Biar aku saja" Jane memberikan Jennie kepada Rose dan dia bergegas kearah pintu.

Ceklekk

Badannya menegang ketika melihat sosok yang berdiri didepannya itu "Untuk apa Papa kesini!?" Dinginnya.

"Apa salah Papa ingin melihat cucu Papa?" Sahut Jeongha yang ternyata datang bersama Suzy.

"Memangnya Papa peduli sama cucu Papa itu huh?" Sinis Jane.

"Hubby, biarin Papa masuk!" Ujar Rose yang ternyata mendengar segalanya itu.

Jane mendengus "Masuk saja"

Dengan segera Jeongha dan Suzy mengikuti langkah Jane untuk menghampiri Rose.

"Silakan duduk Pa" ujar Rose sopan.

"Katakan, apa tujuan kalian kesini" ujar Jane menatap sang Papa dengan datar.

Jeongha menghela nafasnya dengan kasar "Maafin Papa. Papa sadar kalau Papa sudah menjadi sosok Papa yang buruk untuk kamu. Papa bahkan tidak datang dihari kelahiran anak kalian karena Papa malu. Papa malu sama kelakuan Papa. Selama ini Papa bahkan tidak peduli sama kalian dan Papa benar benar menyesalinya. Tolong maafin Papa"

"Apa Papa serius?" Tanya Jane.

"Hubby, sudahlah. Papa juga sudah menyesal. Kita beri saja peluang kedua untuk Papa" ujar Rose

Jane menghembuskan nafasnya dengan kasar "Jane juga mau minta maaf sama Papa karena sudah kurang ajar sama Papa selama ini. Jane hanya mau Papa sadar kalau Papa masih punya Jane"

"Tidak apa apa Jane. Papa mengerti. Papa juga merasa bersalah sama Mama kamu"

"Aku yakin Mama sudah memaafkan Papa"

"Rose, Jane, aku juga mau meminta maaf atas kelakuan aku selama ini" ujar Suzy tulus.

"Tidak apa apa Ma. Aku sama Oppa sudah memaafkan Mama sama Papa" sahut Rose membuatkan Suzy tersenyum lega.

Jeongha ikut tersenyum setelah melihat masalah keluarganya yang sudah selesai itu "Bisa Papa menggendong anak kalian?"

"Bisa Pa" sahut Rose. Jane mengambil Jennie dari gendongan Rose dan memberikannya kepada Jeongha.

"Siapa namanya?" Tanya Suzy.

"Jenniefer Kim. Bisa dipanggil Jennie" sahut Rose.

"Aigo, cucunya Opa cantik sekali" ujar Jeongha menatap wajah sang cucu yang menggemaskan.

Jane merangkul Rose dari samping "Akhirnya kebahagiaan menghampiri kita. Terima kasih karena sudah hadir didalam hidup aku"

"Aku bahagia karena bisa menjadi milik kamu" sahut Rose.

"Your Sincérité de l'amour is my happiness" ujar Jane mengecup dahi Rose dengan penuh cinta.











The End ✅

*Your Sincérité de l'amour is my happiness*
-Ketulusan cintamu adalah kebahagiaanku-

*Sincérité de l'amour*
-Ketulusan cinta-

Finally ending!! Terima kasih untuk kalian yang masih setia sama cerita ini sehingga akhir.... Semoga ketemu lagi di cerita yang selanjutnya... See you soon😊

  Tekan
   👇

Sincérité de l'amour ✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora